Author pov
Kini davin sedang asik menatap zahra yang sedang di suapi makan malam oleh mama lina, dan di ruangan itu kini hanya tersisa zahra, davin, dan juga lina mamanya zahra karna sisa keluarga yang lain sudah pulang
"Mah, sebaiknya mama pulang saja. Biar davin yang menjaga zahra. Kasian papa di rumah" ucap davin dengan sopan
Setelah ucapan davin tadi, Lina hanya menatap zahra agak lama. Dia ragu kalau anaknya mau dia tinggal bersama davin di rumah sakit, dan dengan cepat zahra menggeleng , dia tidak mau, dia menolak dengan cepat
"Gak mah, mama di sini aja. Jangan tinggalin zahra" ucap zahra memohon sambil menggenggam tangan mamanya, dia sungguh tak mau ditinggal berdua oleh davin di sini. Dia memang berusaha untuk memaafkan davin, tapi kini dia masih belum sepenuhnya mau bertatap muka dengan davin, karna sedari tadi dia masih berusaha menghindari davin
"Tapi sayang, davin bener. Papa kamu sendirian di rumah" ucap lina sambil tersenyum lembut
"Tapi mah, zahra mohon" ucap zahra lagi lagi memohon, dia sempat menatap davin sepersekian detik lalu memalingkan kembali wajahnya dan menatap kembali mama nya itu
"Zahra, kamu harus percaya sama mama ya, mama yakin kamu bisa. Okee" ucap lina sambil mengelus kepala zahra, dia tau kenapa anaknya ini bersikap seperti ini, dia tau kalau zahra tidak ingin di tinggal berdua oleh davin
"Tapi mah, mama di sini aja" lagi lagi zahra kekeh dan masih tetap membujuk mamanya itu
"Sayang, kamu gak kasian sama papa, dia di rumah pasti kesepian, jadi mama pulang dulu ya. Kamu di sini sama davin" ucap lina
"Tapi mah, ba-baiklah" jawab zahra ragu ragu
"Begitu dong, baru anak mama. Yasudah mama pulang dulu ya sayang" pamit lina pada zahra, lalu dia menatap davin dan mengajaknya berbicara
"Davin apa kamu bisa menjaga zahra sendirian?" tanya lina ragu
"Loh mama lupa kalo aku ini seorang dokter, 50 pasien saja bisa aku tangani. Apalagi satu perempuan seperti zahra" jelas davin sambil terkekeh
"Oiya sayang mama lupa, tapi bagaimana nanti dengan pekerjaanmu" tanya lina
"Pekerjaanku akan di gantikan sementara mah, sudah mama pulang saja, mama kelihatan sangat lelah. Istirahatlah ya" ucap davin perhatian
"Iya sayang, nih kamu lanjutin suapin zahra. Mama izin pulang ya" pamit lina sambil memberi semangkuk bubur
"Iya mah hati hati ya. Maaf davin gak bisa anter" ucap davin sambil menerima mangkuk itu
"Iya gak papa kok, lagian mama juga akan minta jemput nanda kok" ucap lina sambil merogoh kantongnya dan bersiap untuk menelfon anaknya itu
"Yaudah, mama pamit . Zahra abisin makan kamu ya. Asaalamualaikum" pamit lina sebelum hilang di balik pintu itu
Dan setelah kepergian lina, di ruangan itu hanya tinggal di tempati zahra dan davin
Hening.
Itulah suasana saat ini terjadi, tapi dengan ragu davin membalikkan badanya yang masih menghadap ke pintu itu untuk menghadap ke zahra, dengan langkah ragu dia berjalan ke arah tempat tidur zahra, dan zahra! Dia memalingkan tatapannya ke arah tembok, dan tidak ada niat sedikit pun untuk menghadap ke arah davin
"Ra! ayo makan. Akan saya suapi" ucap davin dengan canggungnya
"Gak, saya udah kenyang" tolak zahra mentah mentah
"Tapi ra! Kamu baru makan beberapa suap, masa sudah kenyang. Ayo buka mulut kamu, dan lanjutkan makannya" bujuk davin dengan menyodorkan sesendok bubur itu