49.

3.3K 379 19
                                    

"Hati-hati jalannya.."

Sohyun hanya menurut pada semua yang Seokjin katakan. Sungguh, ini adalah suatu kebahagiaan yang luar biasa. Dengan Seokjin yang sering menemaninya, membuatnya merasa satu sudut kebahagiaannya kembali. Walau hanya satu sudut, masih banyak kebahagiaannya yang belum kembali padanya seutuhnya. Tapi ia merasa senang karena setidaknya ada yang masih menyimpan namanya dalam hati mereka.

"Nanti saat sampai kau harus langsung istirahat, untuk kali ini hiraukan ocehan Kim Y/n, dia akan terus mengomel jika kau meladeninya."

Seokjin membantu Sohyun masuk kedalam mobil, setelah itu Seokjin duduk di bangku kemudi. Mobil milik Seokjin mulai berjalan bersama banyak kendaraan di jalanan kota Seoul, mereka akan pulang ke mansion kedua keluarga Kim, tempat tinggal Sohyun selama ini.

"Oppa.."

Seokjin berdehem dan menoleh, tapi ekspresinya berubah ketika melihat wajah gelisah Sohyun, Seokjin menjadi khawatir.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat gelisah?"

"Oppadeul.." Sohyun tidak melanjutkan kalimatnya, ia menunduk, tidak sanggup untuk melanjutkannya.

Seokjin yang mengerti dengan jalan pikiran adiknya itu tersenyum tipis, tangannya terulur mengusap puncak kepala sang adik, membuat Sohyun mendongak.

"Jangan khawatir. Setelah kau sampai, semua akan baik-baik saja.." Seokjin mencoba membuat Sohyun tidak berpikir aneh-aneh, Sohyun tidak boleh banyak pikiran untuk beberapa waktu ini, itu yang dikatakan dokter pada Seokjin.

"Oppa yakin?"

Seokjin mengangguk, membuat Sohyun tersenyum tipis dan ikut mengangguk. Setelahnya Sohyun memilih menatap keluar jendela, melihat jalanan kota Seoul yang lumayan ramai sore ini.

Sementara Seokjin? Bahkan ia sendiri tidak yakin dengan yang dikatakannya.

Semua akan baik-baik saja..

Semoga.

...

"Kumohon Oppadeul mengerti, yah yah.." Y/n memasang puppy eyesnya yang berhasil membuat Jimin dan Hoseok luluh dan mengangguk. Lalu Y/n beralih ke Jungkook yang sejak tadi hanya diam di samping Jimin.

"Kuki Oppa yang manis, bisakah sekali ini bekerjasama dengan adikmu yang cantik ini? Ayolah.. Setelah ini Y/n janji akan mengurangi makan es krim." Jungkook masih belum memberi jawaban, hanya sebuah senyum ragu. Y/n berdecak, lalu memalingkan wajah. "Kalau tidak mau, malam ini Y/n akan pergi membeli es krim yang banyak dan memakannya sampai habis. Tidak peduli kalau sakit."

Jungkook membulatkan matanya, ia memegang tangan sang adik membuat gadis itu menoleh. Dengan ragu, Jungkook mengangguk.

"Oppa serius tidak? Kenapa ragu seperti itu?"

Jungkook menghela napas, memasang senyum terbaiknya, dan mengangguk. "Iya, Oppa serius." Y/n tersenyum lebar mendengarnya.

Y/n beralih pada Namjoon, tapi belum lagi Y/n mengeluarkan jurusnya, Namjoon sudah mengangguk. "Aku tidak akan membiarkan adikku berhenti membaca buku hanya karena tidak mau menuruti permintaannya.." Y/n tersenyum lebar, ia memeluk Namjoon dan berterimakasih.

Iya. Y/n dulu sangat malas membaca buku, dan Namjoon si penggemar buku selalu membujuk adiknya agar mau membaca buku. Tapi setiap Y/n mau membaca buku, pasti ada syarat yang gadis itu ajukan.

Namjoon mengusap puncak kepala sang adik, sekarang Y/n beralih pada pemuda yang sejak tadi memasang wajah datarnya, terlihat sama sekali tidak berminat dengan obrolan ini.

Y/n menghela napas, berjalan perlahan kearah Yoongi, dan berdiri di depan kakak keduanya itu. Ia tersenyum pada Yoongi, sementara pemuda es itu masih memasang wajah yang sama.

"Oppa.. Aku tidak akan kecewa karena kau dan yang lain tidak memberitahuku pekerjaan kalian, lagipula tidak penting untukku. Tapi aku akan kecewa jika kau menolak untuk membantuku kali ini." Y/n memulai jurusnya pada Yoongi, tapi Yoongi masih tidak memberi respon.

"Oppa, kumohon. Ayo bekerjasama denganku, ini tidak akan merugikanmu, kok. Y/n jamin.." Y/n memasang senyum lebarnya, berharap Yoongi luluh.

Namun yang ada, Yoongi malah beranjak dari duduknya dan bergerak pergi. Y/n yang masih duduk berlutut itu mengepalkan tangannya kuat menghadapi kakaknya yang satu ini.

"Kalau Oppa tidak mau, maka aku akan membeci Oppa setelah ini. Memang banyak orang yang menyayangi Oppa diluar sana, dan Oppa tidak perlu lagi adanya aku diantara rasa sayang itu."

Yoongi menghentikan langkahnya, ia masih mencoba mencerna kalimat sang adik. Y/n bangkit dari posisinya dan menghampiri Yoongi.

"Oppa.. Kau bisa memberikan segalanya, waktumu, bahkan duniamu untuk mereka. Tapi kali ini, kumohon sekali saja berikan waktumu untuk adikmu.."

Yoongi mengernyitkan dahi. "Maksudmu?"

"Penggemarmu, Oppa!! Penggemar kalian!!" Y/n menghela napas kasar. " kalian dengan senang hati menghibur mereka, mengorbankan banyak waktu agar mereka merasa senang, tidak perduli lelah, bahkan kalian lupa istirahat hanya karena ingin mendengar suara mereka menyoraki nama kalian dengan lantang. Aku tau kalian sibuk.. Tapi ketauilah, tidak ada kata sibuk untuk orang yang kita sayang. Jangan biarkan kesibukkanmu membuatmu menyesal di kemudian hari, Oppa.."

"Kim Y/n.."

"Sebelumnya aku tidak masalah saat tau pekerjaan kalian selama ini.." Y/n memejamkan matanya, sebutir air mata lolos begitu saja, ia mengepalkan tangannya kuat. "Tapi jika kau kali ini menolak, maka aku akan menjadi orang yang sangat menentang hal ini. Aku akan benci kalian menjadi idol yang membuat banyak orang bahagia. Untuk apa membahagiakan orang banyak jika itu artinya mengorbankan kebahagiaan orang terdekatnya, adiknya sendiri.."

Semua orang terdiam, Y/n meluapkan semuanya disini. Mereka terkejut? Jelas.. Bahkan mereka tidak pernah tahu kalau Y/n telah mengetahui pekerjaan mereka yang membuat mereka amat sibuk.

Yoongi yang semula sempat tertegun, kembali memasang wajah datarnya. Ia berdecak, membuat Y/n membuka mata dengan wajah tak percaya atas respon yang diberikan sang kakak.

"Jika kau tau kesibukkan kami, kenapa kau memaksa kami untuk berkumpul seperti ini. Kau bilang kau paham kesibukkan seorang idol, lalu apa yang kau lakukan ini?"

Y/n membulatkan matanya. Terkejut? Jangan tanya lagi. Bahkan yang lain juga terkejut dengan jawaban Yoongi, tapi tidak ada yang berani menengahi mereka. Yang lima pemuda itu harapkan hanyalah, Seokjin segera datang dan menghentikan perdebatan mereka.

"Oppa.. Terimakasih untuk waktumu.. Kau boleh pergi.."



Tbc~

MunLovea
Rabu, 16 Januari 2019

The Truth Untold (BTS Little Sister) - [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang