Dibawah langit yang hitam, diatas bumi yang basah.
Terdapat sepatah cerita dan secarik cerita untuk hari ini, tentang kehilangan orang orang sekitar, tentang hati yang berdiri kokoh saat badai menerjang.🌻🌻🌻
Ocha sudah dipindahkan dirawat inap biasa, kondisinya memang belum stabil beruntunglah operasinya berjalan dengan lancar meskipun masih ada pengobatan yang lainnya seperti kemoterapi.
Adit cowok itu tengah duduk dikursi sebelah bankar Ocha yang sedang terlelap, cowok itu masih mengenakan seragam putih abunya memang Adit belum pulang sedari tadi.
"Bangun dong," ucap Adit lirih tangannya masih setia menggenggam tangan Ocha lalu diletakkan di pipinya.
"Gue dari tadi nunggu lo nih" ucapnya lagi sampai ia merasakan bahwa telapak tangan Ocha bergerak, Adit terkejut reflek langsung menatap Ocha.
"Lo bangun?" tanya Adit.
Ocha mengerjapkan matanya yang pertama kali ia lihat adalah Adit yang sedang menatapnya panik, Ocha tersenyum samar.
"Gue panggilin dokter" kata Adit lalu memencet bel pada ujung atas bankar.
Tak lama dokter beserta dua suster datang dan memeriksa keadaan Ocha.
"Terimakasih dok" ujar Adit kepada sang dokter lalu dokter itupun pergi dari ruangan Ocha.
"Kakak udah tau aku sakit?" tanya Ocha, suaranya lirih dan terdengar parau. Adit mengangguk semakin mempererat genggamannya, tetapi Ocha berusaha untuk melepaskannya.
"Kenapa?" tanya Adit panik saat melihat Ocha menangis didepannya.
"Kayaknya gue salah besar,harusnya lo jadi tunangan sama kak Aletta" ucap Ocha, Adit menggeleng "Lo apaan sih!" Ucapnya tegas.
Ocha melepas tangan Adit lalu tersenyum hambar "harusnya lo gak usah pertahanin gue yang penyakitan gini" kata Ocha.
"Jangan buat gue merasa bersalah dengan lo nyembunyiin penyakit lo dari gue"
"Setidaknya kalo gue tau gue gak akan nyakitin lo dan berusaha keras untuk menghargai lo, dan sekarang? Lo minta gue ninggalin elo? Gue udah jadi cowok brengsek yang seenaknya nyakitin hati lo dan gue gak mau mengulangi lagi" jelas Adit panjang lebar.
Ocha menangis tak mampu untuk berkata.
"Jangan khawatir yang penting lo sembuh"
***
"Jenguklah adik kamu di rumahsakit" tutur Sarah lembut, kini ia sedang membujukk Kevin untuk menemui Ocha setidaknya memperbaiki kesalahpahaman yang ada selama bertahun-tahun.
"Enggak!" Tegas Kevin matanya masih fokus pada ponsel yang digenggamnya.
"Kevin, dengerin mamah saudara kamu cuma tinggal Ocha, kamu gak kasian dia dirumah sakit sendirian? Kamu gak mau jenguk sekedar lihat keadaan dia bagaimana, bagaimanapun Ocha butuh support dari keluarganya" jelas Sarah mengelus punggung Kevin untuk sekedar memberi pengertian.
"Enggak ya enggak! Kevin gak punya saudara pembunuh mah! Biarin dia menebus semuanya!" Ucap Kevin lalu pergi meninggalkan Sarah yang terus meneriaki namanya.
"KEVIN!" dan kevin tidak memperdulikan panggilan Ayahnya yang baru saja datang.
Sarah mengusap wajahnya frustasi sudah tak habis pikir dengan pemikiran Kevin.
***
Adit sudah pulang dan sekarang Ocha bersama dengan Alisha yang menemaninya.
"Lis, gue bosen tapi badan gue rasanya sakit semua" rengek Ocha, Alisha berdehem lalu menyimpan ponselnya ditas.
"Jangan banyak gerak, udah deh nurut aja" omel Alisha.
"Pegel kali tiduran mulu", ucap Ocha dengan memanyunkan bibirnya.
"Ya mau sembuh gak?" Ketus Alisha.
"Iya deh iya" ucap Ocha pasrah.
Keduanya kembali diam tidak ada yang membuka suara.
Pintu berdecit tanda ada seseorang yang mendorongnya, disana ada Aldo yang berdiri sembari membawa parsel berisi buah-buahan dan tak lupa senyum manisnya."Hi Bin, gimana keadaan lo?" tanya Aldo.
"Hi Al, udah mendingan tapi gue bosen banget disini" ucap Ocha, Aldo meletakkan bingkisannya lalu berdiri disebelah bankar Ocha.
"Gak papa biar cepat sembuh" ucap Aldo sembari mengacak puncak kepala Ocha.
"Gue langsung balik ya, udah ada janji maaf gak bisa lama-lama" pamit Aldo.
"Loh tumben banget? Sama siapa?" tanya Ocha.
"Ada deh seseorang" ucap Aldo terkekeh geli "Si Aldo udah ada cewek nih pasti" celetuk Alisha yang sedari tadi diam.
"Apaan sih Lis, gue mau ketemu tante Tika ambil pesanan kue Mamah" jelasnya
"Kirain" ucap Alisha dengan nada dibuat sekecewa mungkin.
"Enggaklah, btw gue pamit ya! Cepat sembuh Bintang!"
Pamitnya segera keluar ruang rawat inap Ocha."Lo tau gak Cha?" tanya Alisha.
"Enggak" jawab Ocha cepat.
"Eh, gini loh menurut gue Aldo ada rasa buat lo tapi lo nya aja yang gak peka" sunggut Alisha.
"Maksudnya gimana?" Tanya Ocha tak mengerti
"Ih, gini lo menurut gue Aldo itu sayang sama lo, mungkin juga jatuh cinta" jelas Alisha, Ocha mengangguk tetapi sedetik kemudian ia memekik "Yang bener lo?! Dia sahabat gue waktu diSemarang" ucap Ocha, Alisha terkekeh geli.
"Menurut gue sih iya, lagian lo sibuk ngurusin kak Adit sih" dengus Alisha terkekeh.
"Apaan sih, Lis" ucap Ocha dengan pipi yang bersemu.
"Jadi? Lo percaya gak kalo Aldo suka sama lo?" tanya Alisha.
"Dia sayang sama gue sebagai sahabat" ucap Ocha
"Kalo lebih?" tanya Aldo.
"Sebagai Adik" ucap Ocha membuat Alisha mendengus, kesal dengan Ocha yang tak menyadari seseorang disekitarnya dan hanya terfokus oleh satu orang.
"Terserah lo deh" ucap Alisha menghela nafas.
Tanpa mereka sadari Aldo masih diam dibalik pintu kamar rawat Ocha, cowok itu tersenyum miris saat mendengar penuturan Ocha. Ternyata dirinya hanya ditakdirkan untuk menjadi sahabat sekaligus kakak untuk Ocha bukan untuk status yang lebih. Aldo menghela nafas gusar lalu ia melangkahkan kakinya untuk pergi, alasan ia terburu-buru adalah ia tak ingin melihat Ocha lebih lama karena menurut Aldo tatapan Ocha yang sulit membuatnya untuk pergi.
"Tetap Bahagia tanpa gue, Bintang" gumamnya lalu berjalan semakin cepat.
***
Tbc!
Team Ocha-Adit/
Team Ocha-Aldo?Jangan lupa vote&comment ya manteman♥️
Comment yang banyak
Ayo dong hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Love (selesai)
Teen FictionPeringkat cerita : Rank 1 in Menyerah Ditempat yang sepi, gadis itu menangis meluapkan segala pedih yang tersimpan. Menyakitkan jika harus mengingat betapa kejam dunia mempermainkannya seakan dunia tak memperbolehkannya untuk bahagia. Bintang Arisq...