54.

3.2K 352 13
                                    

"Selamat pagi, Kim Y/n.."

Y/n mendongak, berusaha memperlihatkan senyumnya pagi ini pada saudarinya yang sekarang tampak sangat ceria. Namun tidak dengannya, hari ini ia tidak bersemangat. Bukan karena ia punya masalah dengan gadis yang sekarang dengan lahap memakan sarapannya itu, namun ini karena percakapannya dengan ibunya kemarin di telepon.

Hallo..

Hallo, Mom? Ada apa?

Y/n, sayang. Bagaimana kabarmu? Mommy merindukanmu.

I'm fine. Mommy bagaimana?

Mommy sangat merindukanmu, kapan kau akan kembali ke London? Daddy mu sudah bertanya terus pada Mommy.

Aku tidak ingin kembali, Mom. Aku ingin disini, mengambil kembali kebahagiaan masa kecilku yang hilang, Mom.

Tapi Daddy mu akan sangat marah jika dia tau.

Biarkan Daddy tau, Y/n tetap akan tinggal disini walau Daddy akan marah.

Y/n, kau tidak rindu Mommy?

Aku rindu Mommy dan Daddy, tapi aku tidak mau kembali dan terkekang lagi. Aku ingin bebas, Mom. Ma'af karena aku membantah Mommy dan Daddy.

Kau akan pulang, kan?

Tidak, Mom. Aku akan tetap disini.

Tapi-

Mommy sayang Y/n, kan? Mommy ingin Y/n bahagia, kan? Tapi bukan seperti ini, Mom. Mommy dan Daddy memang memanjakan Y/n dengan kekayaan dan semua fasilitas, Y/n tau kalau Mommy dan Daddy sayang pada Y/n. Tapi bukan harta yang Y/n butuhkan, melainkan kalian. Y/n ingin kasih sayang, tapi bahkan kalian tidak mau melihat bocah kecil itu yang kesepian ini karena workahollic kalian. Y/n hanya ingin waktu kalian, tapi kalian tidak bisa memberikannya. Kalian sibuk dengan pekerjaan kalian dan melupakan Y/n.

Y/n, kami.. Kami ingin kau bahagia.

Dengan cara terus meninggalkan Y/n dengan alasan bekerja tidak akan membuat Y/n bahagia, Mom.

Ya.. Mommy dan Daddy minta ma'af. Kau pulang yah..

Tidak, Mom. Aku sudah menemukan rumahku disini.

Y/n... Hahhh.. Mommy hanya ingin berpesan. Jaga kesehatanmu, Mommy sangat merindukanmu.

Terimakasih, Mom. Y/n juga rindu Mommy dan Daddy.


"Kim Y/n! Hya kau malah melamun.. Ayo kita akan terlambat..."

Y/n mengerjap. "Ahh.. Ne."

...

Selama perjalanan didalam mobil, bahkan sampai perjalanan menyusuri lorong kampus, wajah cantik Kim Y/n terlihat sangat tidak bersemangat. Sohyun sudah menyadarinya dari awal, sejak Y/n melamun di ruang makan tadi pagi, namun ia belum berniat menegur.

"Y/n, are you ok?" namun kali ini rasa penasarannya sudah diambang batas, jadi ia beranikan untuk bertanya.

Y/n menoleh pelan, seperti tidak memiliki daya, setelah itu tersenyum. "Nan gwaenchana.."

"Kau melamun terus.."

"Ahh.. Hanya perasaanmu saja. Oh ya, kelas berakhir pukul berapa?"

Sohyun tampak berpikir, mengingat-ingat sesuatu. "Sepertinya pukul 2, kenapa?"

"Nanti kau pulang dulu saja, aku ada urusan."

"Eh? Kau akan pulang terlambat?"

Y/n mengangguk.

"Ada apa?"

"Aku ada urusan dengan Jihoon nanti."

Sohyun membulatkan matanya, beberapa saat saja, kemudian matanya menyipit, menatap Y/n penuh intimidasi.

"Kau.. Punya hubungan apa dengan Jihoon? Kalian berkencan yah?"

"Hey. Bahkan aku baru kenal dengannya senin lalu. Tidak, kami hanya akan pergi ke taman dan membeli es krim."

Sohyun tersenyum lebar, memainkan alisnya, dan sesekali mencubiti lengan Y/n, membuat Y/n merintih sekaligus menatap Sohyun bingung.

"Jangan berbohong, kalian pasti berkencan. Atau kalau tidak, nanti Jihoon akan menembakmu. Wahhh.."

"Hey. Mana mungkin Jihoon melakukan itu, dia bukan pembunuh."

Sohyun memutar bola mata malas, ia hampir melupakan kalimat dengan garis merah besar berbunyi JANGAN BICARAKAN MASALAH BERKENCAN ATAU SEJENISNYA DENGAN SEORANG KIM Y/N. Jadi Sohyun memilih berlalu meninggalkan Y/n yang masih memasang wajah bingungnya.

...

Ketika kelas berakhir, Sohyun langsung pamit pada Y/n untuk pulang bersama Tzuyu dan Sofia. Sementara Y/n langsung menuju kantin menemui Jihoon yang menunggunya disana. Jihoon terlihat duduk di salah satu bangku kantin, menunggu Y/n.

"Ma'af aku lama, Sohyun tadi mengoceh dulu.."

Jihoon terkekeh. "Tidak lama kok. Kita berangkat sekarang?"

Y/n mengangguk. Jihoon beranjak dari duduknya dan berjalan lebih dulu menuju sebuah tempat di kampusnya, sementara Y/n menyusul dan sekarang berjalan di samping Jihoon. Ada sedikit rasa canggung ketika mereka bertemu langsung, berbeda saat mereka bertukar pesan hingga berdebat disana.

Langkah Jihoon terhenti di sebuah ruang dengan cermin besar di dua bagian dindingnya, Y/n menatap kagum tempat luas ini, practice room milik pecinta seni tari di vakultas ini.

Jihoon meletakkan tasnya dan melepas jas almamater vakultas yang ia kenakan, sementara Y/n mulai menggelung rambutnya dan juga melepas jasnya. Sebelumnya ke ruang ini, Y/n sudah mengganti setelan jeans dan sweeternya dengan training dan kaos biasa.

"Siap latihan?" tanya Jihoon, Y/n mengangguk.

Jihoon menghampiri laptopnya dan mulai memutar musik, Y/n terbawa alunan itu. Namun Jihoon mengarahkannya ke gerakkan yang benar, mereka berlatih bersama. Setelah sekian lama Y/n kehilangan musiknya, sekarang ia menemukannya kembali, bahkan ia menemukan hobby lamanya, menari.

Y/n sangat menikmati latihannya, dan  Jihoon juga membantunya dengan senang hati karena Y/n mudah menerima setiap gerakkan baru yang ia ajarkan.

"Kau hebat sekali, cepat sekali menangkap gerakkan yang kucontohkan."

"Terimakasih. Aku harus bekerja keras untuk seseorang."

"Siapa?"

"Dia. Yang membuatku merasa berguna, sekaligus membuatku merasa lemah."

Tbc~

MunLovea
Minggu, 20 Januari 2019

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang