Author pov
Sekarang zahra dan davin sedang meletakkan bahan bahan makanan yang mereka beli kedalam kulkas, tapi zahra masih merasa kalau davin marah padanya sebab dia tidak menegor zahra sedari tadi.
"Pak, bapak masih marah tah. Ya ampun pak, dia itu cuma sahabat saya, gak usah cemburu gitu dong" ucap zahra sambil menahan tawanya
"Saya gak cemburu" ucap davin dengan wajah kesalnya, tapi wajah kesalnya itu malah membuat zahra semakin senang
"Iya deh saya percaya, tapi mukanya jangan ditekuk gitu dong, nanti gantengnya ilang loh" ucap zahra dengan nada jail, tapi bukannya menjawab pertanyaan dari zahra, davin malah semakin menyibukan dirinya dengan belanjaan belanjaan itu
"Yaudah deh kalo masih marah" ucap zahra pasrah
.
.
.
.15 menit kemudian...
"Huh akhirnya selesai juga" ucap zahra lega, sebab semua bahan bahan makanan yang mereka beli tadi sudah tersusun rapih ditempatnya masing masing
"Pak, udah dong jangan marah gitu" ucap zahra lagi
"Saya gak marah" ucap davin sambil mencuci tangannya diwestafel
"Kalo gak marah kenapa muka bapak dari tadi kayak gitu" ucap zahra
"Memang muka saya kayak gini" ucap davin sambil berjalan kearah ruang tv
"Pak, ya ampun udah deh jangan kayak anak kecil" ucap zahra sambil berlari kearah davin
"Awww, aduhh" rengek zahra karna dia terselandung saat dia ingin menyusul davin
"Zahra.." ucap davin terkejut, dia refleks berlari kearah zahra dan membantunya untuk bangun
"Kok bisa jatoh sih, ayok saya bantu jalan kesofa" ucap davin sambil menopang tangan zahra agar bisa berdiri
"Aduh pak sakit" rengek zahra karna kakinya yang terasa sangat sakit
"Pelan pelan, ayok coba lagi" ucap davin sambil mencoba membangunkan zahra
"Gak bisa pak, kaki saya sakit banget" ucap zahra dengan nada menahan rasa sakit, serta wajahnya yang menahan nangis
"Yaudah biar saya gendong ya" ucap davin lalu langsung menggendong zahra dengan kedua tangannya itu dan membawanya kesofa
"Kamu duduk disini aja ya, biar saya ambilin air hangat dulu" ucap davin setelah meletakkan zahra disofa, lalu berjalan ke dapur untuk mengambil air hangat dan kain
"Mana yang sakit zahra" tanya davin dengan membawa air hangat dan kain
"Yang ini pak" ucap zahra sambil menunjuk ke arah kakinya
"Aww pak pelan pelan, sakit banget" rengek zahra ketika davin menempelkan kain yang sudah direndam air hangat itu ke kakinya
"Iya zahra tahan ya" ucap davin sambil menempelkan kainnya dengan lebih pelan
"Pelan pelan pak" ucap zahra lagi, sekarang dia memegang bahu davin yang sedang duduk dilantai dan zahra duduk disofa
"Iya, tahan ya sayang" ucap davin
Kenapa sikap pak davin selalu berubah ubah, sudah sperti ibu hamil saja
Batin zahra sambil menahan rasa sakitnya"Sabar ya, sebentar lagi selesai kok" ucap davin
Tak selang beberapa lama, akhirnya davin pun selesai mengompres luka zahra dan dia pun menaruh alat alat tadi kedapur dan kembali duduk didekat zahra, tapi sekarang dia duduk diatas sofa kalau tafi dusuk diatas lantai