Kezia masuk ke dalam rumahnya dan disana ia melihat ada seorang pria yang duduk di ruang tamunya yang tak asing baginya.
"Zia kamu dicari David dari tadi." ucap mamanya.
"Zia capek ma, mau ke kamar." ucap Kezia.
"Sini dulu aja, temenin David ngobrol ya mama mau ke dapur dulu." ucap mamanya.
Dengan terpaksa, Kezia harus bertatap muka dengan David.
"Hei, maafin aku ya?." ucap David.
"Iya gue maafin, udah kan? Gue mau masuk dulu capek." ucap Kezia.
"Aku mau kita jangan putus." ucap David.
"Terus? Apa lo anggep gue gapunya perasaan? Sakit tau." ucap Kezia.
"Itu gak seperti apa yang kamu lihat." ucap David.
"Udahlah, gue mau sendiri dulu." ucap Kezia lalu pergi ke kamarnya.
David sangat menyesal sekali tapi rasa sesalnya juga tidak akan membuat Kezia kembali padanya.
Kezia masuk ke kamarnya dan ia meneteskan air mata lagi untuk David. HP Kezia berbunyi, ternyata itu telepon dari Fandy.
Panggilan masuk.
Fandy: "Zia?."
Kezia: "Apa?."
Fandy: "Eh lo nangis ya?."
Kezia: "Gak."
Fandy: "Kalo mau curhat, curhat aja ke gue gapapa kok."
Kezia: "Hem makasi ya."
Fandy: "Iya,"
Kezia: "Gue curhatnya besok aja ya Fan, gue mau istirahat."
Fandy: "Iya, selamat tidur ya."
Panggilan berakhir.
●●●●●●●
Keesokan harinya, Kezia hanya berbaring di kamarnya. Kezia malas keluar hari ini. Hp Kezia berbunyi.
Fandy
Zia? lo free gak? Temenin gue yuk.
10.45Kezia
Kemana?
10.46Fandy
Ketemu temen gue, gue jemput skrg ya?
10.50Kezia
Iya.
10.51Tak lama kemudian, motor Fandy sudah ada didepan rumah Kezia. Kezia segera keluar dan berpamitan kepada kedua orang tuanya.
"Mata lo sembab banget." ucap Fandy.
"Emang masi kelihatan ya?." tanya Kezia.
"Iya, tapi lo tetep cantik." ucap Fandy.
"Makasi."
Mereka berdua menuju sebuah cafe yang ada di dekat sekolah mereka.
"Woi menn." sapa Fandy.
"Yoi, Eh ada Zia." ucap Andre.
"Eh iya." ucap Kezia.
"Gausa sungkan sama kita-kita anggep aja temenlo juga." ucap Angga.
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer (Completed) / [Septian David Maulana]
FanfictionPatah hati telah mengajarkanku berbagai pengalaman. Setiap jatuh cinta kita harus siap untuk terluka, patah hati, tangis, tawa dan lainnya.