Bel pulang sudah berbunyi, Jennie berniat untuk pulang lebih cepat karena dirinya tidak sabar untuk tidur dikasur kesayangannya itu. Dan, dia tidak mau bertemu Namjoon karena tadi pagi Namjoon bilang mau mengantarnya pulang. Sudah cukup.
"Jennie!"
Sial. Usahanya gagal. Gadis itu hafal suara yang memanggil namanya itu. Alhasil, gadis itu menoleh ke sumber suara. "Apa?"
"Ayo pulang bareng," ajak pria itu sambil tersenyum. Bisa bisanya pria itu tersenyum diatas penderitaan Kim Jennie. Gadis itu hanya pasrah ikut dengan Namjoon. Lagipula tadi pagi Namjoon sudah bilang padanya. Merekapun menuju ke parkiran motor. Satu hal yang tidak terduga. Namjoon memasang helm untuk Jennie dan berhasil membuat banyak pasang mata yang menatap mereka.
"Anjir kemaren si Jennie sama Taehyung kok jadi sama Namjoon?"
"Gatel banget gila."
"Loh? Itu cewe yang mabuk mabukkan?"
Hati Jennie tersayat. Ucapan dari orang orang itu berbeda saat Jennie berada didekat Taehyung. Gadis itu menoleh kearah orang orang tetapi Namjoon memegang pipinya lebih dahulu dan menatap Jennie dalam. "Jangan didengerin, ada gue disini yang jagain lo."
Seakan tersihir oleh ucapan Namjoon, gadis itu mengangguk. Mereka menaiki motor dan segera beranjak dari sekolah itu. Jennie! Apa yang telah kamu lakukan?
Tak lama kemudian, mereka sampai didepan rumah Jennie. Perjalanan mereka sangat singkat. Tidak seperti saat Jennie berjalan bersama Taehyung. Pria itu pasti mengajaknya ke suatu tempat yang tidak Jennie ketahui. Sudahlah, kenapa sekarang gadis itu memikirkan Kim Taehyung?
"Thanks, gue masuk dulu." Baru satu langkah dia berjalan, pergerakannya terhenti saat Namjoon menarik lengan gadis itu. "Kenapa?"
"G-gue... lo ga bisa kasih gue kesempatan, Jen? Gue.. gue masih sayang sama lo," ucap Namjoon lirih dan dalam.
"Maaf, Joon. Tapi... tapi ini tentang hati. Gue ga bisa nerima lo kalau gue ga ada rasa sama lo. Gue takut kejadian dulu keulang. Tolong," jawab gadis itu tidak kalah dalam. Gadis itu jujur. Dia merasa masih ada nama yang terukir dihatinya ini.
"Gitu, ya?" Ucap Namjoon seperti putus asa lalu melepaskan tangannya. "Yaudah, masuk gih. Lo butuh istirahat," lanjut Namjoon.
"Iya." Gadis itu segera masuk ke rumahnya. Dia benar benar ingin mengadu pada kasur sekarang tentang hatinya.
Setelah Jennie masuk rumah, Namjoon sedikit menjauhkan motornya dari rumah Jennie dan mengambil ponsel di jaketnya itu. "Halo?"
[♧]
Gadis itu baru saja bangun dari tidurnya lalu menatap bantal yang baru saja dia pakai. "Hai, bantal. Kepala aku banyak beban, ya?"
Gadis itu membaringkan lagi tubuhnya. "Hai, kasur. Kamu ngerasa banyak beban, ga?"
"Kenapa gue gundah gini, sih?" Ucap Jennie sambil menatap langit langit kamarnya. Gadis itu menuju keluar kamarnya lalu mengambil sesuatu dikulkas. "Kak Jina ga sedia soju apa?"
"WOAH, MAU MINUM SOJU, LO?!" Teriakan itu sudah dikenali Jennie. Siapa lagi yang hobi berteriak selain Kim Jina? Kakaknya itu menuju ke arah adiknya dan menarik telinga sang adik.
"Anjir! Sakit lah woi!"
"Beraninya minum soju! Umur lo belom cukup!"
"Aish, iya iya. Orang ga minum kok!" Jawab gadis itu. Lalu, Kim Jina melepaskan jewerannya itu dari adiknya. "Nih, ada paket dateng. Ga ada nama pengirimnya, sih. Tapi katanya dari Kim Taehyung. Kayaknya dia ngirim lewat ojek online," ucap Jina sambil memberi sebuah kotak kepada adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You ✔
Fanfiction"Dia hebat, ya. Bisa membuat hidupku kelabu, namun juga bisa membuat hidupku berwarna" ©innerale August 2018 May 2020 [Revisi]