Jika memang ditakdirkan untuk menjadi teman, maka aku akan berjuang untuk lebih dari teman.
***
"Beneran lo kemarin ketemu kak adit di danau?" Pekik seorang gadis tak menyangka.
"IYA DONG!" pekik Ocha tak kalah keras.
"Utang cerita!" Lanjut Dinda dengan tatapan meng-introgasi Ocha.
"Iya, nanti nunggu Alisha balik dari toilet, ntar kalo ketinggalan dikit aja udah kaya ditinggal pas lagi sayang-sayangnya," ucap Ocha panjang lebar dan tak lupa senyum yang mengembang. Ocha bahagia sekali pagi ini.
Tak lama Alisha datang.
"Oit, lagi ngomongin apa? Kaga diajak!" Ucap Alisha.
"Lagi ngomongin kak Kiki, kenapa hm?" Ucap Dinda. Padahal mereka berdua tidak sedang membicarakan Kiki yang notabenenya kakak kelas mereka. Dan satu lagi Kiki adalah cowok yang dikagumi oleh Alisha.
"GILA! jangan nikung kalian berdua!" Pekik Alisha.
"Santai, kita gak lagi ngomongin kak Kiki kok," ucap Ocha melerai.
"Oh iya Cha, lo mau cerita apa tadi? Sekalian Alisha udah balik," ucap Dinda yang sudah kepo dengan cerita Ocha yang kemarin bisa bertemu dengan Adit.
"Emang ada apa?" Tanya Alisha menengok kearah Ocha.
"Makanya gue mau cerita ini" ucap Ocha.
"Yaudah lanjutin" timpal Alisha.
"Makanya diem!" Cibir Dinda.
"Udah udah, Jadi gini..."
Ocha mulai menceritakan kejadian kemarin dengan ditail- sedetailnya. Wajah dinda dan Alisha menunjukkan mimik wajah yang tidak percaya. Sungguh Gerak cepat sekali seorang Ocha.
"Wahh, gila sih itu dahal jauh loh perumahan lo sama dia," ucap Alisha tak menyangka.
"Gila ini, gercep amat lo!" Ucap Dinda.
Ocha hanya mampu tersenyum dan menyembunyikan pipi nya yang sudah merona.
Dan tak lama bel pelajaran pertama berbunyi dan mengharuskan mereka berhenti bergosip pagi ini.
***
Bel istirahat sudah berbunyi, dan Adit dengan segera ia bangkit dari tempat duduknya.
"Mau ikut gak?" Tanya Adit kepada seorang perempuan cantik yang sedang mengemasi barang-barangnya.
"CEWEK AJA YANG DIAJAK? SAMA TEMEN SENDIRI LUPA?!" teriak Dito, dan seketika adit membalikkan tubuhnya menghadap teman-temannya itu.
"Gak Penting," Ucap Adit dengan senyum jahilnya.
"Gila bro, kita dianggap gak penting gegara dia lagi PDKT sama cewek," ucap Naufan dengan geleng-geleng dan terkekeh.
"Iya, Adit mah jahat sama kita," ucap Dito mulai berdrama.
"Adit mah gak prend sama kita," ucap Andre dengan kekehan nya.
"Emang siapa yang nganggep lo temen? Hm?" Jawab Adit menantang.
"Susah ngomong sama orang yang lagi kasmaran" ucap Naufan dan keempatnya pun tertawa.
"Mau ikut gak?" Tanya Adit beralih pada gadis yang berada didepannya ini.
"Kemana emang?" Tanya gadis tersebut.
"Ke taman belakang, mau gak, Ta?" Gadis yang dipanggil dengan nama 'ta' itupun nampak berfikir.
"Emm, enggak deh gue mau ke kantin. Laper," ucap Aletta nyengir. Ya gadis itu adalah Aletta gadis yang baru-baru ini dekat dengan Adit.
"Ohh, yaudah gue duluan ya," ucap Adit lalu meninggalkan kelas yang ramai dengan bully-an temannya kepada Adit yang ditolak Aletta.
Adit berjalan santai menyusuri koridor yang ramai.
Ia mengedarkan matanya dan tak sengaja melihat sosok yang kemarin ia antar pulang."OCHA!" Panggil Adit dengan suara keras, dan mampu mengalihkan pandangan orang-orang yang sedang lewat.
Tampak dari sebrang sana Ocha tersenyum senang.Segera Adit berjalan menghampiri Ocha yang sedang bersama dengan kedua temannya.
"Emm, k-kenapa kak?" Tanya Ocha gugup.
"Lo mau kemana?" Tanya Adit.
"Mau ke kantinlah kak" cerocos Dinda.
"Kenapa?" Tanya Alisha.
"Enggak, gue mau pinjem ocha boleh?" Tanya Adit kepada Dinda dan Alisha. Mereka berdua mengangguk kompak lalu meninggalkan Ocha dengan Adit. Ocha gugup jantungnya berdebar tak beraturan.
"Kenapa kak?" Tanya Ocha.
Sekuat mungkin Ocha sedang menutupi kegugupan yang melanda nya."Ikut ke taman belakang yuk," ajak Adit, dan Ocha hanya tersenyum dan mengangguk.
Sampai ditaman Adit dan Ocha duduk disebuah bangku kayu yang sudah lama itu.
Adit hanya diam dan memfokuskan dirinya pada gamenya.
Setelah kalah berkali-kali dan menang berkali-kali Adit beralih menatap Ocha yang sedang menghadap kearah depan.Manis juga -batin adit
"Ekehm," dehem Adit.
Ocha menoleh kearah adit."Kenapa kak?" Tanya Ocha ragu-ragu.
"Gapapa kok" ucap Adit yang merasa canggung dengan keadaan ini.
"Oh iya boleh minta Id line lo?" Tanya Adit hati-hati.
Ocha seperti mimpi sekarang ini."Boleh kok" ucap Ocha dan menyodorkan ponselnya ke Adit.
Setelah berkutat pada ponselnya Adit mengembalikan ponsel Ocha pada sang empunya.
"Makasih ya" ucap Adit
"Iya sama-sama"
"Kita temenan boleh?" Tanya Adit.
"Kek nya lo orang nya seru deh" lanjut Adit.
Lebih juga boleh kok mang -batin Ocha
"Boleh dong, tambah temen kan makin seru!" Ucap Ocha semangat.
"Bagus kalo gitu." Adit tersenyum kepada Ocha. Dan apa kabar jantung Ocha? Pasti sudah tidak beraturan lagi.
"Kalo sama gue jangan suka canggung atau gugup ya?" Pinta Adit. Ocha hanya mengangguk dan terus tersenyum. Ia sangat bahagia sekarang.
Meskipun menjadi teman, ia sangat bersyukur.
Karena sejatinya sayang timbul karena keterbiasaan dan cinta timbul secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Love (selesai)
Teen FictionPeringkat cerita : Rank 1 in Menyerah Ditempat yang sepi, gadis itu menangis meluapkan segala pedih yang tersimpan. Menyakitkan jika harus mengingat betapa kejam dunia mempermainkannya seakan dunia tak memperbolehkannya untuk bahagia. Bintang Arisq...