52.

3.4K 366 30
                                    

Cekleck! Kriet..

Y/n menguap lebar, ia menekan tombol power pada ponselnya yang kemudian menyala, membuatnya harus menutup mata karena cahayanya yang terang.

Pukul 1 malam, Y/n mendengus kesal, kenapa ia harus haus di tengah malam seeperti ini, bahkan ini belum satu jam semenjak ia mulai tidur.

Y/n berjalan gontai menuju dapur, ia menghampiri lemari es dan mengambil air dingin disana. Dalam penerangan yang samar karena hanya satu lampu yang menyala, Y/n bisa melihat sesuatu lain yang menyala di meja makan. Y/n meneguk salivanya kasar, ia jadi merasa parno karena ini sudah tengah malam, apa salah satu Oppa nya masih terjaga?

Dengan keberanian yang hanya setengah-setengah, Y/n menghampiri sumber cahaya yang ia yakini berasal dari laptop yang menyala.

"Akh~ salah lagi.."

Y/n mengerjap pelan saat mendengar suara seseorang mengerang frustasi, ia kenal betul pemilik suara itu. Langkah pelannya membawanya menuju saklar untuk menyalakan lampu.

Klick!

"Akh~"

"Oppa?" Y/n berjalan mendekati orang yang sekali lagi meraung karena cahaya terang tiba-tiba menusuk indera penglihatannya.

"Y/n kau belum tidur?"

Y/n mendengus. "Harusnya aku yang tanya pada Oppa. Yoongi Oppa sedang apa tengah malam seperti ini sendirian, menghadap laptop, dan mengerang. Hey, apa Oppa menonton film horor? Kenapa tidak mengajakku. Aku sulit untuk tidur, harusnya Oppa bilang kalau mau menonton."

Y/n mengerucutkan bibirnya. Yoongi hanya terkekeh kecil lalu mengusap puncak kepala sang adik. Ia menggeser laptop agar Y/n bisa melihat apa yang ia kerjakan. Yoongi memasangkan salah satu kepala earphone pada telinga Y/n dan memutar lagu yang sedang digarapnya.

"Oppa-" Y/n tidak melanjutkan kalimatnya, nada itu seakan membungkamnya.

Lagu berakhir, Y/n mendongak menatap Yoongi yang tersenyum tipis kearahnya. Setelahnya, Y/n bertepuk tangan. Namun Yoongi langsung memegang kedua tangan sang adik dan menggeleng.

"Mereka akan terganggu.." Yoongi melirik kearah ruang keluarga yang dapat dilihat dari ruang makan, Y/n membulatkan mata.

"Oppa, kenapa Oppadeul tidak tidur di kamarnya?"

"Kami terbiasa seperti ini saat di dorm, jadi tidak masalah."

Y/n hanya mengangguk-angguk. Sekarang Y/n kembali fokus pada pekerjaan Yoongi yang terpampang didepannya. Yoongi kembali mengotak-atik benda itu, sementara Y/n menyimak.

"Kau sudah pernah mendengar lagu kami?"

Y/n mendongak, menggeleng. "Aku bahkan tidak tau kalau Oppadeul menjadi idol terkenal..."

"Lalu, darimana kau tau?"

"Begini.." Y/n menegakkan duduknya, berdehem. "Saat pertama datang kesini, Oppadeul tidak ada. Aku kira kalian di kamar, ternyata juga tidak. Lim Ahjumma bilang kalian bekerja, jadi aku mengambil kunci kamar Yoongi Oppa dan masuk kesana. Aku menemukan banyak poster, album, dan banner besar. Disana tertulis Bangtan Sonyeondan, dan ada lambang. Ada foto kalian juga.. Lalu.. Apalagi yah?"

Yoongi terkekeh, namun tetap menunggu sang adik melanjutkannya.  Sebenarnya ia masih sedikit bingung, pasalnya Y/n yang kemarin sore membentaknya dan mengakatan kalau membencinya, bahkan sekarang bersikap manja, apa secepat itu Y/n lupa dengan amarahnya?

"Ahh.. Aku juga memerhatikan penampilan kalian yang seakan menyenbunyikan identitas, itu sama seperti yang dilakukan para anak ayam yang pernah aku temui. Jadi aku simpulkan, kalian bekerja sebagai publik figur."

"Anak ayam?"

Y/n mengangguk. "Oppa tau? Kekasih Sohyun juga idol seperti Oppa, dan mereka sangat banyak, lebih dari sepuluh, dalam satu dorm, jadi aku memanggil mereka anak ayam."

Yoongi terdiam beberapa saat, namun kemudian tersenyum. Y/n yang kembali merasakan kantuk itu menyandarkan kepalanya pada bahu lebar Yoongi.

"Oppa.. Bisa bantu aku?"

Yoongi menunduk, menatap sang adik. Kemudian kembali ke laptopnya setelah berdehem.

"Oppa ajari aku menari sebaik Hoseok Oppa dan Jimin Oppa, lalu ajri aku membuat lagu."

Kening Yoongi berkerut. "Untuk apa?"

Y/n membenarkan posisi duduknya, menatap Yoongi penuh arti. "Oppa, sebuah pepatah mengatakan kau harus menciptakan sesuatu yang akan membuat orang selalu mengingatmu walau kau sudah tiada. Dulu aku tidak tau harus melakukan apa, tapi melihat Oppa membuat karya aku jadi ingin mencobanya. Oppa mau mmebantuku?"

"Kau ingin membuat lagu?"

Y/n mengangguk semangat. "Oppa kan membuat lagu sendiri untuk group, jadi aku ingin membantu Oppa, walau tidak banyak. Setidaknya di salah satu album Oppa nanti akan ada karyaku, pasti menyenangkan."

Yoongi bisa melihat banyak harapan pada mata sang adik, hal itu membuat hatinya bergetar. Bagaimana bisa ia terpisah dengan Y/n begitu lama? Bagaimana bisa ia dan Y/n hampir saja terjebak dalam rasa benci? Yoongi berjanji tidak akan membangkitkan rasa benci di hati Y/n untuknya. Ia akan melakukan apapun agar tidak kehilangan senyum itu.

"Oppa mau kan?"

Yoongi mengangguk. "Apapun untukmu.. Tapi, untuk menari, kau minta bantuan saja pada Oppamu yang lain. Oh ya, kecualikan Namjoon dan Seokjin hyung."

Kening Y/n berkerut. "Kenapa?"

"Jika kau ingin tau maka tanyakan pada penggemar kami, atau lihat video-video kami. Kau akan tau semua sisi kami sebagai idol."

"Ahh.. Baiklah aku akan minta bantuan mereka." Y/n kembali menguap. "Oppa aku mengantuk, Oppa setelah ini harus tidur, ne? Selamat malam."

"Malam. Tidur yang nyenyak adik kecil."

Y/n mengangguk, lalu melangakah menuju kamar Sohyun untuk kembali ke alam mimpinya. Namun langkahnya terhenti di ambang pintu, ia tersenyum. Kenapa? Karena sebuah ide yang ia dapat sekarang.

Aku tau cara agar lebih mengenal musik disini..

Tbc~

Aku punya rencana doble up buat malam minggu ini.. Bagaimana?

MunLovea
Sabtu, 19 Januari 2019

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang