Tenanglah, semua butuh waktu!
🌻🌻🌻
Jam istirahat telah berbunyi sekitaran lima menit tadi.
Ocha masih membereskan peralatan tulisnya yang berserakan dimeja belajarnya."Cepet atuh neng ocha, kita teu udah laper" dengus dinda.
"Iya bentar" jawab ocha
"Udah! Ayok" ajaknya dan mereka pun segera bergegas menuju kantin sekolah.
Suara riuh yang pertama kali mereka dengar, suara berebut seseorang berebut tempat, memesan makanan hingga ada yang mengobrol.
Ocha mengedarkan pandangannya, mencari bangku yang harus mereka duduki saat makan.
"Gak ada yang kosong bangkunya" ucap alisha.
"Iya, mau makan dikelas gimana?" Tanya dinda. Ocha menggeleng "males ah kalo balik lagi" ucap ocha.
Mereka kembali mengedarkan pandangan siapa tahu ada teman yang dikenal kan bisa bergabung dengan mereka.
"Cha!" Panggil seseorang dari arah bangku pojok sana. Sontak bukan hanya ocha yang menoleh kedua temannya pun ikutan menoleh.
"Itu ada kak adit sama temennya, kita kesana mau?" Tanya ocha.
"Ogah ada naufan" dengus alisha kesal.
"Yeuh! Gapapa kali lis, yakali kita harus lesehan" dinda berdecak kesal.
"Ribut mulu, awas tiati nanti naksir" ucap ocha terkekeh lalu berjalan kearah adit dan teman-temannya berada. Begitupun dengan dinda dan dengan terpaksa alisha mengikuti dari belakang dengan kaki yang dihentak-hentakkan.
"Apa lo liat-liat" ucap alisha sinis saat ia melihat naufan sedang memperhatikan dirinya.
"Lo kalo ketemu gue, bawaan nya sensi mulu deh perasaan" ucap naufan.
"Lo sih ngeselin banget" ucap alisha ketus.
"Lah, ketemu aja udah sekali udah ngecap ngeselin aja" ucao andrean terkekeh, alisha berdecak kesal. "Terserah gue dong" ucapnya.
"Udah ribut mulu, sana pesen makanan emang kagak laper apa?" Titah adit,
"Nah, sekarang lo yang pesen din" ucap ocha. Dinda mendengus lalu dengan ogah-ogahn dia bangkit.
"Oke, pada mau pesen apa?" Tanya dinda.
"Bakso sama esteh"
"Mie ayam sama es jeruk"
"Bakso juga dong sama esjeruk"
"Emm, gue apa ya? Batagor aja deh"
"Gue juz jambu aja"
"Gue siomay bu neneng ya!"
Pesan mereka semua, dinda hanya geleng-geleng dan mengusap telinganya yang sedikit berdengung. Sambil mengingat pesanan mereka syukur kalo ingat kalo gak ingat balik lagi. Pesanan segitu banyaknya.
"Hadeh, ko rada nyesel ya" gumam dinda.
🌻🌻🌻
Adit menghampiri ocha yang tengah duduk di bangku dekat kelasnya, memang tadi adit menyuruh ocha untuk menunggu dirinya.
"Cha, ayok" ajak adit, ocha bangkit dan mengikuti adit.
Tanpa menunggu lama adit segera menyerahkan helmnya pada saat mereka telah sampai diparkiran, ocha menerima dengan senang hati dan segera memakainya.
Dan tak lama motor adit pergi membelah padatnya ibu kota.Kini, mereka berdua telah sampai di pusat perbelanjaan di jakarta.
"Ngapain kesini?" Tanya ocha.
"Makan" ujar adit dingin, ocha menghela nafas dan tetap mengikuti arah adit berjalan.
Mereka telah sampai di sebuah cafe dengan nuansa modern.
Adit dan ocha segera duduk dan memesan makanan.
Hening tidak ada percakapan, mereka fokus pada pikirannya masing-masing.
Tidak tahan dengan keadaan hening ocha segera berfikir untuk mencari topik yang pas.
"Kenapa?", Tanya adit tiba-tiba.
"Kenapa apanya?" Tanya ocha balik, bingung dengan sikap adit.
"Gapapa" ucapnya acuh.
Tak lama pesanan mereka datang, dan selebihnya hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.
🌻🌻🌻
Motor besar adit sudah berhenti didepan rumah ocha,
Adit mengantarkan ocha pulang setelah mereka makan bersama."Makasih" ucap ocha sembari menyodorkan helm kepada adit, adit menerimanya dan mengangguk.
"Iya, gue balik" ucapnya sambil tersenyum manis kepada ocha. Jangan lupakan jantung ocha yang memompa lebih kencang.
"Hati-hati" ucap ocha dan adit hanya menangguk lalu pergi dari rumah ocha.
Ocha masuk kerumah sambil memegang dadanya, jantungnya berdegup kencang.
Dasar lemah, baru juga disenyumin udah baper batin ocha terkekeh geli.
....
Adit berjalan santai menyusuri koridor sekolah, matanya mencincing ketika melihat seorang gadis diujung koridor yang sedang duduk dan menelungkupkan wajahnya diantara kakinya.
"Kayak kenal" gumam adit, adit menghampiri gadis itu.
Ia berjongkok menyeimbangkan posisinya dengan gadis itu.
"Hei, lo kenapa?" Ucap adit, namun gadis itu menggeleng. Masih dengan kepala yang ditelungkupkan diantara lututnya."Kenapa nangis?" Tanya adit kembali, gadis itu mendongak menatap manik mata adit.
"Aletta?" Ucap adit bingung.
"Lo kenapa nangis?" Tanya adit, aletta menggeleng.
"Kenapa? Jawan gue!" Adit meninggikan volume bicaranya.
"Roby se-selingkuh" ucapnya terbata-bata.
Adit menggeram lalu segera memeluk tubuh munyil aletta."Brengsek" ucap adit dengan rahang yang mengeras.
Sebegitu sayangkah adit dengan aletta? Sampai-sampai ia pun tak rela jika gadis itu menangis karena kekasihnya, toh adit juga sudah mempunyai ocha.
"Udah, lo tenang dulu" ucap adit.
Dan yah, tanpa mereka sadari ada seseorang yang melihat kejadian dramatis itu. Gadis itu segera berlari tak ingin melihat kejadian itu lagi, hatinya cukup sakit.
Benar adanya bahwa cinta tidak bisa dipaksakan.
***
Tbc!
Gimana sama part ini?
Comment ya manteman!
Tinggalkan jejak💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Love (selesai)
Teen FictionPeringkat cerita : Rank 1 in Menyerah Ditempat yang sepi, gadis itu menangis meluapkan segala pedih yang tersimpan. Menyakitkan jika harus mengingat betapa kejam dunia mempermainkannya seakan dunia tak memperbolehkannya untuk bahagia. Bintang Arisq...