44.

3.4K 372 6
                                    

Malam ini, Y/n mendapat pemberitahuan dari Sofia untuk berkumpul di cafe dekat rumah sakit tempat Sohyun dirawat. Ini adalah hari ke empat Sohyun dirawat, kesehatannya sudah membaik, tapi dokter memberi usul agar Sohyun dirawat dulu selama masa pemulihan.

Y/n hanya mengaduk minuman didepannya, ia sudah sepuluh menit disini tapi belum ada yang datang. Gadis itu mulai merasa bosan, ia tidak suka sesuatu yang tidak tepat waktu.

Srek..

Y/n mendongak, dahinya berkerut kala mata coklatnya menangkap seorang pemuda duduk di depannya setelah menarik kursi. Pemuda dengan penutup hoddie dan masker yang menutupi sebagian wajahnya, Y/n tidak suka gaya seperti ini.

Tanpa sadar, gadis ini terus memperhatikan pemuda di depannya yang tampak memainkan ponsel. Hingga si pemuda menoleh dengan satu alis terangkat, Y/n langsung memalingkan wajah berharap pemuda itu tidak menyadarinya.

Namun tak lama, Y/n kembali mengarahkan padangan pada pemuda itu. Sekarang rasa penasaramnya memuncak, ia beranikan diri untuk bertanya.

"Sebelumnya aku minta maaf, tapi kau siapa? Kami sudah memesan meja ini, mungkin kau salah meja."

Pemuda itu hanya melirik Y/n sekilas, lalu kembali menatap layar ponselnya yang menyala. Hal itu membuat Y/n geram hingga menendang kaki si pemuda yang berada di bawah kursi.

"Akh~" pemuda misterius ini menoleh pada Y/n dengan tatapan tajamnya. "Apa yang kau lakukan?"

"Hey! Kau yang memulai dengan tidak menjawab pertanyaanku, kau siapa dan kenapa duduk disini?"

Pemuda itu terlihat menghela napas, ia meletakkan ponselnya sebelum mulai membuka penutup hoddie yang menutup kepalanya dan menurunkan masker hitam yang ia kenakan. Dan saat itu pula, mata Y/n membelalak.

"Kau.. Kau namja yang membawa tas ku kan?"

Kim Mingyu, pemuda itu adalah Kim Mingyu, member tertinggi dari group Seventeen. Pemuda dengan gigi taring itu meringis mendengar pekikkan Y/n, ia kembali menaikkan maskernya.

"Kau berisik."

"Hya! Apa yang kau lakukan disini?"

Pemuda itu berdecih. "Apa urusanmu?"

"Hey! Aku yang memesan bangku ini, jadi aku berhak bertanya."

Mingyu memiringkan kepalanya, tangan panjangnya bergerak mengambil sebuah papan nomor ditengah meja dan membalik benda itu, ia tersenyum miring dibalik maskernya.

"Disini tertulis atas nama Sofia Chwe, bukan dirimu."

Kenapa Y/n jadi gelagapan?

"Memang kau yakin kalau namaku bukan Sofia Chwe? Bahkan kau tidak tau namaku.." dengan kesalnya, Y/n memalingkan wajahnya.

"Entah aku yang salah dengar atau kau yang pelupa, saat itu kau yang mengatakan kalau namamu adalah Kim Y/n, benar?"

Y/n membulatkan matanya, "Bagaimana kau tau? Kapan aku mengatakannya?"

"Oke, sekarang aku tau kau pelupa.."

"Hya! Namja, beritau aku, aku lupa.."

"Tidak penting."

"Hya! Namja bertaring menyebalkan."

"Aku punya nama.."

Y/n memalingkan wajahnya. "Aku tidak tanya."

"Yasudah."

"Hm."

"Hey, apa disini ada perdebatan? Aku dengar ada ramai-ramai disini. Oppa jangan banyak mengeluarkan suara keras, kau akan buat banyak orang curiga."

Mingyu hanya menghela napas, ia sudah berusaha untuk tidak bersuara, tapi gadis menyebalkan didepannya ini yang memancing.

"Oh iya, Kim Y/n, kau sudah lama? Ma'af aku terlambat, tadi aku tidak ada yang mengantar.."

Y/n tersenyum dan mengangguk. "Ah, an-"

"Sangat lama. Bahkan aku sampai lelah bertengkar dengannya, kakiku sakit.."

"Hey! Kau yang memulai.."

"Tapi kau yang menendangku dulu.."

"Namja menyebalkan.."

"Sudah kubilang aku punya nama.."

"Terserah."

"Astaga.. Bagaimana sahabatku yang baik punya adik ulat seperti dia?"

"Mworago?"

"Kim Jungkook, dia adalah pemuda baik yang dicoba dengan menjadi kakakmu.."

Jungkook? Bagaimana pemuda ini tahu kalau dia dan Jungkook bersaudara? Siapa pemuda ini? Apa Y/n pernah mengatakannya? Kapan?

...

Disisi lain, Jungkook sedang duduk di balkon kamarnya di mansion keluarganya. Jungkook dan enam kakaknya meminta libur beberapa hari pada Agensi untuk masalah Y/n yang akan tinggal di mansion ini.

Jungkook hanya diam, mendongak, menatap langit malam bertabur bintang yang indah. Ini adalah hal yang sering ia lakukan, melamun dan meratapi keluarganya adalah yang sering maknae boygroup besar ini lakukan.

Benar-benar bukan ini yang ia inginkan, ia ingin keluarganya kembali seperti dulu. Jungkook bahkan sering berpikir apa keputusannya menjadi seorang bintang dan meninggalkan adiknya adalah benar? Apa yang terjadi selama ini? Kenapa ia merasa bodoh dan bingung?

Ingin rasanya ia memutar waktu agar bisa menemani pertumbuhan adik kecilnya, Kim Sohyun. Ia ingin tahu alasan kenapa orang tuanya lebih suka menetap di negeri orang, dan alasan kenapa terjadi lost kontak antara keluarganya di Seoul dengan keluarga Y/n di London selama bertahun-tahun. Ia ingin tahu semuanya.

"Tuhan, bukan seperti ini yang aku inginkan.." Jungkook ingin menjerit, namun tidak bisa.

"Jungkook-ah.." Jungkook menoleh pada pemuda yang sekarang berjalan kearahnya, ia tersenyum.

"Aku mencarimu, ternyata disini. Apa yang kau lakukan?"

"Aku baru menelphon Taehyung-hyung mengenai keadaan Sohyun, dia bilang Sohyun membaik.."

"Syukurlah.."

Jungkook tersenyum. "Hyung sendiri ada apa mencariku? Butuh bantuan?"

"Iya." Minhyun berjalan lebih dekat kearah Jungkook, ia berdiri di samping Jungkook dengan posisi menyangga di pembatas balkon. Mereka menatap bulan bersama.

"Ada apa, hyung?"

Minhyun menoleh, tersenyum. "Jungkook-ah, hyung akan pergi ke Dubai selama beberapa hari. Tolong jaga adik-adikmu, ne? Sekarang hyung hanya bisa meminta bantuanmu, kau pasti faham hubungan hyung dengan para hyungmu.." jelas Minhyun dengan nada memohon, membuat senyum Jungkook terlukis. Minhyun percaya padanya? Itu suatu kebanggan. Ia mengangguk.

"Ne, hyung.."

"Tolong sekali ini, lupakan mengenai kesibukkan kalian dan bersamalah dua princess keluarga Kim. Jangan lewatkan waktu ini lagi, karena kesempatan tidak akan datang dua kali.."


Tbc~


MunLovea
Jum'at, 11 Januari 2019

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang