46.

3.4K 371 10
                                    

Y/n menggeliat ketika sebuah tangan terasa mengusap puncak kepalanya, matanya terlalu berat untuk terbuka. Jadi, gadis 18 tahun itu memutuskan untuk melanjutkan mimpinya yang terusik.

Pletak!

Kali ini bukanlah usikkan lagi, melainkan gangguan menyebalkan yang mengharuskannya membuka mata. Ia mengerjap berkali-kali, seorang gadis yang terkekeh adalah yang pertama ia lihat ketika berhasil menyesuaikan cahaya.

"Kenapa kau mengganggu tidurku?" Y/n berdecak, ia menegakkan posisi duduknya dan membenarkan kuncir kudanya yang berantakkan.

"Kau kenapa disini?"

Pletak!

Kini ganti Y/n yang menyentil dahi Sohyun, gadis yang masih memakai infus itu meringis karena sentilan dari sang adik, namun ia tidak melontarkan protes.

"Kemarin aku ingin pulang, tapi Oppadeul tidak datang sampai larut malam. Aku tertidur karena menunggumu.." jelas Y/n yang sekarang bangkit dari duduknya dan beralih ke sofa.

"Kenapa tidak pulang saja?"

Y/n memutar bolamata malas. "Lalu kau? Aku bukan adik bodoh yang membiarkan kakaknya sendiri dalam keadaan seperti ini.."

Bukannya terharu atau apalah itu, Sohyun malah tertawa keras, membuat Y/n mengerutkan dahinya. Ada apa dengan Sohyun? Apa di infus selama lima hari membuat kejiwaannya terganggu?

"Kau kenapa?"

"Tapi masih ada kakak yang bisa melakukan itu.. Meninggalkan adiknya dalam keadaan mengenaskan.." Sohyun terkekeh.

"Jangan memancingku untuk melempar bantal ini padamu, bukan saatnya kau curhat padaku. Sekarang makan sarapanmu dan minum obat. Aish, kemana Oppadeul...."

Y/n berkali-kali mencoba menghubungi salah satu dari kakaknya, namun tidak ada yang menjawab panggilannya. Ia sedang terburu-buru sekarang, tapi tidak mungkin ia meninggalkan Sohyun sendiri.

"Kau ada acara? Pergilah.. Aku bisa sendiri."

"Kim Sohyun, sudah kubilang aku tidak akan meninggalkanmu. Aku bisa pergi setelah Oppadeul datang..."

"Kalau mereka tidak datang?" Sohyun mengangkat sebelah alisnya.

Y/n hanya mengangkat bahu acuh, kembali fokus pada ponselnya. Jemarinya menari lincah diatas layar, mengetikkan pesan.

Cekleck!

Belum sampai Y/n menekan send pada layar ponselnya, suara pintu terbuka membuatnya menoleh, begitupula dengan Sohyun. Senyumnya merekah.

"Annyeong.. Maaf Oppa baru datang. Ini, Oppa bawakan makanan untuk Sohyun dan Y/n.."

Kim Seokjin langsung menghampiri adiknya yang sekarang hanya menatapnya tanpa ekspresi, ia meletakkan bungkusan yang dibawanya keatas nakas dan duduk di kursi lipat disamping bangsal Sohyun.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Seokjin. Sohyun mengangguk pelan tanpa berniat menatap mata sang kakak.

"Oppa... Kenapa Seokjin Oppa lagi yang kesini? Kemana yang lain? Bukankah Oppa bilang kalau kalian sudah membuat jadwal.."

Seokjin menoleh pada sang adik yang menatapnya dengan wajah bertanya, dan posisinya sekarang Seokjin harus mencari jawaban yang tepat, tanpa menjawab yang sebenarnya.

"Mereka-"

"Oppadeul sibuk dengan pekerjaan mereka, aku makhlum. Mereka akan menjenguk saat aku pulang." Sohyun tersenyum tipis, membuat Seokjin menatapnya iba, sang adik masih bisa tersenyum dalam posisinya yang dilimpahi kebencian oleh beberapa kakaknya.

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang