Happy reading!
***
Malam ini akan ada acara berbeque party dipinggir pantai.
"Eh, kak naufan sini dong!" Panggil dinda. Semua orang sibuk untuk mempersiapkan segala makanan,
"Apa?" Tanya naufan saat sudah berada didepan dinda.
"Tolong bawa ini minuman dingin kesana" ucap dinda sembari menunjuk dimana tempat untuk berbeque.
Naufan mengambil alih kotak box minuman itu dari tangan dinda. Lalu segera membawanya.Acara dimulai, hanya ada gelak tawa dan bahagia disini, sesekali Andrean memetikan gitarnya membuat alunan nada yang indah ditambah suara vero yang luar biasa.
Biarkan mereka bahagia untuk saat ini, bersama ombak dan angin laut yang menjadi saksi. Sebelum semuanya akan pergi dengan kesibukan masing-masing. Biarkan mereka mencatat segala kenangan untuk hari ini, Bermain, tertawa tanpa ada kata sedih.
Diatas keramaian ini ocha melipir pergi. Ia memilih untuk duduk disebuah kayu yang ada dibibir pantai.
Memandang langit yang penuh dengan bintang rasanya lebih baik daripada mendengar suara bising. Ocha tak suka keramaian ia juga tak menyukai sepi."Cha, Ayo gabung ngapain disini?" Tanya alisha yang datang menemui Ocha.
"Iya" ocha mengangguk namun masih tetap tak beranjak dari duduknya. Alisha berdecak "Ayo,kesana sama gue" ucapnya menarik lengan Ocha. Ocha mau tak mau bangkit lalu mengikuti langkah alisha.
Sebenarnya Ocha malas bertemu dengan Adit dan Aletta, mereka tengah duduk bersama di kayu panjang, sesekali Adit tersenyum begitupun dengan aletta. Ocha tersenyum miris. Ia segera menghampiri Adit dan aletta kesabarannya sudah diujung siap untuk dilepaskan begitu saja.
"Ngapain lo kesini?" Tanya aletta sarkastik.
"Ganggu tau nggak" lanjutnya memutar bola mata malas.
"Masalah buat lo!" Sunggut Ocha kesal.
"Kak, Aku mau bicara!" Tegas Ocha, Adit ingin bangkit namun lagi-lagi aletta menghalanginya.
"Gak ada, dia tetep disini" sanggah aletta. Ocha berdecak "Diem lo!" Ucap ocha lalu menatap adit.
Adit diam, seperti orang bodoh yang sedang diperbutkan, ia tak tau harus berbuat bagaimana, lagi-lagi perlu diingatkan Adit cinta Aletta tapi ada rasa janggal ketika hati mengatakan untuk meninggalkan ocha. Adit tahu, dirinya terlalu egois, Adit tahu dirinya salah mencintai lebih dari satu orang.
"Ayo" ucap adit menggandeng tangan ocha pergi menjauh dari aletta. Mereka pergi melipir ketaman yang tak jauh dari pantai.
"Mau ngomong apa?" Tanya adit melepaa genggamannya di tangan ocha.
"Kakak ngeanggap aku apa?" Tanya ocha tiba-tiba, Adit diam.
"Kenapa?" Tanya ocha saat melihat tidak ada reaksi dari Adit.
"Kalo memang kakam gak pernah anggap aku ada, gak pernah anggap hubungan ini ada..." Ocha menjeda ucapanya.
"Lepasin aku" ucap ocha lirih. Adit melotot tak percaya.
"Ngomong apa sih, jangan ngaco deh" ucap Adit, Ocha menggeleng.
"Jangan buat aku bingung, seakan kakak ingin aku pergi tapi kakak juga yang tahan aku gak pergi dengan harapan yang baru" jelas ocha.
"Aku gak mau jadi opsi kedua setelah kamu gagal sama kak aletta" jelas ocha lagi
"Terus mau lo apa? Mau putus?" Tanya adit. Ocha sedikit meringis kala adit mengucapkan kalimat seperti itu, ocha diam tak menjawab pertanyaan adit.
"Gue tau, gue salah, gue juga gak rela lepasin lo, tapi kalo lo maunya gitu gimana lagi? Gue juga capek harus pura-pura terus" ucap adit, Ocha menyerengit kala mendengar penuturan adit. Pura-pura? Pura-pura untuk apa?
"Pura-pura?" Tanya ocha, Adit memutar bola mata malas.
"Selama ini, gue belum bisa cinta sama lo hanya sekedar Sayang sebagai sahabat sama seperti dulu" jelas Adit, tentu sakit kala mendengar hal itu. Ocha memejam sebentar untuk menahan segumpalan air mata yang akan jatuh.
"Gue pernah bilang, gue bakal belajar mencintai lo, tapi nyatanya sulit cha" ucap adit.
"Aku tau kalo kamu gaakan pernah bisa mencintai aku," kata ocha.
"Mungkin Keputusan ini akan menyakiti satu diantara kita bahkan gue juga sakit gue juga gak bisa biarin hubungan ini berlanjut, gue gak mau lo semakin sakit kesininya, gue mau ini berakhir" Ucap Adit, ocha sedikit tersentak kaget. Ia ingin menangis tetapi segera gadis itu mendongak, menggigit bibir bawanya unruk menahan isakan.
Ocha mengangguk."Aku hargai keputusan kamu" ucap ocha. Satu air mata lolos begitu saja. Sampai disini perjalanan cintanya untuk adit. Sampai disini kisahnya berhenti.
"Terimakasih sebelumnya, gue harap lo bahagia sama orang yang juga cinta sama lo" ucap adit lalu meninggalkan ocha begitu saja, bersama dengan Rasa sakit sekaligus kecewa.
Tidak, ocha tak ingin menangis, gadis itu menggeleng tetapi saat adit pergi Tangisannya pecah. Bodoh Ocha bodoh! Bagaimana ia menangisi seseorang seperti adit? Selama ini Adit hanya memakai topeng!
Ocha menangis ditaman, Sepi, sunyi tidak ada tanda kehidupan. Ia terus menangis meluapkan segala rasa sakit yang tersimpan. Menangis adalah hal manusiawi, jangan katakan orang yang menangis itu orang lemah, terkadang menangis adalah salah satu cara untuk meluapakan kesal yang tak tertahan, sakit yang tak bisa digambarkan, dan kecewa yang semakin membesar.
Kamu adalah ketidakpastian yang selalu aku genggam, meski kutahu tak akan pernah bertahan, kamu adalah ketidakpastian yang selalu aku peluk, meski kutahu kau tidak akan tinggal lebih lama.
"Jangan nangis, nanti cantiknya hilang" Ucap seseorang dari arah belakang.
****
Tbc!
Yang nunggu adit sama ocha putus mana nih hehe. Udah tuh udah putus? Bahagiakah atau sedihkah?
Kalian suka sad ending/ happy ending? Comment ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak, jangan siders :(
Ada yang setuju kisah naufan sama alisha ditulis di work selanjutnya? Kasih saran yap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Love (selesai)
Teen FictionPeringkat cerita : Rank 1 in Menyerah Ditempat yang sepi, gadis itu menangis meluapkan segala pedih yang tersimpan. Menyakitkan jika harus mengingat betapa kejam dunia mempermainkannya seakan dunia tak memperbolehkannya untuk bahagia. Bintang Arisq...