"Setelah kau menyiksa ku, membuat aku bertarung bagai film fantasi sekarang kau sendiri yang berinisiatif ingin mematahkan kaki ku? Hei kau tau, kaki ku ini adalah kaki perak kau tak akan bisa mematahkannya dengan mudah."Pria itu hanya diam mendengar ocehan Oli kembali sambil melipat tangannya, ternyata perempuan di depannya ini sangat terlalu amat banyak bicara pikirnya.
"Apa kau lihat tadi saat aku memanah dan mengenai lengan beruang itu? Bukankah aku terlihat benar-benar seperti peran utama di film fantasi?"
Pria itu masih setia mendengar setiap ocehan Oli yang semakin lama semakin melebar dan melenceng kemana-mana. Tak apa karena ia suka mendengar suara perempuan itu.
"Karena aku sudah memberitahu mu nama ku, jadi kau juga harus memberitahukan nama mu kepada ku"
"Kau tak mau memberitahukannya?"
Pria itu tetap diam tak pernah sedikitpun melepaskan matanya dari Oli.
Agak lama akhirnya pria itu membuka mulutnya. "Adam."
"A..Adam? Pftt" Oli mengangguk sambil tertawa tertahan berpikir bagaimana seorang lelaki bertato ini mempunyai nama Adam, pasti Ibu nya sudah salah memberi nama.
"Tidur." perintah pria itu
"Hei kau yakin itu nama mu?"
Tak mendengar Oli malah bertanya seputar nama Adam. Adam hanya diam dengan wajah datarnya sedangkan Oli masih dengan tawa tertahannya.
"Ah ya Tuhan, kau sangat lucu."
"Baiklah baiklah maafkan aku. Jadi Adam adalah nama mu. Aku akan mengingat itu." ucap Oli dengan senyum di wajahnya.
"Katakan kepada ku apa mereka menyentuh mu saat di penjara?"
Oli mengernyitkan dahi nya mendengar pertanyaan dari Adam.
"Apa mereka menyentuh tubuh mu?"
Kini Oli mengerti kemana arah pembicaraan pria di depannya ini. "Tentu saja tidak. Aku akan membunuh mereka sebelum bisa menyentuh ku."
Adam mangangguk lalu diam memenuhi ruangan bernuansa gelap itu, dari pada duduk diam sambil ditatapi oleh Adam, Oli memilih berbaring dan menarik selimut sampai lehernya.
"Keluarlah, apa kau hanya ingin duduk sambil melihat ku tertidur? Karena aku tak dibolehkan keluar oleh mu cari lah kamar lain untuk hari ini."
"Aku tau kau pasti masih ingin melihat wajah cantik ku ini, tapi sayangnya badan ku benar-benar sakit dan aku hanya ingin tidur."
"Pergi lah, kenapa kau masih disini."
Adam tetap diam pada posisinya dan itu membuat Oli jengah.
"Hei brengsek apa kau hanya bisa diam?"
Adam berdiri dan mendekat ke arah Oli, jujur Oli kini menjadi takut apa kata-katanya sudah keterlaluan? Tapi pria ini membuatnya sangat emosi dengan diam dan tatapannya itu. Tiba-tiba Adam menindih Oli dan menahan badannya pada tangannya.
"Sepertinya mulut manis mu ini perlu di ajari sedikit putri." ucap Adam setengah berbisik.
Sialnya suara baritone Adam terdengar sexy di telinga Oli, ia takut tapi juga menyukai suara Adam. Lelaki itu semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Oli dan,
Cup.
Ia mencium Oli, tidak bahkan ia juga melumat bibir Oli dengan sangat pelan. Oh sungguh ciuman Adam membuat Oli terbuai, pikirannya berkata tidak tapi sialnya tubuhnya seakan membatu hanya diam pasrah menerima lumatan dari Adam. Semakin lama lumatan itu semakin cepat dan tiba-tiba tangan Adam mengelus paha Oli mengingat Oli hanya memakai baju kaos Adam tanpa celana. Saat kulit jari Adam menyentuh paha Oli itu seperti sengatan sekaligus menyadarkan Oli bahwa ini memang harus dihentikan, ia pun sudah kehabisan nafas. Ia mendorong dada Adam sekuat tenaga tapi tentu sia-sia sampai Adam sendiri yang melepaskan ciuman itu. Nafas mereka memburu tampak dada Oli yang naik turun mengambil pasokan oksigen yang tak ia dapat saat berciuman dengan Adam.
Dan kembali Adam mendekatkan wajahnya dan melumat bibir yang akan menjadi favorite nya kini. Dan semua pun tak bisa terelakan mereka melakukannya, di ruangan gelap itu. Adam dan Oli menyatu, mengerang nikmat dengan lembut tanpa ancaman ataupun makian.
Adam masih berada di atas Oli untuk melihat wajah wanita nya setelah melakukan pelepasan bersama. Tampaknya Oli sangat kelelahan terlihat dari keringat yang membanjiri dahi nya.
"Putri." panggil Adam dengan suara seraknya dengan sangat pelan.
Oli membuka matanya dan tepat menatap mata tajam itu lagi.
"Apa kau percaya padaku?"
Sungguh Oli benar-benar tak bisa menahan hasratnya saat menatap pria di depannya ini tak memakai apapun, suara seraknya, serta tatapan tajam nan menggoda untuknya.
"Ini akan sedikit sakit, tapi percayalah tak akan selama tadi." Adam pun mengecup kening Oli sedikit lama, Oli pun menutup matanya merasakan bibir tipis itu tadi sempat menjelajahi setiap inchi dari tubuhnya. Lalu kecupan itu beralih pada telinga Oli, Adam pun mengulum telinganya sesekali menggigit gemas telinga itu. Oli pun mengalungkan tangannya ke leher Adam semakin mempererat jarak dari mereka dan itu membuat Adam sekali lagi sangat bergairah mendapatkan respon dari gadis itu. Tidak, cukup tadi ia sudah melakukan berkali-kali ia hanya akan menandai Oli untuk benar-benar menjadi wanitanya dan tak akan pernah melepaskan perempuan berambut abu-abu itu. Kini Adam beralih pada leher jenjang Oli, wangi sabun yang biasa ia pakai bisa ia cium dari tubuh perempuan itu. Kini matanya berubah dan taringnya mencuat keluar tanpa sepengetahuan Oli. Setelah bermain-main sedikit di leher Oli ia lalu menancapkan taringnya di leher Oli lalu mencabutnya, dan itu membuat Oli melenguh kesakitan sampai ia mencakar punggung polos Adam tapi dihiraukan oleh Adam.
Adam pun menjilati leher Oli yang sudah ia tandai mengeluarkan sedikit darah, ia lalu mengecup tanda itu berkali-kali seolah sangat senang menatap maha karya nya sendiri. Ia kembali menatap wajah Oli yang memejam matanya dan menyentuh lembut pipi wanitanya.
"Hei Putri." Oli membuka matanya dan kembali menatap mata tajam yang menggoda itu. "Apakah sakit? Maaf." Kembali Adam menautkan bibirnya pada bibir Oli seolah tak bosan untuk mencicipi bibir merah ranum tersebut. "Tidurlah."Adam berbaring di sebelah Oli lalu memeluk perempuan itu, memposisikan kepala Oli tepat di dadanya. Sungguh ini adalah malam terindah bagi Adam, seseorang yang ia cari-cari selama ini malah datang sendiri kepadanya. Adam kembali mengecup kening Oli dan perempuan itupun semakin mengeratkan pelukannya. Saking bahagianya Adam menjadi tak bisa tidur ia masih ingin bercinta dengan gadis yang sukses membuat Adam tak bisa berpaling padanya. Tapi tentu saja wanitanya sudah kelelahan dan ia tak mau sampai membuat wanitanya itu sampai jatuh sakit, cukup dengan luka di kaki dan tangan Oli itu sudah merobek hatinya bagaimana kesakitannya wanitanya itu.
Dengan tubuh polos dua insan itu berpelukan di bawah selimut tebal itu. Adam mengelus rambut Oli dan itu membuat Oli sangat nyaman, sesekali pria itu kembali mengecup puncak kepalanya seolah tak pernah bosan. Dan akhirnya Adam pun tertidur setelah Oli sudah duluan masuk ke alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELYSIAN : The Princess is Hidden [Werewolf]
WerewolfLima orang remaja sedang melakukan game survival di dalam hutan tak di sangka salah seorang dari mereka yang menjadi kapten terbalik melihat peta dan tersesat. Alih-alih kembali ke perkemahan dengan cara membalikan peta itu lagi, mereka malah semaki...