29 - Jalang

3K 210 13
                                    

Oli duduk di atas sofa kamar Adam sambil menekuk kakinya. Ia memakai gaun kuno berwarna hitam seolah menyamakan dengan suasana hatinya yang suram. Kemarin sepulangnya dari bukit meninggalkan Adam ia langsung ke kamar dan mengunci pintu. Tetapi bahkan Adam tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali.

Oli melirik jam yang menunjukkan pukul 11 siang ia bangkit menuju pintu dan membukanya walaupun sedikit ragu. Ada beberapa penjaga yang berdiri tak jauh dari kamarnya. Penjaga itu langsung berlari menghampiri Oli melihat Oli keluar dari kamar.

"Ada yang bisa saya bantu Nona?"

Oli menggigit bibirnya sedikit ragu ingin menanyakan keberadaan Adam. "Mana Adam?"

"Alpha belum pulang sejak kemarin Nona."

Adam tak pulang sejak kemarin lalu kemana dia. Sejujurnya Oli khawatir terhadap lelaki itu karena kemarin ia langsung berlari pulang meninggalkan Adam.

"Apa kalian tidak mencarinya? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Adam?"

"Alpha akan baik-baik saja jika ia masih dalam daerah pack Nona. Lagi pula Alpha sering bepergian beberapa hari untuk menenangkan pikirannya." jelas penjaga itu sopan.

Oli ingin membalasnya tapi ia tak dapat berkata-kata lagi. Akhirnya Oli memutuskan keluar untuk makan siang di ruang makan lalu memanggil Sarah, pelayan yang ia temui saat di perpustakaan kemarin. Oli memaksanya untuk duduk dan menemani ia makan, jujur saja Sarah terlihat tidak nyaman. Tapi apa daya walaupun Oli adalah temannya ia tetap harus menghormatinya karena Oli adalah gadis yang dekat dengan Adam.

"Aku sudah menyuruh semua orang keluar dan menutup pintunya, bisakah kau mulai menyuapi makanan mu?" Oli kembali menyuap makanannya. Sarah sejak tadi hanya menyuap sekali makanannya sisanya adalah waspada terhadap sekitar.

"Bagaimana bisa aku tenang, bagaimana jika Alpha kembali pulang dan memergoki ku duduk disini mengobrol santai dengan mu. Bisa-bisa kepala ku terpisah dengan tubuh ku."

Adam. Ia kembali mengingat Adam. Nafsu makannya hilang apalagi setelah Sarah mengatakan hal yang terakhir. Oli bersandar dan hanya menatap makanannya yang masih banyak tersisa di piringnya.

"Kemarin aku bertengkar dengan Adam. Lalu pergi meninggalkannya." ucap Oli tanpa ditanya. Sarah diam membiarkan Oli melanjutkan.

"Bagaimana ini Sarah? Aku takut untuk bertemunya nanti. Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan?"

Oli meremas rambutnya. Ia baru pertama kali melihat Adam mengamuk marah seperti itu. Ia jadi berpikir apakah Adam juga mengamuk seperti itu saat dirinya hilang beberapa kali? Karena terakhir kali ia hilang kamarnya sangat berantakan. Ia tidak menyangka jika Adam begitu menakutkan jika mengamuk.

"Kenapa kau meninggalkan Alpha? Kau benar-benar dalam masalah Oli!"

Meminta saran kepada Sarah benar sia-sia bukannya tenang ia malah semakin khawatir. Akhirnya ia menyudahi acara makannya dengan Sarah karena perasaannya benar-benar tak karuan. Sarah kembali melanjutkan pekerjaannya sedangkan ia memilih untuk mengunjungi ruang kerja Adam.

Bau mint langsung tercium saat ia memasuki ruangan kerja Adam. Dirinya memang takut tapi ia tak bisa menampik bahwa ia merindukan Adam dengan pelukan posesifnya. Oli duduk di kursi kerja Adam sambil melihat-lihat kertas yang berserakan diatas meja kerja Adam. Ia mulai memeriksa satu-satu laci Adam dan menemukan undangan berwarna abu-abu yang Adam baca kemarin.

Ia mengambil undangan tersebut dan membukanya, membacanya berkali-kali seakan tak percaya jika nama lengkapnya berada di undangan tersebut.

Tiba-tiba pintu terbuka dan undangan yang Oli pegang pun tak sengaja jatuh. Tampak seorang lelaki berumur tapi tak setua Frank, mungkin umurnya kira-kira 50 tahunan. Lelaki berambut hitam bercampur uban juga wajah datar dan sorot mata yang tajam sekilas mirip dengan Adam.

ELYSIAN : The Princess is Hidden [Werewolf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang