Oli didorong ke luar dari ruangan menuju lapangan yang hanya bisa ia lihat dari ruangan tadi. Ia terjatuh dan saat ia muncul suara riuh semakin menjadi, ia menatap kesekelilingnya ada tembok setinggi 7 meter mengelilingi lapangan itu dengan penonton di atasnya. Sangat mirip dengan stadion sepak bola.
Ia lalu berlari ke arah pintu jeruji besi tadi yang sudah di tutup.
"Hei apa yang kalian lakukan, buka pintunya brengsek!" teriak Oli ketakutan.
"Nikmati saja pertarungannya nona cantik." ucap salah satu penjaga dan tertawa.
"Ku mohon buka pintunya, kumohon."
Matanya sudah berkaca-kaca sungguh saat ini ia ketakutan. Yang benar saja anak manja sepertinya disuruh bertarung.
Ia berteriak sambil mencoba mendorong paksa pintu jeruji besi itu tapi semua tentu hanya sia-sia. Penjaga di dalam tampak tertawa melihat kelakuan Oli yang menurut mereka sangat bodoh. Noah hanya bisa diam sambil menatap Oli pasrah. Ia tak habis pikir dengan penjaga itu bagaimana teganya mereka membawa seorang manusia untuk bertarung di arena ini.
Suara riuh penonton kini makin menjadi di saat seekor beruang berbulu coklat dengan bekas luka dimana-mana keluar dari pintu jeruji besi di sebrang Oli.
Beruang itu nampak mengaum seolah berteriak meminta lawan. Oli menoleh dan melihat beruang coklat itu bahkan beruang itu 2 kali lebih besar dari badannya. Kaki nya bergetar lemas bahkan air matanya kini tak bisa keluar saking ketakutannya.
"Buka pintunya aku mohon." ucap Oli dengan suara bergetar.
"Dari pada kau memohon disini terus kenapa kau tidak mencoba menang melawan beruang itu? Disana ada senjata pergunakanlah." ujar seorang penjaga sambil menunjuk ke samping Oli.
Oli segera berlari mengambil apa saja senjata yang ia butuhkan.
"YA AMBIL SAJA SEMUANYA." teriak seorang penjaga dari balik pintu jeruji besi sambil tertawa.
Oli mencoba menengkan dirinya lalu berpikir apa saja senjata yang ia butuhkan tentu saja tak ada pistol disana, jika ada Oli hanya akan mengambil pistol dan langsung membunuh beruang sialan itu dan melarikan diri.
Ia mengambil tas senjata dan memasangkannya di pinggang. Ia menyelipkan satu pisau kecil, pedang yang paling ringan tentu saja dan panah.
Sedang Oli memilih senjata seorang lelaki berbicara di toa seolah dia adalah pembicara dalam pertarungan ini.
"Xart seekor beruang liar primadonna ini tak pernah mengecewakan kita, dan kali ini ia akan melawan seorang manusia!" teriak pembicara itu dan di sambut riuh oleh penonton.
Penonton terkejut jika perempuan itu adalah seorang manusia mereka mengira-ngira jika manusia yang sedang memilih senjata itu pasti akan kalah telak dari beruang liar, liat saja dari ukurannya dan lagi manusia itu adalah seorang perempuan.
"Hei." lagi penjaga itu berteriak, Oli melihatnya. "Itu dalam kain berwarna coklat itu ada racun, balurkan pada panah mu."
Tak butuh waktu lama Oli segera membuka bungkusan kain coklat itu dan meneteskannya ke beberapa buah anak panahnya dan ke pisau kecil lalu ujung tombaknya.
Kini ia siap, ia berjalan sedikit ke tengah. Jujur saat ini ia ketakutan tapi tentu saja ia sembunyikan, pokoknya ia harus menang dan pergi dari tempat ini sejauh-jauhnya. Ia tak mengira jika camping bisa se menakutkan ini.
Dan tak lama terdengar suara lonceng menandakan pertarungan di mulai. Tampak beruang itu masih berdiri di tempatnya sambil menatap tajam pada Oli. Oli mulai menenangkan pikirannya dan mengambil satu anak panah yang sudah ia berikan racun dan menargetkannya tepat pada jantung si beruang.
Anak panah itu melesat cepat dan mengenai lengan si beruang. Badan beruang yang besar dan panah yang kecil tentu saja tak berpengaruh apapun. Penonton bersorak saat melihat anak panah dari Oli mengenai lengan si beruang. Beruang itu lalu mencabut anak panah sambil berteriak dan berlari menuju Oli.
Oli kembali mengambil anak panah nya dan menargetkan pada jantung si beruang dan meleset. Ia kembali mengambil anak panah ke tiga, ia kembali konsentrasi dan mencoba tenang mengingat beruang itu sedang berlari ke arahnya. Ia teringat saat Sora mengajarkannya bermain panah. Lalu ia segera melesatkan anak panah dan meleset lagi kini mengenai kaki si beruang.
Sungguh ia sangat beruntung belajar memanah kepada Sora.
"Manusia yang menarik." batin seorang pria yang kemarin masuk ke ruangan penjara Oli untuk mengintrogasinya.
Tak ada waktu lagi untuk memanah karena beruang itu semakin dekat dengannya, ia mengambil tombak dan ikut berlari menuju si beruang. Penonton semakin bersemangat tatkala melihat Oli berlari dengan tombaknya menuju si beruang seolah perempuan itu tak ada rasa takut sedikitpun.
Dan saat mereka bertemu Oli segera menancapkan tombak itu tepat pada jantung si beruang dan si beruang segera melempar Oli kesamping dengan tangannya yang bercakar. Oli terlempar dengan keras ke tanah dengan bekas cakaran di lengannya tapi itu tentu saja tak membuat ia mati. Sedangkan si beruang mendapatkan tombak pada dadanya, sedikit lagi pasti akan mengenai jantungnya. Tombak itu cukup dalam dan si beruang mencoba menarik tombak dalam dadanya dan langsung mematahkan tombak itu menjadi dua. Oli berdiri dan mengeluarkan pedangnya, jujur saja ia tak pernah belajar atau memegang pedang sungguhan. Ia tak tau teknik nya dan apapun itu.
Ia mengacungkan pedang itu di depannya kepada si beruang. Beruang itu nampak menyukai cara bermain Oli dengan berbagai senjata. Selama ini ia bermain dengan werewolf dan beradu kekuatan tentu saja. Beruang itu berjalan perlahan dengan Oli yang mundur sedikit demi sedikit.
"Beruang sialan, kau benar-benar akan ku bunuh brengsek!" teriak Oli pada beruang itu seolah beruang itu mengerti apa yang ia bicarakan.
"Sialan kenapa racunnya lama sekali bekerja."
Tak lama beruang itu pun melompat dan melempar Oli ke belakang. Sungguh tubuhnya sangat sakit sekarang, ia bahkan belum melakukan apa-apa pada pedangnya tapi ia sudah diserang. Melihat beruang itu mendekat Oli segera mengambil anak panahnya dan melesatkan pada beruang itu masih dalam keadaan setengah duduk dan lagi itu tak berarti apa2 pada si beruang. Pedangnya terjatuh jauh dari tubuhnya, ia mengambil pisau kecil dari pingangnya dan menatap si beruang. Ia berencana akan menyerahkan tubuhnya dan langsung menancapkan pisau ini pada jantung si beruang.
Penonton semakin riuh di tambah si pembicara yang berteriak-teriak semangat. Si beruang berlari dan melompat dengan cakarnya yang bersiap untuk merobek tubuh Oli. Seketika bayangan orang tuanya, teman-temannya dan juga Nicho saudara barunya dan tentu saja pacarnya seorang direktur tampan yang berjanji akan membawanya liburan setelah ujian kelulusan. Ia hanya mengacungkan pisau kecil itu mengira-ngira akan tepat pada jantung si beruang. Ia telah memasrahkan semua kedaan kepada takdir.
Tak merasakan apa-apa Oli membuka matanya dan melihat sebuah punggung kokoh dengan bulu hitam, terlihat bahunya naik turun. Ia melihat kesamping terlihat beruang itu sudah tak berdaya di ujung lapangan dengan tembok yang sudah retak.
Hewan berbulu hitam itu pun berbalik dan menatap tajam pada Oli. Sungguh saat ini ia sangat ketakutan melebihi apapun, tubuhnya bergetar dan tenaganya sudah habis. Serigala di depannya ini sangat menakutkan dan dua lipat lebih besar dari si beruang tadi. Apakah kematiannya sekarang di makan oleh seorang serigala?
Saking ketakutannya Oli tak menyadari jika semua penonton diam dan menatap takut pada serigala yang ada di lapangan itu, bahkan si pembicara juga diam akhirnya.
Sampai si serigala hitam itu mendekat dan Oli menutup matanya rapat-rapat, air mata nya mengalir tanpa bisa ia tahan. Tak merasakan apapun ia membuka matanya. Tubuhnya di peluk oleh serigala hitam itu dengan satu tangan lalu di bawa pergi dari lapangan.
Oli masih menangis memikirkan bagaimana serigala ini akan mencabik-cabik tubuhnya. Serigala itu membawanya ke sebuah ruangan dan mendudukannya di atas kasur dengan pelan. Oli segera meringsut jauh sambil menatap takut pada serigala itu sambil menangis. Si serigala menatap sebentar Oli dan pergi dari ruangan itu.
Tangisnya pun pecah, takut, cemas, sakit menyatu menjadi satu hingga tak disadari ia tertidur di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELYSIAN : The Princess is Hidden [Werewolf]
WerewolfLima orang remaja sedang melakukan game survival di dalam hutan tak di sangka salah seorang dari mereka yang menjadi kapten terbalik melihat peta dan tersesat. Alih-alih kembali ke perkemahan dengan cara membalikan peta itu lagi, mereka malah semaki...