57.

3.2K 354 12
                                    

"Y/n-yaa.. Kau benar tidak apa pulang sendiri? Aku ingin mengantarmu, tapi aku harus ke rumah sakit untuk menjenguk Eomma." Jihoon khawatir pada gadis disampingnya yang sekarang tersenyum padanya, mata Y/n masih terlihat memerah dan sedikit bengkak karena tadi menangis.

"Tidak apa. Ini masih sore, masih banyak yang di kampus, lagipula aku masih ingin di kampus dulu."

Jihoon menggeleng. "Kau sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja, aku tidak tega meninggalkanmu sendiri. Aku takut kau berbuat macam-macam pada dirimu."

Y/n terkekeh. "Setidaknya aku tidak akan mengakhiri hidupku. Aku tidak sebodoh itu."

"Lalu.."

"Ahh.. Ada Yuri, dia pasti sedang menunggu jemputan, aku akan disini bersamanya. Jangan khawatir."

"Benar tidak apa?"

"Ne.. Cepat pulang. Ibumu menunggumu.."

"Kalau ada apa-apa, hubungi aku."

Y/n mengangguk, ia melambaikan tangan pada Jihoon yang mulai menjauh dan pergi dengan motornya. Y/n menoleh pada gadis yang sedang berjalan kearahnya.

"Kau yakin ikut dengan kami?"

Y/n mengangguk. "Kurasa aku butuh bersenang-senang."

Kwon Yuri, teman sekelas Y/n ini mengangguk kaku setelah menoleh pada satu temannya yang lain. Ia berjalan dulu menuju mobilnya, diikuti temannya dan juga Y/n, mobil itu mulai melaju menuju tempat yang akan mereka kunjungi, tempat untuk menumpahkan semua masalah. Yang sebenarnya adalah tempat yang salah.

...

Dentuman musik terdengar sangat keras, membuat semua orang bergerak mengikuti iramanya. Y/n meletakkan kepalanya pada meja bar, kepalanya sudah berat, tapi ia tidak mau berhenti meneguk minuman di depannya.

Yuri yang mulai khawatir menepuk punggung Y/n, membuat gadis itu mendongak pelan seperti tidak punya tenaga lagi.

"Y/n, ayo pulang. Ini sudah malam."

"Tidak. Aku tidak mau pulang, aku tidak mau bertemu dengannya.."

"Y/n-"

Drttt drtt

Yuri menunduk lalu meraih ponselnya yang bergetar, ia mendapat pesan dari sang ibu untuk segera pulang. Sekarang ia beralih menatap Y/n yang masih memasukkan minuman ke mulutnya, entah berapa gelas yang ia habiskan malam ini.

Yuri beralih menepuk pundak temannya yang langsung menoleh. "Eomma memintaku pulang.. Bisa kutitip Y/n?"

"Hey.. Aku tidak kenal dengannya.."

"Kakaknya akan segera datang.. Kau hanya perlu menjaganya sampai kakaknya datang, dan tolong ingatkan dia untuk berhenti minum."

Teman dari Yuri itu mengangguk lemas, ia juga dalam keadaan mabuk, namun tidak semabuk Y/n yang sampai tidak bisa menegakkan kepala dengan benar. Pemuda itu menoleh menatap Y/n yang menutup mata, ia mendengus lalu beranjak ke lantai dansa untuk menari bersama yang lain. Meninggalkan Y/n seorang diri dalam keadaan mabuk berat.

...

Kepalanya terasa amat sakit saat ia mulai menemukan kesadarannya, Y/n mengerjap pelan untuk mengumpulkan semua tenaganya. Ia bangkit dan duduk sambil bersandar, kepalanya terasa berdenyut hebat.

Hingga ia berhasil mendapatkan kesadarannya, gadis itu terkejut. Ia berada di sebuah apartemen yang entah milik siapa. Seingatnya, kemarin ia berada di sebuah tempat hiburan, lalu siapa yang membawanya kesini?

Y/n mulai panik, ia melompat turun dari kasur dan mencari orang lain disini. Namun tidak ada orang, gadis itu kembali ke kasur untuk mengambil ponsel didalam ranselnya.

"Sial. Kenapa mati."

Y/n melempar ponselnya, ia menoleh pada nakas ketika mata coklatnya menangkap selembar kertas dibawah vas bunga. Ia segera meraih kertas itu.

Kim Y/n. Ini aku Park Woojin. Aku bertemu denganmu dalam keadaan mabuk berat, aku membawamu ke tempat ini. Tapi ma'af. Aku langsung pulang setelah memastikan kau benar-benar terlelap. Jika aku menemanimu, aku takut kau berpikir macam-macam. Kuharap kau baik-baik saja, aku tidak pernah melihatmu mabuk berat seperti itu sebelumnya. Lain kali, jika ada masalah, tolong jangan lakukan ini, masalahmu tidak akan selesai

Kau mungkin akan merasa pusing dan mual karena terlalu banyak minum. Jadi kau harus minum air sebanyak mungkin pagi ini. Semoga kau cepat membaik.

Jangan lupa memeriksa ponselmu, kemarin aku menghubungi Sohyun dan memberitahu keberadaanmu.

Mata Y/n langsung membulat, ia kembali meraih ponselnya dan mengambil carger di ranselnya. Untung saja ponselnya masih bisa menyala setelah dialiri arus listrik.

Benar saja, banyak banyak notifikasi masuk ke ponselnya. 20 panggilan dan puluhan pesan. Ia panik, tapi yang pertama ia buka adalah notifikasi paling bawah. Dari Sohyun.

Y/n. Kau dimana?

Y/n, kenapa belum pulang?

Kim Y/n, tidak bisakah kau membalas pesanku?

Astaga bahkan kau tidak mmebacanya.

Kim Y/n?

20.30

Y/n? Kau dimana?

Hya! Anak ini!

2.45

Y/n. Woojin dan Yuri bilang kau di club? Aku akan menjemputmu dan memarahimu. Tunggu aku.

22.30


"Sohyun menjemputku?"

Tring!

Satu pesan lagi masuk, ini adalah pesan dari kakak pertamanya, Kim Seokjin. Tapi ini bukan pesan pertama, melainkan pesan ke 20 yang di kirim Seokjin sejak kemarin. Y/n membuka pesan itu.

Y/n, kau dimana?

Semua pesan berisi pertanyaan itu, kemudian tampilan chatroom berganti dengan tampilan panggilan masuk. Y/n masih enggan mengangkatnya hingga panggilan itu mati, namun orang dan seberang sana tidak menyerah dan menelpon kembali. Akhirnya Y/n menggeser tombol hijau setelah mengumpulkan keberanian.

"Yeob-yeoboseyo.."

"Kim Y/n? Kau dimana? Kau baik-baik saja, kan?"

"Nde, Oppa.. Waeyo?"

"Bisa kau ke rumah sakit sekarang?"

Y/n mengerjap. "Ada apa, Oppa? Siapa yang sakit?"

"Sohyun kecelakaan."

Tbc~

MunLovea
Rabu, 23 Januari 2019

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang