8. Tidak baik-baik saja

1.5K 60 0
                                    

Memahami tanpa dipahami memang melelahkan, mengerti terus menerus tanpa dimengerti memang melelahkan. Itulah mengapa akhirnya orang memilih pergi dari pada bertahan.

🌷🌷🌷

Alisha, gadis itu berlari tergesah-gesah menyusuri koridor rumah sakit. Setelah mendapat telfon dari asisten rumah tangga sahabatnya yang menyatakan ocha pingsan setelah adit mengantar ocha pulang.

"Kenapa gini?" Tanya alisha kepada gadis yang terbaring lemah di bankar rumah sakit.

"Udah Nasib lis" ucap ocha lirih.

"Lo sakit apa sih?" Tanya alisha duduk di bangku samping bankar ocha.

"Gapapa lis" ucap ocha meyakinkan.

"Bohong!" Alisha tau bahwa sahabatnya ini berbohong bagaimana tidak? Wajahnya sangat pucat, kondisinya sangat lemah.

"Gak usah khawatir, gue gak papa" ucap ocha.

Alisha diam, ia berusaha menyembunyikan isakannya, gadis itu menangis.

"Kenapa nangis?" Tanya ocha yang melihat alisha sesekali terisak dengan kepala yang tertunduk.

"Kenapa lo bohong cha?" Tanya alisha.

"Gue bohong apaan?" Tanya ocha.

"Lo kenapa? Gue sahabat lo dari kecil cha, gak boleh ada yang ditutupin!" Alisha berbicara dengan nada yang lebih tinggi.

"Belum saat nya lo tau lis" ucap ocha.

"Kenapa?" Tanya alisha, mendongak menatap ocha.

Ocha tersenyum.

"Gue gak mau orang-orang disekitar gue peduli karena kasian" ucap ocha dengan mata yang berkaca-kaca.

"Gue mohon cha" ucap alisha memelan.

"Oke, tapi lo janji jangan bilang kesiapa-siapa, termasuk kak adit" ucap ocha.

"Iya," ucap alisha.

"Gue punya penyakit Leukimia" ucap ocha.

Alisha terkejut, mulutnya setengah menganga, kemarin-kemarin ocha terlihat baik-baik saja, gadis ini sungguh pandai menutupi lukanya dengan tingkah cerianya.

Alisha kembali mengeluarkan air mata. Lalu memeluk sahabatnya itu.ocha pun membalas pelukan hangat dari sahabatnya itu. Setidaknya ocha bisa menyalurkan rasa sakitnya.

***

"Alisha!" Pekik adit saat melihat alisha berjalan sendiri, biasanya di jam istirahat ocha akan selalu ada bersama alisha. Namun sekarang tidak

Alisha mendekat kearah adit yang memanggilnya.

"Kenapa kak?" Tanya alisha sopan, tumben.

"Ocha mana?" Tanya adit sambil mengedarkan pandangannya.

"Ngapain nyari-nyari?" Tanya alisha.

"Emang kenapa? Gak boleh!" Ucap adit tak santai, membuat alisha berdecak kesal.

"Enggak!" Ucapnya lalu pergi berlalu meninggalkan adit.

Adit sedang berada di rooftop sekolah, sekedar untuk menjernihkan pikirannya.

"Woy!" Pekik naufan di telinga adit, hampir saja adit terjungkal karena terkejut.

"Apaan sih!" Ketus adit.

"Kenapa lo?" Tanya naufan.

"Gak papa" ucap adit singkat.
Tidak seperti biasanya.

"Apa gara-gara aletta?" Tanya naufan sok tau.

"Bukan" jawab adit.

"Terus?" Tanya naufan serius.

"Ocha, gue gak liat dia dari tadi" ucap adit akhirnya.

"Siapa?" Tanya naufan bingung.

"Adek kelas,"

"Wuahh! Adek kelas juga lo embat setelah aletta" ucap naufan heboh.

"Diem sih" ucap adit.

"Sebenarnya lo tuh, Suka sama aletta atau ocha?" Tanya naufan menatap adit dengan satu alis terangkat.

"Ocha itu temen gue," ucap adit.

"Temen tapi demen" ucap naufan terkekeh.

"Masa, enggak tuh" ucap adit

"Kan,gak ada yang tau kapan cinta datang, Inget bro! Cinta datang karena terbiasa, jangan kasih dia harapan kalo pada dasarnya lo cuma anggap dia teman" ucap naufan bijak.

"Tumben banget lo fan" ucap adit terkekeh.

"Ye, gue mah bijak pada masanya" ucap naufan terkekeh.

Bel pulang sudah berbunyi dan sekarang adit sedang berada diparkiran, ia masih memikirkan keadaan ocha, dimana dia sekarang? Bagaimana keadaannya? Apakah baik baik saja? Adit khawatir karena sedari tadi pagi ia menghungi ocha, namun tidak ada balasan sama sekali ditelfon pun tidak diangkat.

Adit segera memasukan ponselnya kesaku setelah mengirim beberapa pesan ke ocha.

Adit mengendarai motornya dengan kecepatan sedang,

Ia berhenti didepan rumah perpagar putih tersebut.

Adit segera turun dan menekan bel. Tidak ada balasan sama sekali, beberapa kali adit menekan bel namun tetap, tidak ada yang menyahuti. Adit pasrah dan berjalan menuju motornya dengan langkah gontai. Ia khawatir kepada ocha. Sangat.

"Kemana lo cha" gumam adit.

Dan setelahnya adit pergi dari depan rumah ocha.

Hurt Love (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang