_energi itu tidak bisa diciptakan, tidak juga bisa dimusnahkan tetapi bisa berubah menjadi bentuk yang lainnya_
🌼🌼🌼
"Sayang___"
"Apa sih mas teriak-teriak. Qiyya masih belajar sama anak-anak."
Sudah dua minggu ini Ibnu memiliki kebiasaan baru. Kalau memanggil orang selalu berteriak, sampai Qiyya geleng-geleng kepala mengingatkan.
Seperti minggu pagi ini, saat Qiyya sedang membantu Hanif membuat hasta karya yang ditugaskan oleh sekolahnya. Ibnu malah rewel meminta Qiyya untuk mengantarkannya pergi ke barbershop milik teman sekolah Qiyya. Merapikan rambut sekalian mampir ke gedung sebelahnya. Ya, aesthetic clinic untuk melakukan beberapa perawatan.
"Cream anti agingmu dimana ya Sayang?"
"Ya Allah Mas. Tadi ngajakin Qiyya ke barbershop, belum juga terlaksana karena Qiyya lagi bantuin mas Hanif buat hasta karya. Eh, ngajak facial juga ini sekarang nyariin cream anti aging. Buat apa sih?"
"Ya nggak papa, cuma kok mas ngeliat banyak kerutan di sudut mata."
"Eh tau nggak mas Ibnu sekarang sudah kaya oppa-oppa korea itu loh. Ya Allah, sebenarnya apa yang terjadi dengan suami gantengku ini? Kamu kemarin kesambet dari mana sih, Sayang. Kok hari minggu jadi begini." Kata Qiyya dengan perasaan aneh.
Ibnu bukannya menanggapi malah menambahi keanehan yang dirasakan Qiyya. "Eh Sayang, kayaknya kalau mas pake warna rambut seperti kamu bagus juga deh."
Eh, apa dia bilang mau pake warna rambut? Sejak kapan ya dokter Ibnu yang terkenal cool dan datar menjadi sosok metroseksual seperti ini. Qiyya semakin tidak mengerti dengan tingkah suaminya kini.
Setelah selesai membantu membuat hasta karya untuk putranya yaitu membuat kaligrafi dari biji-bijian akhirnya Qiyya menuruti permintaan suaminya untuk mengantarkan ke barbershop.
"Lah kok malah tiduran si Mas, ayo katanya mau ke barbershop. Anak-anak juga sudah siap, sekalian mereka potong rambut juga." Kata Qiyya sambil menggoyangkan pundak suaminya.
Alih-alih menanggapi Qiyya, Ibnu justru membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap di atas bed tempat tidurnya.
"Kelamaan kamu. Mas sudah nggak mood lagi." Jawab Ibnu dengan tetap memejamkan mata.
"Ousshhhh, come on Mas. Jangan kaya anak kecil begini lah. Rasanya dua minggu ini memang Qiyya memiliki 3 orang anak. Mas Hanif, Hafizh dan adiknya Hafizh yang paling gede tapi berubah manjanya melebihi Hafizh. Ayolah Mas, jangan membuat Qiyya berubah pikiran ya." Kata Qiyya dengan meninggalkan Ibnu karena sebal.
Ibnu akhirnya membuka mata dan berganti pakaian selepas kepergian Qiyya dari kamar mereka. Setelah menyemprotkan parfum di tubuhnya dia beringsut keluar.
Di luar kamar Qiyya dan kedua anaknya sedang asyik menonton kartun di televisi.
"Bunda, itu daddy sudah rapi. Ayo kita pergi." Kata Hafizh yang menyadari kehadiran Ibnu diantara mereka.
Qiyya menoleh ke arah Ibnu. Eh, kok baunya beda ya.
"Mas, are you ok?"
"Absolutly. What's up?"
"Sepertinya itu parfum Qiyya yang Mas pake. Ganti deh kemejanya bau seperti cewek ih."
"Iya, Mas memang pake parfummu. Pengen aja baunya lebih soft daripada parfum punya Mas. Nggak papa ayo berangkat, nanti antri lama belum lagi nanti ke aesthetic clinicnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
KHITBAH KEDUA [Telah Terbit]
Любовные романыYa Illahi Rabb, izinkan seorang ikhwan berdiri disampingku, memimpinku kala keningku menyentuh bumi mengagungkan namaMu, menjadi jalan tolku menuju jannahMu, dan menyempurnakan separuh agamaku kembali ~~ Adz Qiyyara Zaffran. Ya Illahi Rabb, izinkan...