36 - Masa Kecil

1.1K 103 9
                                    

Akhirnya mereka duduk disalah satu pohon yang dahannya rendah. Oli sengaja duduk merapat didekat Noah sedangkan Nicho duduk didahan depan mereka.

"Aku ingin kembali." rengek Oli pada Noah walaupun matanya menatap tajam pada Nick.

"Kau benar-benar, apa kau tidak sedikitpun merindukan ku?" tanya Nicho kesal.

"Tidak."

Noah tertawa pelan lalu menutup bibirnya menyadari tatapan membunuh dari sang Pangeran.

"Kau terlalu menempel pada Noah." ucap Nicho seperti seorang pacar yang cemburu.

Noah yang mendengar itu langsung menggeser tubuhnya tapi Oli juga ikut mendekat tak memberikan ruang antara dirinya dan Noah.

Nick bangkit dan duduk disebelah Oli. Tubuhnya menghadap Oli. Ia lalu memeluk Oli lembut.

"Aku sangat merindukan mu." ucapnya setengah berbisik.

.

.

.

FLASHBACK

Sepasang anak kembar berambut grey tampak berlari sambil berpegangan tangan. Mereka baru saja melarikan diri dari rumah menuju taman.

"Lihat, kita sudah dekat!" pekik Oli kecil senang sambil menunjuk taman didepannya.

Nicho kecil yang tampak kelelahan langsung senang dan semakin mengeratkan pegangannya pada Oli yang kembali membawanya berlari menuju taman.

Langit tampak gelap akibat mendung. Taman yang biasanya ramai saat sore kini sepi yang hanya diisi oleh beberapa orang yang juga bersiap untuk pulang.

"Oli ayo kita cari kelinci!" ucap Nicho.

Oli mengangguk lalu mereka mulai mencari kelinci yang hidup bebas di taman itu tanpa memperdulikan bahwa langit akan turun hujan. Nick mencari hingga ia sudah berada di depan taman hutan. Taman ini memang mempunyai bagian hutan walaupun tak besar tapi hutan ini menjadi ajang petualangan bagi bocah-bocah seumuran Nick dan Oli.

Tampak beberapa anak-anak baru saja keluar dari hutan lalu melihat Nick yang tampak mencari sesuatu.

"Hei cengeng!" teriak salah satu dari bocah tersebut yang mempunyai tubuh kurus dan paling tinggi.

Nicho berhenti lalu menoleh. Wajahnya langsung waspada terhadap anak laki-laki yang berada di depannya ini.

"Masih berani kesini? Kau sendirian kan? Sekarang kakak mu tak akan menolong mu lagi." ucap bocah yang bertubuh kurus.

"Diam! Oli akan menghajar kalian!" teriak Nicho.

"Dasar lemah. Kau selalu mengandalkan kakak perempuan mu itu." ejek bocah yang bertubuh pendek.

Nicho mengepalkan tangannya tanda ia marah dan kesal.

"Kau berani dengan kami?" tantang si bocah kurus.

Nicho hanya diam.

Bocah yang paling gendut maju dan langsung mendorong Nicho hingga ia terjatuh. Bocah-bocah itu tertawa tampak puas melihat Nicho.

"Oli..." Nicho memanggil Oli pelan. Wajahnya mulai dipenuhi air mata.

"OLIII..." Nicho berteriak nama Oli berharap kakak perempuannya itu akan datang seperti sebelumnya.

"Dasar cengeng! Lemah! Kau bahkan mengandalkan seorang perempuan!" ejek bocah bertubuh kurus.

"Hei dia kan banci. Hahaha." timpal bocah bertubuh pendek.

Mereka tertawa lalu menertawai Nicho dengan sebutan banci. Nicho melihat sekeliling walaupun penglihatannya buram karena air mata. Ia tak melihat tanda-tanda Oli akan datang.

Ia sangat membutuhkan Oli. Ia ingin Oli. Hanya Oli.

Bukk..

"Arrghh." sesuatu mengenai kepala si bocah gendut hingga ia terjatuh.

Nicho menghapus air matanya dan melihat Oli sedang mengepalkan tangannya. Nicho tersenyum senang. "Oli..."

"Berani-beraninya kau..." si bocah gendut berdiri sambil memegang kepalanya yang baru saja di pukul Oli.

"Mengganggu adik ku lagi? Kalian memang tidak pernah jera."

Si bocah gendut tampak tak mendengar Oli dan langsung menyerang Oli. Ia mencekik leher Oli. Oli mencoba melepaskannya, ia memukul kepala si bocah gendut itu dengan sebelah tangannya. Si bocah pendek ikut menyerang Oli dengan menjambak rambut Oli sehingga kepala Oli mendongak memudahkan si bocah gendut mencekik Oli.

"Oli..." Nicho berdiri melihat Oli yang diserang oleh kedua bocah tersebut.

Si bocah kurus mendorong Nicho hingga ia terjatuh. Si bocah kurus itu ikut menyerang Oli dengan menendang-nendang kaki Oli. Oli tak sanggup akhirnya terjatuh dengan si bocah gendut duduk diatasnya tak melepaskan cekikannya.

"To...tolong..." Oli kehabisan oksigen, cekikan di lehernya begitu kuat. Ia juga tak sanggup untuk melawan tiga bocah ini.

"Oli..."

Nicho panik, air matanya menggenang. Ingin menolong Oli tapi seketika ia di dorong oleh si bocah pendek.

Ia benci dengan dirinya yang tak bisa menjaga Oli.
Ia benci dengan dirinya yang selalu dijaga oleh Oli.
Dan ia benci bahwa ia memang selalu membutuhkan Oli bagaimanapun keadaannya.

Mendengar suara lirih Oli yang mencoba meminta tolong padanya. Tubuh Nicho bergetar takut kehilangan satu-satunya orang yang ia cintai. Nicho menggigit bibirnya kuat hingga berdarah menyalurkan ketakutannya saat ini.

Nicho tak sadar. Yang ia pikirkan hanyalah bahwa ia tak boleh kehilangan Oli. Matanya menggelap lalu sekejap si bocah gendut yang mencekik Oli terpental jauh.

Semuanya terdiam. Suara raungan kesakitan si bocah gendut begitu memilukan. Oli duduk dan terbatuk memegang lehernya yang membiru. Ia tak mengerti apa yang barusan terjadi, begitu cepat sehingga otaknya tak bisa mencerna siapa yang melempar si bocah gendut itu darinya. Yang ia ingat hanyalah sebuah taring menancap di leher si bocah gendut sebelum si bocah itu terpental.

Oli menganga dengan pemandangan yang ia lihat. Si bocah gendut kesakitan dengan darah yang mencucur dari lehernya. Tubuhnya kaku sulit untuk bebalik melihat ke belakang siapakah pelaku tersebut. Siapa pemilik taring yang ia lihat sebelumnya.

"AAAAAAK...." si bocah pendek berteriak hingga terjatuh, ia menyeret tubuhnya menjauh bersamaan dengan teriakan si bocah kurus. Tatapan mereka ketakutan dan wajahnya pucat seolah baru saja melihat hantu.

Oli tak sanggup untuk berbalik melihat apa yang membuat para bocah ini ketakutan.

Suara geraman terdengar. Oli memberanikan dirinya untuk berbalik. Oli langsung menutup mulutnya supaya ia tak berteriak. Yang didepannya ini adalah seekor hewan buas. Taring di mulutnya masih menyisakan darah dari si bocah gendut.

Oli semakin susah untuk bernafas tatkala melihat baju yang di pakai Nicho robek tergeletak diatas tanah. Bahkan adik tersayang nya itu tak terlihat lagi. Yang semakin membuat Oli ketakutan adalah celana yang di pakai oleh hewan tersebut.

Oli melihat segalanya, ia hanya berusaha menampik hal tersebut. Hewan bertaring itu mulai mendekat dengan mata takut. Tubuh Oli bergetar, tubuhnya tak bisa digerakkan.

Taring itu, taring yang menyelamatkannya. Dan ia tau,

Taring Nicho, si adik kecilnya.

ELYSIAN : The Princess is Hidden [Werewolf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang