38.Harus pergi?

1.3K 46 2
                                    

Terkadang kita harus merelakan seseorang hanya sekedar untuk membahagiakan.

🌻🌻🌻

Pagi ini Ocha beserta sabahatnya sudah sampai diJakarta.
Gadis itu menggeret kopernya kedalam mobil, Ocha sama sekali tidak memberi tahu bahwa dirinya akan pergi ke China untuk melakukan berbagai macam pengobatan.
Bahkan Alisha dan Dinda tak diberi tahu oleh Ocha tentang keberangkatannya.

"Gue balik dulu, hati-hati kalian" ucap Ocha dengan melambaikan tangannya, gadis itu dijemput terlebih dahulu.

"Iya, hati-hati cha!" Pekik Dinda dan Ocha hanya tersenyum simpul lalu segera masuk kemobilnya.

Ocha hanya diam, ia memikirkan bagaimana cara ia mengatakan kepada Adit bahwa ia akan pergi ke China.

Ocha merogoh sakunya dan mengambil ponselnya, tidak ada notifikasi dari Adit. Ocha hanya menghela nafas gusar.

***

"Lo gak papa kan?" tanya Adit kepada Aletta, gadis itu mengangguk lemah.

"Mau apa? Mau minum?" tawar Adit, tidak menjawab justru Aletta menangis, Adit yang melihat Aletta menangispun segera bangkin dari duduknya, Ia memeluk Aletta untuk menenangkan.

"Lo kenapa disini, Dit?" tanya Aletta dengan suara seraknya.

"Kenapa?" tanya Adit yang sudah melepaskan pelukannya.

"Bukannya lo gak peduli lagi sama gue?" tanya Aletta, Adit menggeleng.

"Gue bukannya gak peduli sama lo, gue peduli kok sama lo" ucap Adit.

"Kenapa lo nolak perjodohan ini? Bukannya lo dulu ngejar-ngejar gue?" ucap Aletta, Adit hanya diam tak menanggapi membuat Aletta beredecih.

"Apa mungkin lo udah berpaling?" ucap Aletta dengan sinis.

"Gue gak bisa, gue sadar gue sayang sama Ocha" ucap Adit, Aletta hanya memutar bola mata malas.

"Tidur, gue jagain lo disini" ucap Adit, dan Aletta tersenyum lalu segera memejamkan matanya.

Adit menghela nafas panjang, lalu memijat pangkal hidungnya ia merasa pusing untuk sekarang ini.

Adit menyandarkan tubuhnya pada kursi rumah sakit, bahkan dari semalam Adit tak tidur untuk menjaga Aletta.
Saat Adit ingin memejamkan matanya, Pintu ruang inap terbuka menampilkan Ayahnya beserta Bara dibelakangnya.

"Gimana keadaan Aletta,Dit?" tanya Mahesa, Adit bangkit dari duduknya "Sudah membaik" jawab Adit acuh.

"Berhubung Om Bara ada disini, Adit akan pulang" ucap Adit, tetapi Aletta mencekal tangan Adit. Ternyata Aletta belum tidur.

Adit menatap tangannya yang dipegang oleh Aletta, dan merasa diperhatikan Aletta langsung melepaskan tangannya dari lengan Adit.

"Pah, Adit capek mau istirahat" ucapnya memelas pada Mahesa, Mahesa mengangguk.

"Baiklah, nanti kalo sudah kamu bisa disini jaga Aletta" ujar Mahesa, Adit hanya menghela nafas pasrah lalu mengangguk.

Tubunya lelah, pikirannya pun lelah, ia butuh istirahat untuk sejenak.

***

Ocha duduk di kursi belajarnya, ia menuliskan sesuatu di sebuah buku.

Setelah dirasa selesai, ia menutup buku tersebut lalu meletakan pulpen diatasnya.

Ocha menghela nafas berat, ia masih ragu untuk memberi tahu Adit akan penyakitnya.
Ia takut Adit akan kecewa karena ia telah menutupi kenyataan besar ini.

Ponsel Ocha berdering menandakan ada panggilan masuk.

Kak Adit👻 is calling you....

Ocha segera mengangkat panggilan itu, ia tersenyum. Rindu benar-benar membuatnya seperti orang gila yang senyum-senyum sendiri.

"Hai, kak" sapa Ocha riang, menutupi rasa sakit dikepalanya.

"Hi, Cha" sapa Adit dari sebrang sana.

"Apa kabar?" tanya Ocha,

"Baik, lo gimana?" tanya Adit balik.

"Baik" bohong Ocha.

"Kapan balik?" lanjut Ocha.

"Gak tau" ucap Adit, Ocha menghela nafas berat.

"Emm, gue mau ngomong" ucap Ocha.

"Lah ini udah ngomong" sahut Adit.

"Ih enggak, serius ini" ucap Ocha.

"Iya deh, apa?" tanya Adit.

Ocha menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan.

"gue mau ke China" ucap Ocha.

"Ngapain?" Tanya Adit.

"Gak tau, Mamah yang ngajak" ucapnya, lagi-lagi Ocha berbohong.

"Oh gitu, kapan pulangnya?" tanya Adit.

"Eum, gak tau" ucap gadis itu.

"Kalo gue kangen gimana?" tanya Adit.

"Diusahakan jangan deh, belajar siapa tau gue gak balik" ucap Ocha.

"Ngaco deh" sunggut Adit dari seberang sana.

"Eh udah dulu ya, papah manggil" ucap Adit,

"Oke" balas Ocha lalu sambungan terputus.

Ocha ingin menangis untuk saat ini, cukup berat untuk meninggalkan teman-temannya.
Ocha berniat ingin memberitahu sahabatnya besok dan sekarang waktunya tidur.

***

Tbc!

Segini dulu ya?
Oke, See u next part jangan lupa vote&comment, jangan jadi siders ya manteman :)

Hurt Love (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang