Akhir pekan ini Jennie tidak memiliki jadwal untuk keluar rumah. Tidak tahu Taehyung akan mengajaknya jalan atau tidak. Tetapi gadis ini sudah bangun tidur dan sarapan. Tumben sekali. Gadis ini sedang telfonan dengan pacarnya.
"Besok aku latihan buat pensi. Kamu pulang sama Daniel, ya?"
"Ih, ngapain juga sama Daniel. Aku bisa naik bus tau!"
"Jen, gaboleh. Nanti kalo ada yang deket deket sama kamu di bus gimana? Aku ga mau ya!"
"Aku sama Jungkook aja deh," goda Jennie
"Ga! Dia itu tukang modus!"
"Ck, Jaehyun gimana?"
"Gamau! Pokoknya sama Daniel aja!"
"Posesif banget heran."
"Peduli ini tuh,"
"Iya iya."
Ting tong
"Eh, bentar Tae, ada tamu. Kak Jina lagi nyuci," ucap Jennie lalu mematikan sambungannya. Gadis itu segera menuju ke pintu luar dan membuka pintu itu.
Cklek
Ada dua orang yang berdiri diambang pintu itu. Laki-laki dan perempuan. Jennie membatu melihat siapa yang datang itu.
"Sudah 6 tahun, ya?" Ucap wanita paruh baya itu sambil tersenyum tipis. Terlihat rindu.
"M-mama?" Jennie masih membatu. Dia rindu dengan orangtuanya. Tetapi dia tidak suka dengan cara orangtuanya yang memperlakukan dia. Dia dan kakaknya seperti sudah dibuang.
"Siapa Jen?" Ucap Kak Jina dari dalam lalu ikut terkejut dengan siapa yang ada diambang pintu itu. "A-masuk ma, pa," ujar Jina. Jennie memilih untuk masuk lebih dulu. Mereka kini berada diruang tamu. Suasanyanya dingin, tidak ada yang membuka suara. Bagai orang asing.
"Papa dengar kamu mutusin hubungan kamu sama Jongin?" Ucap Junghyun memecahkan keheningan itu.
"Pa," Jina mengingatkan.
"Perjodohan lebih penting dibanding anak anak anda wahai Tuan Kim?" Sarkas Jennie. Mereka baru saja datang sudah membahas hal ini. Apa mereka tidak penasaran dengan keadaan anak anak yang ditelantarkan ini?
"Jennie jaga bicara kamu," ucap Junghyun mengingatkan anaknya.
"Papa sama mama pergi, ga ngasih kabar, hubungin kita juga enggak. Tiba tiba aku dijodohin? Hati kalian kemana, sih? Apa memang udah hilang, ya?" Kekeh Jennie di akhir kalimat.
"Jen,"
"Kalian pergi aja dari rumah ini! Jennie sama kak Jina ga nerima tamu ga punya hati kayak kalian!" Ucap Jennie lalu menuju kamarnya. Dia tidak ingin bertemu dengan orangtuanya itu.
"Jen! Lo ga boleh kayak gini!" Ucap Jina menghentikan langkah Jennie.
"Apa?! Apa lagi?! Pasti mereka kesini buat marah marah, Kak! Terus mojok mojokin gue! Gue punya harga diri! Gue masih punya hak buat nentuin apa kemauan gue, Kak!" Tegas Jennie lalu pergi. Gadis itu langsung meluncurkan badannya ke kasur dan menenggelamkan wajahnya keatas bantal. Dia ingin menangis tetapi tidak tahu untuk apa.
Drrrttt
"Halo?"
"Hm," Jennie menghapus bekas air mata dipipinya. Dia juga menetralkan suaranya agar tidak mencurigakan.
"Tamunya udah pulang?"
"Ga penting."
"Oh, hari ini mau jalan, ga? Ikut yuk beli bahan bahan camping sama anak anak," ajak Taehyung
KAMU SEDANG MEMBACA
With You ✔
Fanfiction"Dia hebat, ya. Bisa membuat hidupku kelabu, namun juga bisa membuat hidupku berwarna" ©innerale August 2018 May 2020 [Revisi]