(29)ceraikah

34.7K 1K 2
                                    

Davin pov

disaat aku sedang mengalihkan fokusku pada pekerjaan, bertapa terkejutnya aku saat mendapati surat yang berlabel pangadilan agama, dan setelah aku membukanya? Betapa terkejutnya diriku, kalau itu ternyata adalah surat cerai aku dan zahra. Dan dengan gerakan cepat, aku berjalan mengambil kunci mobil dan segera bergerak menuju ke rumah kediaman keluarga dirgantoro, dimana zahra tinggak sekarang. Sungguh aku sungguh tidak menyangka kalau zahra akan secepat ini mengirimkan surat ini.

Dan setelah menempuh perjalan selama 15 menit, aku pun sampai ke pekarangan rumah milik keluarga dirgantoro. Dan dengan berjalan cepat aku langsung memasuki rumah itu

Dengan nafas tersenggal senggal aku pun mengucapkan salam tanpa sopan santun saat memasuki rumah "Asakamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab seluruh manusia yang berada di sana. Dan betapa terkejutnya aku, saat aku melihat kedua orang tua ku berada di sana bersama kedua orang tua zahra. Dan sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang serius, karna aku bisa melihat dari mimik wajah mereka semua

Dan dengan langkah lambat dan ragu, aku berjalan menghampiri mereka semua

Plak

Satu tamparan berhasil mendarat ke pipi kanan ku, mama ku yulia menamparku dengan sangat keras. Dan aku sudah tau kenapa dia marah seperti ini

Dia menampar aku karna pasti sekarang dia sudah mengetahui tetbtang masalahku dan zahra. karna sebelumnya, aku tidak berani membicarakan hal ini, dikarnakan aku takut mereka kecewa dan marah besar. Dan karna selama kurang lebih dua minggu ini, mereka juga pergi ke luar negri karna suatu urusan

"Apa yang kamu lakukan hah, dasar laki laki brengsek" ucap mama dengan emosinya, sampai sampai dia menampar lagi diriku dengan keras

Plak

"Tapi ma, davin tidak menyadari semua nya. Davin tidak sadar kalau davin melakukan itu" elakku sambil memegangi pipiku yang merah akibat tamparan tamparan itu

Plak

Satu tanparan lagi berhasil mendarat dipipi kiriku, dan tamparan itu bukan dilakukan oleh mama ku, melainkan oleh papa ramzan. Dia menamparku dengan tamparan yang lebih keras dari tamparan mama tadi

"Dasar anak gak tau malu kamu ya, berani kamu mengkhianati istri kamu sendiri" ucap papa dengan rahangnya yang sudah keras  dan aku tau itu karna dia yang menahan emosi sedari tadi

"Pah, mah. Davin udah bilang kalau itu semua terjadi di luar kesadaran davin, dan davin sedang dalam keadaan mabuk" ucapku dengan wajah dan ujung bibir yang sudah dipenuhi darah segar

Plak

Satu tamparan lagi, mendarat dipipi kanan ku, entah kenapa mama terlihat sangat emosi saat ini. Sampai sampai dia menampar ku lagi

"Sejak kapan mama ajarin kamu minum begituan hah, jawab!" ucap mama emosi, dan karna mama begitu emosi, dia sampai meneteskan air matanya

"Maaf mah, davin juga gak tau kenapa davin bisa mabuk" jawabku  sambil memohon dihadapan mama Dan suasana pun hening, hanya suara ku saja yang terdengar di ruangan besar itu, karna anggota keluarga zahra hanya bisa diam dan memperhatikan semua yang terjadi. Dan zahra?? Zahra pun berada di sana, dan karna aku baru menyadari keberadaan zahra, aku langsung menghampirinya dan berlutut di hadapannya

"Zahraa, zahra sayang. Saya mohon sama kamu, maafin saya ya" ucapku sambil memegang kedua kaki zahra yang sedang duduk di atas sofa

"Iya pak, saya sudah maafin bapak kok" jawab zahra tanpa mau melihat ke arahku sama sekali

"Makasih sayang, tapi saya mohon batalin ini" ucapku sambil menunjukkan surat cerai yang aku bawa dari rumah. Dan dengan wajah iba, zahra menatap surat cerai itu, dan tak berselang beberapa detik dia kembali mengalihkan pandangannya ke arah lain

"Maaf pak, saya gak bisa batalin itu" ucap zahra, aku tau dia sedih wajahnya menunjukkan itu semua. Tapi dia berusaha menyembunyikan itu semua dengan wajah angkuhnya

"Tapi zahra, saya mohon. Saya sayang sama kamu, saya gak mau kita pisah" ucapku dengan air mata yang berhasil lolos di pipi, entah kenapa air mata ini sangat mudah lolos dan membasahi pipiku ini

"Gak pak gak bisa, keputusan saya sudah bulat, dan saya harap bapak dapat menandatangani itu" ucap zahra dengan isak tangis yang sudah tak tertahan lagi,. Zahra menangis dia menangis sama seperti ku sekarang. Kami sama sama mengeluarkan air mata kesedihan, dan anggota keluarga yang lain hanya bisa memandangi kami karna aku tau mereka memilih diam dan tidak mau ikut campur untuk sementara waktu

"Sudahlah jangan disesali, mungkin kami memang telah melakukan kesalahan dengan menjodohkan kalian" ucap papa renanda mertuaku, dan diangguki oleh papa dan mama ku juga

"Renanda benar, jadi lebih baik kalian sudahi saja hubungan ini" ucap papa

"Gak pah, aku gak akan sudahi hubungan ini. Iyakan zahra, saya mohon zahra. Tolong kasih saya kesempatan kedua" ucapku sambil memohon dengan sangat tulus pada zahra

"Gak bisa pak, saya gak mau jadi penghalang antara hubungan bapak dan kekasih bapak itu" aku sedikit di buat frustasi oleh zahra, tapi aku harus bersikap sabar demi mendapatkan maaf zahra itu

"Zahra, saya gak ada hubungan apa apa sama wanita itu, kami hanya sekedar teman lama sayang" lirihku dengan penuh kesabaran

"Teman lama yang bertemu lalu bercinta??, begitukan" jawab zahra dengan cepat

"Tolong percayalah, saya sama sekali gak bermaksud ngelakuin itu, saya tidak sadar sayang. Saya di jebak. Percayalah" ucapku lagi

"Terserah bapak mau bicara apa, saya sudah tidak ingin mendengarnya, dan saya harap bapak bisa menandatangani surat perceraian itu dengan cepat, karna saya gak mau masalah ini menjadi berlarut larut" ucap zahra sambil memjat jitadnya, apa mungkin dia pusing?? Dan tubuhnya yang seperti sudah tidak ada tenaga, wajahnya pucat, dan kepalanya yang sudah seperti ingin jatuh. Aku jadi khawatir melihatnya??

"Zahra, kamu gak papa. Kamu sakit??" tanya ku khawatir

"Gak papa, udah pak minggir. Saya mau kekamar" ucap zahra sambil mendorong ku hingga terjungkal

Dia berdiri dengan tubuh yang sudah tak seimbang dan

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik  

Dan..

BRUK...

aku terkejut ketika zahra tiba tiba terjatuh dan dengan sigap aku langsung menggedongnnya, dan suasana di ruangan itu tiba tiba berubah menjadi kacau, semua orang panik karna zahra yang tiba tiba pingsan

Zahra kamu kenapa??

Zahra sayang, bangun nak??

Dek, kamu kenapa. Sadar dek

Seperti itulah kata kata yang dikeluarkan oleh semua orang, tapi karna aku panik aku langsung berinisiatif membawa zahra ke rumah sakit

"Mah pah kita bawa zahra ke rumah sakit" ucapku pada semua orang

"Iya ayok, kita bawa" ucap semua orang

Lalu dengan cepat, aku menggendong zahra masuk kedalam mobil, aku mengendarai mobil, sedangkan para mama berada di belakang untuk menjaganya. Dan para papa dan abang zahra berada di mobil yang berbeda

Dan dengan cepat aku menancap gas dan menuju ke rumah sakit terdekat, dan beruntungnya, rumah sakit terdekat dari rumah keluarga dirgantoro adalah rumah sakit junanda, rumah sakit milik keluargaku

Bersambung....

Hai guys..
Gimana?? Aku gak php kan, aku beneran up 2 kali

Dan buat kalian yang berhati baik, tolong dong votenya dan komennya. Gak kasian apa sama author yang udah nulis cape cape tapi gak di vote sama di komen...

Jadi komen dan votenya yaa...yang baik aja inimah hehe

Okeee
Byee... Bye....

My Cold Doctor [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang