Sebelas 🍃

720 42 0
                                    

David pun melihat keduanya mengobrol, David langsung menghampiri Abi dan Kezia.

"Lo ngapain sama cewek gue?." kata David.
"Oh? itu cewek lo?." kata Abi.
"Dia aja ga nganggep lo tuh." sambungnya.
"Lo apaan si Bi." kata Kezia.

David pun segera keluar dari kelas Kezia menuju parkiran.

"David, tunggu." kata Kezia.

Kezia pun mengejar David hingga ke parkiran sepeda motor.

"Apaan sih, udah sana, gue mau pulang." kata David.
"Vid, maafin omongannya Abi ya, semua itu gak bener." kata Kezia.
"Kalo lo ga nganggep gue juga gapapa kita udahan aja sampai disini." kata David.

David pun langsung menancapkan gasnya dan bergegas pulang ke rumahnya. Kezia langsung down dan pulang.

"Zia kamu kenapa nangis gitu?." tanya Mama.
"Gapapa mah, udah ya Kezia mau ke atas dulu, siap siap buat latihan." kata Kezia.
"Iya."

Kezia pun berangkat latihan sendirian, Kezia melihat David disana sedang berlari-lari. 3 jam berlalu, sekarang latihan sudah selesai dan ada briefing sebentar. Semua murid di ssb itu dikumpulkan menjadi satu.

"Saya sangat mengapresiasi untuk kalian telah hadir dalam latihan sore ini, ada beberapa hal yang akan saya sampaikan, terutama kepada David, kenapa kamu latihan tadi sangat tidak fokus? begitu juga dengan Kezia." kata Coach.
"Maafin saya ya Coach saya gak akan ngulangi lagi. Tadi banyak masalah coach." ucap David.
"Iya saya maafkan. Tapi saya ingatkan kalau ada masalah pribadi jangan dibawa sampai ke lapangan." kata Coach.
"Gimana dengan kamu Kezia?." tanya Coach.
"Saya juga lagi ada masalah coach." kata Kezia.
"Oke, ingat pesan saya itu, lain kali jangan diulangi lagi ya."
"Silahkan kalian kembali."

Kezia pun bergegas mengambil barang-barangnya dan mencoba untuk menjelaskan ke David.

"Vid." panggil Kezia.
"Apa? Udah ah gue gaada waktu, gue mau balik." kata David.

