Pagi ini sangat cerah, matahari masih enggan untuk memerlihatkan keindahannya. Namun sinarnya yang samar menebar kehangatan pada semua makhluk di bumi, dan juga pada satu gadis yang masih bergelut dengan selimut dan bantalnya.
Hari senin pagi yang dihiasi dengan pemandangan menyebalkan, bukankah hari senin pagi adalah awal dari minggu yang seharusnya ia buka dengan bangun pagi dan senyum manis.
Srek!
Gadis diatas ranjang itu melompat terduduk kala selimut yang ia kenakan tiba-tiba menyibak, matanya mengerjap berkali-kali untuk mengumpulkan nyawanya. Setelah itu ia mendengus.
"Kim Y/n, kau mengganggu waktu istirahatku."
Kim Y/n, gadis cantik yang sudah rapi sejak pukul enam pagi itu melipat tangannya di depan dada dengan wajah datarnya. Sementara gadis diatas ranjang hanya memutar bola mata malas dan mengambil ancang-ancang untuk kembali berbaring.
"Hya! Kim Sohyun pemalas, ayo bangun. Kau harus pergi ke kampus."
Sohyun malah kembali membaringkan tubuhnya, membuat Y/n harus berkali-kali tanding tarik-menarik selimut dengannya.
"Hya! Sohyun-ah, kau sudah izin tidak masuk kelas hampir dua minggu, kau ini katanya pintar dan teladan. Tapi pergi ke kampus saja malas."
"Y/n, biarkan aku tidur. Aku akan masuk kelas besok.. Ne?"
Y/n menggeleng, ia tetap bersikeras menarik selimut Sohyun. "Jika kau berangkat sendiri maka aku mengizinkan, masalahnya hari ini dan seterusnya kau akan berangkat bersamaku."
Sohyun yang semula menarik selimutnya, tiba-tiba langsung melepas tarikkannya dan membuat Y/n terhuyung hingga jatuh. Sohyun langsung terduduk saat mendengar suara pekikkan Y/n.
"Maksudmu? Kau akan selalu mengantarmu?"
Y/n masih menatap kesal Sohyun, namun kemudian menggeleng. "Aku akan kuliah bersamamu mulai hari ini.."
...
"Selamat pagi.." Sohyun langsung duduk di bangkunya yang dekat dengan jendela.
Sohyun meletakkan kepalanya diatas meja, ia malas sekali pagi ini. Ingin rasanya kembali pulang dan bergelut dengan selimutnya. Namun benar yang dikatakan Y/n, ia sudah absen terlalu lama.
"Kim Sohyun!!"
Sohyun langsung mengangkat kepalanya kala suara berat itu serasa menusuk suaranya, ia mendengus mengetahui si pelaku.
"Woojin-ah, kau mengejutkanku."
Park Woojin, teman satu jurusan Sohyun itu terkekeh melihat sahabatnya memasang wajah kesal. Ia meminta ma'af dan manarik kursi untuk duduk di depan Sohyun.
"Bagaimana kabarmu? Kau lama sekali tidak masuk kelas, Jihoon kan jadi merindukanmu.."
Bug!
Satu pukulan Sohyun mendarat di lengan kanan Woojin, namun pemuda itu malah tertawa. Ia melirik pada pemuda yang sibuk dengan buku novelnya, lalu berseru.
"Jihoon-ah, Sohyun sudah masuk kelas. Apa kau tidak mau menyapanya dan mengatakan rindu?"
Brak!
Woojin kembali tertawa kala Jihoon melemparkan buku yang ia baca, beruntungnya buku itu tidak mengenai Woojin ataupun Sohyun. Buku itu jatuh di meja paling depan, tepat dihadapan seorang gadis dengan mata coklat dan senyum manisnya. Semua terdiam, menatap gadis yang terasa asing bagi mereka.
"Annyeong.."
"Y/n?..."
...
"Oh, jadi kalian bersaudara. Wahh, kebetulan kalian bisa satu kelas di sini yah.."
Y/n mengangguk dan tersenyum, begitupula dengan Sohyun. Sekarang Y/n, Sohyun, dan dua teman sekelas Sohyun sedang makan siang di kantin. Sohyun menerima ajakkan makan siang mereka karena Sofia dan Tzuyu tidak masuk hari ini, Sofia mengunjungi neneknya yang sakit di USA, dan tentu saja bersama Hansol, sementara Tzuyu sedang tidak enak badan. Jadi Sohyun menerima tawaran temannya, Park Woojin dan Park Jihoon.
"Lalu.. Kenapa aku baru tau kau punya saudara secantik ini?"
"Park Woojin mood ku sedang buruk, jangan mengajakku berdebat."
Woojin terkekeh. "Mian. Kau kuliah dimana sebelum pindah kesini, Y/n-yaa?"
"London. Aku besar disana."
"Oh, pantas saja kami tidak pernah tau tentangmu.."
"Dan sekarang kalian sudah tau, tapi jangan coba dekati adikku.." sungut Sohyun.
Jihoon dan Woojin mengernyitkan dahi. "Wae?" tanya Jihoon.
Sohyun mencondongkan duduknya kearah dua pemuda di depannya, begitupula Woojin dan Jihoon melakukan hal yang sama sedikit condong pada Sohyun.
"Dia galak."
"Hya! Kim Sohyun, aku tidak galak."
...
Sejak pertemuan itu, mereka sering ke kantin bersama, ada juga Tzuyu dan Sofia disana. Enam remaja yang terlihat sangat dekat, dan bahkan sekarang Y/n merasa mempunya orang lain dalam hidupnya kecuali keluarganya. Sahabat? Bukan. Y/n hanya merasa ada yang menariknya dari lubang rasa benci pada seorang teman.
Mereka dekat, saling menyapa, mengobrol, bergurai, bertukar nomor ponsel, bertukar pesan, bahkan sering bertemu diluar jam sekolah. Akrab sekali. Y/n bahkan tidak menyangka akan mudah akrab dengan orang asing, ia juga tidak sungkan lagi bertukar pesan dengan seorang pemuda.
JihoonPark
Jihoon-ah, besok kau harus tepati janjimu dua hari yang lalu
Apa?
Hey! Kau lupa?!
Hehehe. Tidak.
Yasudah. Besok yah selesai kelas.
Iya.
Y/n menghela napas lalu melempar asal ponselnya keatas kasur, ia berbaring disana, memandang langit-langit kamar Sohyun yang berwarna putih. Tiba-tiba senyuman itu terukhir.
"Aku mendapatkan teman dalam waktu kurang dari satu minggu. Semudah itu? Kurasa tidak."
Tbc~
Menepati janji untuk doble up:')
MunLovea
Sabtu, 19 Januari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] BOOK 1 KIM UNIVERSE Kisah ini hanyalah tentang perjuangan seorang gadis yang berusaha mengungkap semua kebenaran pada keluarganya.. Terlalu lama meninggalkan kota kelahirannya, membuatnya harus menerima fakta bahwa terlalu banyak k...