22 - Janji Nicho

3.1K 203 7
                                    

Tampak matahari sore menyinari melewati dahan-dahan pohon pinus. Para burung tampak kembali pulang ke sarangnya. Seorang perempuan memakai jubah hitam dengan rambut berwarna merah berjalan menyusuri hutan pinus tersebut. Tak lupa berbagai senjata yang ia bawa ditutupi oleh jubahnya kecuali busur dan anak panah.

Perempuan itu adalah Sora, kini ia berencana untuk menjemput Oli atau lebih tepatnya menjemput secara diam-diam perempuan itu dari Black Moon Pack.

Takut? Tentu saja.

Percayalah, Black Moon Pack lebih berbahaya dari pada rogue. Mereka tak punya belas kasih.

Penyusup ataupun penghianat akan diikat dan dibiarkan telanjang diujung jurang sampai mereka mati dengan sendirinya. Belum lagi tentang Black Grass yang sangat terkenal, Black Grass adalah sebuah pertandingan sampai mati. Yang menjadi pesertanya adalah para tahanan atau siapapun yang bersedia. Karena ini adalah pertandingan sampai mati jika tahanan menang maka ia akan tetap hidup dan akan kembali menjadi peserta sampai mereka mati. Intinya jika kau masuk ke dalam penjara Black Moon Pack maka tak ada jalan untuk keluar.

Black Grass hanyalah hiburan untuk para rakyatnya, bayangkan hiburan mereka seperti itu.

Belum lagi mengingat Alpha mereka yang ukuran werewolf nya dua kali lipat dari ukuran werewolf biasa. Memikirkannya saja membuat bulu kuduk gadis itu meremang.

Sora mempercepat langkahnya tentu saja jika berjalan kaki seperti ini ia akan tiba di Black Moon Pack lewat tengah malam. Jangan tanya kenapa ia tak merubah dirinya menjadi werewolf saja.

Ia merasa tak percaya diri dengan bentuk wolf-nya, bahkan wolfnya sendiripun juga  membenarkannya. Untunglah ayahnya mantan Gamma di Grey Moon Pack melatihnya sedari kecil. Sehingga tubuh manusianya pun bisa dikatakan lebih kuat dari tubuh manusia werewolf lainnya.

Sekitar 30 menit ia berjalan meninggalkan gerbang utama pack perasaannya sudah tak enak. Apa karena ia baru saja memikirkan tentang kekejaman Black Moon Pack?

Tiba-tiba suara ranting patah terdengar menginterupsi langkahnya, ia melihat ke sekitar tak menemukan apapun jangan saja itu adalah rogue. Tapi mustahil jika rogue berkeliaran di dekat perbatasan pack nya, mereka lebih cendrung suka di hutan bebas.

Kini terdengar pijakan kaki dan itu membuat Sora semakin was-was karenanya. Ia perlahan mengambil anak panah yang berada dipunggungnya lalu tiba-tiba seseorang memegang tangannya.

Sora berbalik ingin menyerang siapapun itu tapi sebelum sempat menyerang ia menemukan Nicho dibelakangnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Sora kembali meletakkan anak panah ke punggungnya.

"Aku tau kau akan nekat pergi sendirian. Kemarilah."

Sora mengikuti pria berambut grey gelap itu.

"Kemana kita?" tanya Sora menatap Nicho dari belakang karena pria itu berjalan lebih dahulu.

Nicho hanya diam terus berjalan sampai mereka tiba disebuah gubuk, tampak beberapa warior juga ada disana.

"Hai, Sora." sapa mereka menyambut Sora. Sora cukup dekat dengan para warior yang kebanyakan adalah laki-laki.

"Kau benar-benar cantik sekarang, aku tidak menyangka kau bisa seperti ini." ucap salah satunya.

"Hei dia memang sudah cantik dari saat kecil. Kau ingat tidak bangsawan Cyril yang sangat ingin menikahkan anaknya dengan Sora?"

"Ya, bahkan para bangsawan saja sangat tertarik kepadanya."

Nicho merasa panas saat orang lain memuji Sora seakan memuja-muja wanita itu. Dia juga tau bahwa Sora adalah wanita yang cantik tapi apa perlu mereka membicarakan didepannya?

Sora melirik ke arah Nicho yang terlihat tak senang dengan obrolan mereka.

"Kalian hanya melebih-lebihkan." ucap Sora.

"Tapi aku benar bukan?"

Nicho pergi dari sana tanpa berbicara. Sora menatapnya dan duduk diantara para warior laki-laki itu kembali mengobrol membahas hal lain.

Sudah malam tapi Nicho belum juga kembali, Sora sedikit khawatir jangan saja pria berambut grey tersebut kenapa-kenapa. Baiklah sepertinya ia sangat salah mengkhawatirkan pria itu, ia adaah calon Alpha kekuatannya tentunya yang paling kuat di pack setelah Alpha Sean mungkin melebihi.

Sebenarnya tadi teman-temannya menyuruhnya untuk tidur saja dan akan dibangunkan saat akan berangkat tapi mana bisa ia tidur enak jika kepalanya penuh dengan wajah Nicho. Itu benar-benar mengganggunya.

Ia lebih memilih duduk diatas dahan pohon memandang langit yang bertabur bintang tanpa adanya bulan. Sesekali ia memeriksa sekitar sekiranya jika Nicho kembali.

Otaknya kini berputar memikirkan tentang Oli, jika ia tak bisa mebawa Oli pulang besok maka kacau sudah seisi pack. Tiba-tiba ia mencium wangi cytrus yang sangat pekat tapi sangat nyaman saat masuk ke indra penciumannya.

Ia bahkan menutup matanya menciumi aroma itu cukup lama. Saat ia membuka mata seseorang sudah duduk didahan sebelahnya.

Hampir ia ingin berteriak dan terjungkal melihat orang disampingnya. Nicho terkekeh melihat Sora yang terkejut.

"Kenapa kau disini? Apa kau menunggu ku?" tanya Nicho sedikit meledek.

Sora memutar bola matanya malas mendengar ucapan Nicho walaupun itu sebenarnya benar. Tapi ia juga tidak mengantuk dan lihatlah langit, begitu banyak bintang kau tak boleh melewatkannya. Jadi tak seratus persen benar juga.

"Di rambut mu ada ulat." ucap Nicho menunjuk kearah rambut Sora. Gadis itu melotot lalu berteriak menutup matanya.

"Aaakkk tolong, tolong, tolong aku. Singkirkan itu. Nick singkirkan ulat itu. Nickkkkkk aaaakkk...."

Nicho terkekeh melihat tingkah menggemaskan Sora yang takut dengan ulat, ia lalu berpindah ke dahan tempat Sora duduki. Setelah memastikan dahannya cukup kuat untuk menahan mereka berdua ia lalu menyentil ulat kecil itu.

"Sudah." ucapnya sambil tertawa.

Sora kembali dengan raut wajah mengesalkannya, tak sekalipun ia memberikan wajah ramahnya pada pria disampingnya itu. Bahkan lelaki itu sudah menolongnya tapi rasanya mengucapkan 'terima kasih' sangatlah berat.

"Diamlah, itu sama sekali tak lucu!"

Nicho berusaha menahan tawanya merapatkan bibirnya supaya suara tawanya tak terdengar.

"Ada apa di wajahmu?" Nicho melihat wajah Sora dengan serius. Sora kembali takut sekarang.

"Apa lagi sekarang?" sangat kentara di nada suaranya Sora khawatir dan takut.

"Wajah mu cemberut."

Sora menggertakkan giginya kesal pada pria yang sedang tertawa disebelahnya. Lelaki itu tampaknya sangat senang menjahili dirinya. Sora lalu memukul lengan Nicho sampai lelaki itu mengaduh kesakitan.

"Aku tau itu tak sakit Nick, tak usah berlebihan." Sora memutar bola matanya kesal.

"Kau sangat kaku sekali. Apakah Oli membuat mu kesusahan sehingga kau seperti ini?"

Sora menatap Nicho, ia kembali teringat tentang Putri-nya sekaligus temannya.  Nicho menyadari ekspresi berbeda dari Sora.

"Kita akan membawa Oli sebelum perayaan utama."

Sora hanya menghela nafas memandang lurus ke arah pohon-pohon yang gelap didepannya. Sedikit tak percaya diri jika ia akan berhasil membawa Oli lolos dari Black Moon Pack.

"Aku berjanji."

Sora menoleh mendapati senyuman kecil pada wajah lelaki itu. Setidaknya itu membuat dirinya sedikit tenang.

Tidak,
Itu benar-benar obat penenang baginya.

ELYSIAN : The Princess is Hidden [Werewolf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang