(51)

19K 686 17
                                    

Ceklek

Pintu kembali terbuka, dan menampilkan wajah ceria milik zella

"Hai sayang" sapa zella

"Mau apa kamu ke sini" tanya davin tanpa basa basi

"Loh aku cuma mau jenguk zahra, emang gak boleh ya" jawab zella

"Gak perlu" jawab davin dan dia pun langsung berdiri dari duduknya dan menatap nanda sejenak

"Apa saya boleh menitip zahra sebentar, saya harus pulang. Ingin mengambil pakaian dan sejumlah barang lainnya?" tanya davin pada nanda

"Oh iya boleh, saya nanti jagain zahra. Kamu tenang aja" jawab nanda

"Yaudah saya permisi ya, sekali lagi terimakasi" ucap davin

"Assalamulaikum" salam davin sebelum meninggalkan mereka dan mengacuhkan zella begitu saja

"Davin!" panggil zella, dan dia pun berlari kecil mengejar davin yang sudah pergi itu.

"Davin tunggu!"

"Kenapa?"

"Kamu kenapa sih acuh banget sama aku, aku juga kan lagi hamil anak kamu. Seharusnya kamu juga perhatian sam aku" protes zella

"Terus saya harus apa?" tanya davin

"Perhatian dong sama aku"

"Oke" jawab davin singkat, dan dia pun langsung melanjutkan jalannya tanpa memperdulikan zella yg kembali memanggil manggil namanya

"Davin!"

"Sial!"

*~*~*

"Kenapa bisa ada sabun cair yang bertaburan disini?" tanya davin pada diri sendiri, dia bingung akan pemandangan yang ada dihadapannya ini. Dia melihat sabun yang sepertinya sengaja di taburkan disini.

"Sepertinya ini sudah direncanakan? Karna tidak mungkin sabun ini bisa tabur disini, karna di lihat dari cara penaburannya, ini disengaja"

"Siapa pelakunya?"

"Apa mungkin ini ulah zella? Apa mungkin dia iri pada zahra dan ingin mencelakakan zahra dan juga bayinya?" selidik davin yang mulai curiga

"Cctv? Ya cctv, ada dicctv rahasia yang mengarah ke dapur. Pasti bisa terlihat siapa yg melakukan ini"

Davin pun langsung berjalan mengarah menuju ke kamarnya dan mengambil laptop yang memang sudah terhubung di cctv rahasia itu.

Di otak atiknya leptop nya itu, dan segera ia lihat apa yg terjadi sebelum kejadian dimana zahra terpeleset itu

Vidio terputar.

Rahangnya mengeras akibat menahan emosi saat melihat vidio itu, tangannya terkepal.

Segera ia tutup laptopnya dan dia pun berjalan beranjak meninggalkan kamar dan langsung bergegas menuju mobilnya dan meninggalkan rumah.

*~*~*

"Dimana zella?!" tanya davin dengan emosi, dia bertanya pada perawat yang memang biasa bersama zella

"Tadi dokter zella pergi ke ruangan bapak" jawab suster itu dengan wajah paniknya

Tanpa basa basi, davin bergegas pergi dan menyusul zella yang tak tau ada perlu apa datang ke ruangan nya

Sesampainya di sana, dia langsung masuk dan ada zella di sana, tapi sepertinya zella tidak menyadari keberadaan davin, dia sedang asik memegang Bingkai foto yang berisi foto davin dan zahra

"Zahra zahra, kasian sekali nasib kamu. Untuk kali ini memang saya belum berhasil menyingkirkan anak kamu itu, tapi lihat saja nanti" ucap zella dengan senyum liciknya itu

Tanpa basa basi, davin mengambil bingkai foto itu dengan kasar.

"Cukup!" ucap davin

"Davin" ucap zella terkejut

"Kenapa? Kaget?"

"Loh bukannya tadi kamu lagi pergi ya" jawab zella dengan gugup

"Sekarang topeng kamu terbongkar, kamu perempuan berbahaya, kamu telah mencelakakan zahra sampai dia seperti itu!"

"Kamu jangan asal tuduh, siapa yang mencelakakan zahra. Tidak ada?" jawab zella

"Sudah diam! Saya punya bukti"

"Bukti?"

"Iya, rekamanan cctv menunjukan kamu menaburkan cairan itu ke lantai"

"Gak! Kamu pasti salah liat. Itu pasti bukan aku" elaknya dengan percaya diri

"Diam!"

"Saya minta, jangan pernah kamu tunjukkan wajah kamu dihadapan saya dan zahra"

"Tapi davin, aku gak ngelakuin apaapun" bantah zella lagi

"Tidak usah bersandiwara!"

"Rekaman cctv sudah cukup jelas menunjukan bahwa kamu yang menaburkan nya dan setelah itu zahra terjatuh dan masuk runah sakut seperti sekarang" jelas davin dengan kesal

Dia berusaha mengendalikan emosinya dengan menggenggam jari jemarinya "apa kamu tidak berfikir atas resiko yang akan terjadi dari tindakan kamu ini! Hah! Zahra bisa kehilangan calon anaknya" lanjut davin

"Jadi saya minta, jangan sekali kali kamu mendekat dengan zahra mulai sekarang!" ucap davin sebelum meninggalkan ruangannya, dia keluar dengan dibalutkan amarah yang amat tinggi

"Sial! Kenapa bisa ketahuan seperti ini. Dan sejak kapan di sana ada cctv?" ucap zella setelah kepergian davin

*~*~*

Kini davin sudah sampai di ruangan zahra, dan seperti yang davin minta tadi, nanda dan nisa masih setia menunggu zahra.

"Makasih ya sudah mau menjaga zahra" ucap davin.

"Santai aja kali, dia juga adik saya" jawab nanda sambil tertawa

"Yaudah kalo gitu kami pamit dulu ya, udah sore juga" pamit nanda

"Dek, abang pulang dulu ya. Semoga cepet sembuh" ucap nanda sambil mencium pucuk kepala zahra

Setelah nanda selesaj berpamitan dengan zahra, kini giliran nisa yang berpamitan dengan sahabat nya ini. "Ra, gue pulang dulu ya. Jangan diri lo baik baik, semoga cepet sembuh!"

Setelah itu nisa memeluk zahra perlahan.

"Yaudah kami pulang ya assalamualaiakum".

*~*~*

Setelah kepergian nisa dan nanda, kini diruangan tersebut tinggal berada zahra dan davin.

" zahra, ada yang mau sayang omongin sama kamu" ucap davin

"Iya pak, apa?" tanya zahra

"Jadi, setelah saya mencari tau kenapa kejadian ini bisa terjadi. Saya sudah mengetahui siapa pelaku dibalik semuanya" ucap davin

"Maksud bapak? Kejadian ini? Jadi semua ini sudah direncanakan?" tanya zahra bingung

"Iya"

"Astaga, siapa dia pak. Kenapa dia begitu kejam, dampai ingin mencelakakan saya dan dia" ucap zahra sambil mengelus perutnya itu

"Dia.."

Ceklek

Bersambung

My Cold Doctor [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang