Kini suara obrolan terdengar dari rumah milik davin dan zahra. Semua keluarga zahra maupun davin kini berkumpul di sana, karna mendapat kabar bahwa zahra sudah di perbolehkan pulang, mereka memutuskan untuk berkumpul di sana
Papa zahra papa davin berbincang di teras rumah, sedangkan di dalam terdapat davin, zahra, mama davin dan zahra, salwa, dan juga nanda
"Iya tante. Tadi itu bang nanda malu malu gitu mukanya pas minta nomor temennya kak zahra" ucap salwa ekspresif
"Temennya kak zahra, siapa?" tanya lina-mama zahra, dia merasa sangat penasaran
"Hmm, siapa ya. Aku lupa lagi, pokoknya dia itu pake jilbab tan" jawab salwa sembari berfikir
"Pake jilbab? nisya" ucap lina menebak
"Ya, iya kak nisya. Dia memang cantik sih, pantes aja laki laki kayak bang nanda sampe kepincut" ucap salwa
"Tapi bukannya kamu memang suka sama nisya dari dulu ya nan" tanya lina pada nanda
"Hah, apa mah" tanya nanda lagi, dia benar benar tidak mendengarkan percakapan antara mamanya dan salwa, atau memang hanya pura pura tidak mendengar saja
"Bukannya abang udah 'suka' sama nisya dari dulu" tanya zahra mengulang pertanyaan mamanya dengan menekan kata 'suka' di dalamnya
"Em anu em , apasih sih udah lah gausah bahas beginian. Bahas yang laen aja" jawab nanda gugup
"Alah udah ketawan itu, liat aja tuh mukanya gugup gitu" ejek davin
"Oke oke, nanada jujur nih ya" nanda menatap mata semua orang yang ada di sana, mereka pun menatap mata nanda dengan rasa penasaran
"Sebenernya, nanda memang suka sama nisya, nanda udah suka sama nisya dari nanda masih sma dan nisya smp" ucap nanda
"Bagus" jerit zahra tiba tiba
"Astagfirullah kaget abang dek, gak usah jerit jerit" ucap nanda kaget
"Iya iya maap. Tapi bang, ini berita bagus" ucap zahra lagi
"Berita bagus?? Kenapa" tanya nanda bingung
"Ya bagus lah. soalnya nih ya, nisya juga kayaknya masih suka sama abang" ucap zahra
"Udah nan deketin aja tuh, lumayan loh cantik, solehah lagi" ucap davin
"Iya bang, biar abang gak jomblo lagi" tambah zahra
Nanda tampak berfikir sejenak, dia terlihat sedikit bingung akan semua ini
"Oke, nanda coba ya" ucap nanda
"Gitu dong, semoga berhasil abangku sayang" ucap zahra sambil merangkul tubuh abangnya itu
.
.
.
.
.
.Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, kini mereka semua sudah pulang dan meninggalkan rumah davin dan zahra
Dan kini, zahra dan davin sedang mempersiapkan diri untuk beranjak tidur
"Zahra, kamu gak mual lagi?" tanya davin pada zahra
"Em enggak" jawab zahra
"Kepala kamu gak pusing?" tanya davin lagi
"Enggak juga" jawab zahra
"Yasudah, sekarang tidur ya. Nanti kalo kamu pusing atau mual, kamu panggil saya aja, saya mau ke ruang kerja. Ada yang harus saya kerjain" ucap davin sambil menarik selimut zahra, dan zahra pun dengan cepat mengangguk dan menutup matanya
"Sepertinya, aku harus mencoba memaafkan pak davin. Demi calon anakku" batin zahra sebelum dia benar benar menutup matanya
.
.
.