Kezia hanya terdiam, lalu David pun menjauhinya. Kezia hanya bisa pasrah dengan keadaan.

~~~~~~~~~~

Keesokan harinya, Kezia berangkat kesekolah lebih awal tapi, disana ia sudah melihat David berbincang bincang dengan Rezaldi. Kezia melihat ke arah David, tapi David seolah membuang pandangannya dan lanjut berbicara dengan Rezaldi. Kezia melewati mereka dan hanya diam.

"Lo ada masalah apa sama David?." tanya Meyriska.
"Gapapa." jawab Kezia singkat.
"Beneran?." tanya Meyriska.
"Gak juga sih, David salah paham pas gue ngomong sama Abi, Abi ngomong kalo gue gak anggep David jadi pacar gue, padahal gue anggep." kata Kezia.
"Ntar deh gue ngomong sama Abi, David." kata Meyriska.
"Gausa Ris, udah gapapa mungkin udah jalannya begini." kata Kezia.
"Ya gue gamau hubungan sahabat gue hancur gara-gara masalah sepele." kata Meyriska.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Kezia melihat di depan kelasnya. Biasanya, sudah ada David disana. Kezia hanya tersenyum saja lalu ia memutuskan pulang ke rumah.

"Zia, ini ada mamanya David, duduk sini dulu ya." kata Mama Kezia.
"Iya ma."

"Zia? gimana hubungan kamu sama David? baik-baik aja kan?." tanya Mama David.
"Iya tante, baik-baik aja kok." kata Kezia.
"Oh yaudah kalo gitu, kan tante gausa cemas jadinya." kata Mama David.
"Iya tante. Ma, tante, Kezia masuk ke kamar dulu ya."
"Iya."

Kezia menuju ke kamarnya untuk menenangkan suasana hatinya. Kezia berusaha tidak menangis karena David. Kezia mencoba untuk tegar, namun tetap saja air mata itu mengalir bagai air begitu derasnya.

"Zia, itu di depan ada temen SMP kamu, Rafli, sana temuin kebawah." ucap mama.
"Iya ma, sebentar." ucap Kezia.

Kezia pun turun ke bawah untuk menemui Rafli.

"Zia, gue kangen sama lo, gila ya udah berapa tahun kita gak ketemu. Gue kangen curhatan lo haha." ledek Rafli.
"Apaan sih Raf, udah sini masuk." kata Kezia.
"Gue boleh nanya sesuatu gak?." tanya Rafli.
"Apa?." jawab Kezia.
"Lo abis nangis?." tanya Rafli langsung to the point karena melihat mata Kezia yang sembab.
"Eh enggak kok. Udah ah yuk jalan, gue mau beli buku. Temenin ya." ucap Kezia.
"Iya, udah ganti baju sana."

Tak lama kemudian, Kezia sudah siap dan pamit kepada mamanya.

"Ma, Zia pergi dulu ya sama Rafli." ucap Kezia.
"Iya."

Dengan tidak sengaja, Kezia bertemu dengan David di Gramedia saat Kezia sedang mencari novel. David hanya berpura-pura tidak tau dan langsung mengalihkan pandangannya. Disitu, air mata Kezia menetes lagi, tetapi Kezia berusaha menguatkan hatinya.

Kezia membeli sebuah Novel karya Amanda Rawles yang berjudul "Yang Terlupakan." karena menurutnya novel itu yang paham perasaan ia saat ini.

"Udah ketemu bukunya?." tanya Rafli.
"Udah ini." kata Kezia sambil memperlihatkan bukunya.
"Ngenes amat sih mbak, emang siapa yang ngelupain lo?." tanya Rafli.
"Panjang ceritanya, gue males ceritanya." kata Kezia.
"Sepanjang apapun lo harus cerita sama gue." kata Rafli.
"Iya iya, bayar yuk?." kata Kezia.
"Yuk."

Di kasir Kezia melihat David sedang bersama perempuan. Melihat itu membuat perasaan Kezia sakit seperti dijatuhkan dari atas ke bawah. Rafli pun melihat David dan menyapanya.

"Vid?." sapa Rafli.
"Rafli? Wee kita udah lama gak ketemu ya." ucap David.
"Iya nih, lo kemana aja." tanya Rafli.
"Gue disini aja sih, lo tuh yang keluar negeri karier lo pasti jaya." kata David.
"Haha, bisa aja lo, eh kapan kapan ajak anak-anak Garuda ya main bola sama gue juga." ucap Rafli.
"Siap deh, ntar gue hubungin lo lagi." kata David.
"Eh ini siapa? Pacar lo?." tanya Rafli.
"Iya mungkin haha." kata David.

Jleb! Rasanya Kezia ingin pingsan saat David bilang seperti itu. Kezia tidak habis pikir, kepercayaan yang selama ini dia kasih ke David ternyata dibuang sia-sia. Kezia pun langsung membayar dan bergegas pergi keluar Gramedia.

"Tunggu Zia!." teriak Rafli.
"Udah ya gue mau ngejar Zia dulu, Bye Vid." sambungnya.
"Yoi."

Kezia menangis dan tidak percaya David melakukan hal itu kepadanya. Kezia sangat menyesal telah mengenal David.

"Tunggu Zia, jangan lari-lari." ucap Rafli.
"Lo nangis?." sambunya.
"Gak, gue gapapa." jawab Kezia.
"Tolong lo cerita sama gue Zia, gue sahabat lo dari kecil, gue paham lo." ucap Rafli.
"Udah ah, pulang yuk?." ajak Kezia.
"Iya."

Kezia dan Rafli pun menuju ke rumahnya. Kezia hanya terdiam seribu bahasa, Kezia kira bukan waktu yang tepat jika ia bercerita sekarang.

"Eh, besok temenin gue ya." kata Rafli.
"Kemana?." tanya Kezia.
"Itu sparing sama anak Garuda. SMA lo." kata Rafli.
"Iya gue temenin." ucap Kezia.
"Eh? bukannya lo kenal sama David tadi ya? kakak kelas kan?." tanya Rafli

Kezia hanya terdiam tidak tau mau menjawab apa, ia bingung dan tak sadar ia meneteskan air matanya.









Hi semua! Maaf ya aku Slow update karena aku banyak tugas persiapan uprak dll.

Semoga kalian suka cerita ini ya ❤
Jangan lupa Vote dan Comment ❤🙏

--Happy Reading All--

Secret Admirer (Completed) / [Septian David Maulana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang