30.Awal dari segalanya?

1.1K 44 2
                                    


Jika lelah berhentilah, jangan memaksakan menunggu kehadiran yang tak pasti.

HT30

Happy reading!!!

🌻🌻🌻

"Oke" ucap adit santai.

Mereka masih dihalte dan masih belum ada angkutan yang lewat jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Dan langit semakin menggelap karena mendung yang siap kapan saja menumpahkan air hujan.

Kedua manusia ini hanya diam, sama sama berkutat pada otaknya masing-masing. Sesekali ocha menghela nafas begitupun dengan adit.

Hujan turun membasahu bumi, bercak merah dari tanah mulai banyak. Haltepun jadi ramai karena banyak yang berteduh. Ocha berdecak kesal mengapa hujan datang diwaktu yang tidak pas. Ocha suka hujan tapi ia tak suka terjebak hujan.

"Kak" panggil ocha. Adit yang sedang bermain ponsel pun mendongak menatap ocha.

"Apa?" Tanyanya. Ocha tersenyum samar.

"Lo tuh sama kaya hujan, pertamanya nyenengin nanti kalo kelamaan bikin sakit" ucap ocha. Adit terkekeh.

"Maaf" kali ini ekspresi adit serisu, membuat ocha gelagapan sendiri.

"Eh, gak perlu minta maaf" ucap ocha, Adit hanya mengangguk.

Hujan mulai reda, adit bangkit dari duduknya.

"Ayo pulang, gue anter keburu malem" titah adit. Ocha mau tak mau ia mengangguk.

Setelah beberapa menit akhirnya motor adit sudah terparkir didepan rumah ocha.

"Nih, mau mampir gak? Baju lo agak basah tuh" ucap ocha. Adit melirik bajunya yang basah karena air hujan.

"Enggak, gue langsung pulang" ucap adit. Ocha menggeleng "Nanti masuk angin, masuk dulu gin" titah ocha. Namun adit menggeleng "Gue pulang aja" ucapnya.

Ocha mau tak mau mengangguk dan mengiyakan saja.
Setelah pamit adit langsung pergi dari rumah ocha.
Ocha masuk kedalam rumahnya dengan senyum yang tidak bisa ia artikan sendiri.

Kata kata adit selalu terngiang di pikirannya saat ini.

"Gue gak mau kalo jadi pelampiasan!" Sunggut ocha.

"Gue gak akan jadiin lo pelampiasan, lo orang baik gak pantes dapet perlakuan kaya gitu" ucap adit.

"Tapi lo jahat" ucap ocha.

"Iya, gue brengsek kenapa? Mau ninggalin gue? Gapapa kalo mau" sahut adit.

"Gak gitu maksudnya, jangan deket-deket kak aletta. Aku gak suka" ucap ocha. Adit terkekeh.

"Ohh jadi cemburu? Enggak usah gitu. Gue berusaha buat ngilangin rasa buat aletta. Ya kalau bisa sih" ucapnya.

"Kalo gak bisa?" Tanya ocha.

"Coba lagi dong," balasnya. Ocha hanya tersenyum kala itu.

Ocha membaringkan tubuhya kasur miliknya, mengamati langit-langit kamar yang berwarna putih.

Ia segera bangkit untuk mengambil buku dan menuliskan sesuatu diatasnya.

***

Adit, cowok itu tengah berkutat pada Ponselnya. Pintu kamarnya ada yang mengetuk membuatnya berdecak kesal.

Hurt Love (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang