Ada kalanya seseorang akan pergi jika sudah tak dihargai lagi.
🌻🌻🌻
Semenjak hari itu Ocha tak berniat untuk menghubungi Adit, bahkan Adit sendiri juga tak menghubunginya Ocha rasa dirinya benar-benar akan dilupakan.
"Cha, ayo papah anterin" kata Herman kala melihat anaknya yang melamun dipagi hari, Ocha mengangguk lemah hari ini tubuhnya sangat tidak mendukung untuk melakukan sesuatu, tubuhnya sakit, hatinya pun sakit.
"Iya pah" ucapnya lalu bangkit dan mengikuti langkah Herman.
Sesampainya dikelas Ocha segera duduk dan menelungkupkan kepalanya dimeja, hari ini ia sangat tidak bersemangat.
"Tumben diem aje lu cha" kata Dinda yang baru saja datang.
"Hm"
"Kenapa dah, kaga dikasih duit sama bokap?" Kata Dinda asal.
"Diem deh" kata Ocha ketus.
Tak biasanya Ocha akan berbicara ketus dengan sahabatnya. Dinda hanya menghela nafas lalu duduk dibangkunya.
Tak lama Alisha datang dengan ekspresi ala cewek itu, datar tak berekspresi.
"Kenapa dia?" Tanya Alisha kepada Dinda yang melihat Ocha tak seperti biasanya, Dinda hanya mengangkat bahu tanda tak mengerti.
***
Adit menghela nafas gusar, berjalan kesana-kemari sesekali melirik pintu UGD yang masih tertutup, ya Cowok itu sedang dirumah sakit, Semalam ia diberi kabar oleh pembantu Chalaya bahwa Chalya pingsan.
Cowok itu menyandarkan dirinya pada dinding rumah sakit, pikirannya rumit, disini Adit hanya bisa berdoa untuk kesembuhan Chalya.
Adit mengusap wajahnya kasar lalu menunduk, ia menyesalJ
ika Chalya akan benar-benar pergi, dari hati Adit yang paling dalam, cowok itu belum bisa melupakan Chalya sepenuhnya, masih ada Chalya diruang hatinya.
Pintu berdecit dengan segera Adit menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan.
"Dok, gimana keadaannya?" Tanyanya dengan nada khawatir.
"Penyakitnya semakin parah, dan saat ini kita membutuhkan pendonor hati untuk Nona Chalya" ucap Dokter itu, seketika lutut Adit lemas tak kuasa menopang tubuhnya. Adit tak bisa membayangkan sesulit apa mencari donor hati.
"Maaf" gumamnya sekali lagi.
Chalya gadis yang mampu membuat Adit menangis karena keadaannya!
Diwaktu yang sama, keluarga Ocha tengah panik, bagaimana tidak Ocha kembali drop.
"Pah, Cepetan dong!" Tegas Sarah dengan nada panik.
"Iya sabar, ini macet" kata Herman.
Dari pagi Ocha memang terlihat pucat, tadi tak biasanya Ocha pulang waktu belum saatnya pulang, dan dirinya tadi sempat mengeluh bahwa kepalanya sangat sakit, tetapi gadis itu juga tak mau dibawa kerumah sakit dan alhasil Ocha pingsan dengan darah yang terus mengalir dari hidungnya.
Setelah sampai dirumah sakit, dengan segera Herman menggendong putrinya kedalam UGD untuk segera mendapat pertolongan, dan para suster bergegas membantu Ocha dan membawanya diUGD untuk segera mendapat penanganan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Love (selesai)
Teen FictionPeringkat cerita : Rank 1 in Menyerah Ditempat yang sepi, gadis itu menangis meluapkan segala pedih yang tersimpan. Menyakitkan jika harus mengingat betapa kejam dunia mempermainkannya seakan dunia tak memperbolehkannya untuk bahagia. Bintang Arisq...