"Y/n-yaa.."
Y/n melepaskan pelukkannya lalu mengusap air mata yang masih mengalir walau tidak histeris seperti sebelumnya, sementara Sohyun tersenyum tipis untuk menenangkan adiknya, walau sebenarnya ia sendiri masih bersusah payah untuk mengendalikan diri agar tidak terus menyalahkan dirinya.
Sebenarnya Sohyun lelah terus menyalahkan diri sendiri dan terjerumus dalam rasa bersalah sebagai kakak yang gagal, tapi ia juga tidak bisa memungkiri bahwa semua memang salahnya.
Berawal dari kematian Shinhye, Y/n yang harus meninggalkan Seoul, dan dialah yang bertanggung jawab atas semua yang menimpa Y/n selama berada di London. Sejauh yang ia dengar dari Minhyun, Y/n kehilangan banyak hal yang ia suka selama disana, termasuk musik dan bakat menarinya.
Setiap mengingat itu, sesuatu mengiris hati Sohyun. Ia masih bisa melanjutkan hobbynya menggambar dan bernyanyi walau tidak sebebas dulu. Sementara Y/n bahkan harus bersembunyi hanya untuk mendengarkan sebuah nada dengan lirik yang indah, ia berusaha keras untuk mendengarkan lagu yang dulu adalah hidupnya.
"Sohyun-ah, apa kau lapar?"
Sohyun yang sempat melamun, menoleh pada Y/n yang terlihat meringis. Sohyun tersenyum tipis lalu mengusap puncak kepala Y/n. Ia belum merasa lapar, tapi ia tahu kalau sekarang sang adik sedang menahan lapar, Sohyun sudah hafal sekali bagaimana ekspresi Y/n ketika sedang lapar.
"Jika kau lapar, makan saja.."
"Aku tidak mau makan kalau kau tidak."
"Aku belum lapar, Y/n-yaa.."
"Kau sedang sakit, bodoh. Walau tidak lapar, kau harus tetap makan untuk minum obat."
"Aku tidak mau."
"Ahh.. Kau menyebalkan."
Y/n berdecak kesal lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju sofa, ia langsung membanting diri dan berbaring disana. Menutup mata dengan lengan kanan bawah dan bergumam.
"Aku juga tidak lapar.. Aku juga tidak lapar.. Aku juga tidak lapar.."
Sohyun yang sempat bingung dengan pergerakkan Y/n, sekarang malah terkekeh kecil melihat Y/n yang terus menggumamkan kata yang sama seakan merapalkan mantra untuk menahan lapar. Tangan kiri Y/n juga terus memegang perutnya sambil sesekali mengelusnya, lucu sekali.
Sohyun hanya mengangkat bahu acuh dan memilih kembali berbaring karena kepalanya mulai terasa pusing kembali, ia tahu kalau Y/n tidak akan betah lama-lama menahan lapar, Y/n pasti akan kalah dengan sifat keras kepala nya itu.
Tidak lama, Y/n bergerak duduk dengan bibir mengerucut. Sohyun yang mengetahui pergerakkan itu menoleh dan mengangkat sebelah alis, benar kan dugaannya kalau Y/n tidak akan bisa menahan lapar lebih lama. Y/n sangat suka makan, dan lapar akan membuat moodnya turun drastis, ia tidak bisa menahan lapar.
"Sohyun-ahh.."
Y/n merengek seperti anak kecil yang meminta mainan pada ibunya, Sohyun yang lama tidak mendengar rengekan Y/n hanya tersenyum tipis. Y/n memang sudah berusia 18 tahun, tapi tidak banyak yang berubah darinya, mungkin.
"Sohyun-ahh.. Jangan hanya tersenyum seperti itu.."
"Lalu?" Sohyun mengangkat sebelah alisnya. Dia sudah paham yang dimaksud Y/n, tapi.. Bermain dengan adiknya boleh kan? Ia ingin mengerjai dan membuat Y/n kesal dulu.
"Ahhh.. Kau menyebalkan. Aku akan keluar dan membeli makanan sendiri.."
Sohyun terkekeh geli saat melihat Y/n berjalan kesal kearah pintu, lucu sekali melihat wajah kesal Y/n, sudah lama juga ia tidak melihatnya.
Pergerakkan Y/n terhenti tepat satu langkah dari pintu, tangannya sudah siap memegang knop pintu, tapi kembali di tarik. Y/n diam disana, seperti mengingat sesuatu.
Sohyun mengangkat alis ketika Y/n menoleh padanya dengan wajah yang entah berarti apa, Y/n kembali mendekati bangsal tempat Sohyun berbaring.
"Ada apa? Kau berubah pikiran? Sudah kenyang?"
Y/n menggeleng. "Kau tau dimana slimbag ku?"
Sohyun mengerutkan dahi, lalu menggeleng. "Memang kau membawa slimbag saat kemari?"
"Aku kan dalam keadaan tidak sadar ketika seseorang membawaku kemari."
"Mungkin orang itu yang membawa slimbag mu.."
"Mwo?!!! Ahhh.. Bagaimana ini?"
Sohyun mengerjap pelan. "Memang ada apa?"
"Minggu ini aku belum menghubungi Eomma, dia pasti khawatir padaku. Niatnya malam ini aku akan menghubunginya dan memberitahu kabarku, tapi ponselku ada di slimbag."
"Beli saja yang baru, gampang kan,"
Pletak!
"Kau mudah mengatakannya, tapi itu ponsel hadiah ulang tahunku ke 18 dan ponsel pertamaku. Eomma dan Appa pasti kecewa kalau aku menghilangkannya. Dan lebih parahnya, mereka tidak akan membiarkanku memegang ponsel lagi."
"Lalu bagaimana?"
"Siapa yang membawaku kemari?"
"Mana aku tau, aku kan pingsan sebelum kau pingsan."
Y/n menepuk jidatnya, ia tidak bisa berpikir dengan tenang di situasi seperti ini, apalagi dia dalam keadaan lapar dan mood buruk mode on.
"Memang ciri-cirinya bagaimana?"
"Penglihatanku sudah blur saat itu. Tapi suaranya berat, tinggi, berkulit tan, dan.. Aku pernah melihatnya bersama kekasihmu saat itu.."
"Kecilkan suaramu untuk kalimat terakhir.. Siapa yang membawaku?"
"Tentu kekasihmu.."
Sohyun mengangguk. "Mungkin itu Mingyu Oppa.."
Tbc~
MunLovea
Selasa, 25 Desember 2018

KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔
Fiksi Penggemar[IMAGINE PROJECT] BOOK 1 KIM UNIVERSE Kisah ini hanyalah tentang perjuangan seorang gadis yang berusaha mengungkap semua kebenaran pada keluarganya.. Terlalu lama meninggalkan kota kelahirannya, membuatnya harus menerima fakta bahwa terlalu banyak k...