This is part of their story
-- happy reading --"I'm home. Assalamu'alaikum, Bunda." Suara Hanif terdengar sangat lelah.
Menjelang UN memang di sekolah Hanif dilaksanakan pendadaran materi yang luar biasa. Bisa jadi Hanif sampai di rumah menjelang maghrib. Seperti hari ini, jam dinding di rumah Qiyya telah menunjukkan angka lima belas menit lagi sempurna di angka 5.
"Waalaikumsalam." Jawab Hafizh yang sedang duduk santai di depan televisi.
"Bunda?" tanya Hanif singkat kepada adiknya.
"Biasa ngantar krucil ngaji caberawit di masjid." Jawab Hafizh masih fokus dengan benda kotak datar melengkung di depannya.
"Daddy?"
"At hospital, off course. Why? Need one of them to tell something." Jawab Hafizh.
"Excuse me?"
"You were talking seriously with a woman in the library's corridor of school. You know it's wrong why do you still doing that?" jawab Hafizh masih dengan muka datarnya.
"Ishhh, not me but her." Kata Hanif membela diri.
"It's the same meaning. Whatever your reason. Kalian berkhalwat, daddy dan bunda tidak pernah mengajarkan itu!" kata Hafizh kemudian mematikan televisi dan berlalu dari hadapan sang kakak.
Gigi Hanif gemeletuk lirih, itu tandanya dia sedang menahan emosinya. Tangan kanannya terkepal erat.
Beberapa saat kemudian bibirnya berkata lirih "Astaghfirullahaladziim. Allah sedahsyat inikah fitnah yang akan timbul ketika kita dengan atau tanpa sengaja berkhalwat dengan lawan jenis?"
Dia berjalan gontai menuju ke kamarnya. Hari ini sebenarnya Hanif memang berniat menemui seorang wanita. Sebenarnya dengan alasan dia tidak ingin terjebak dengan rasa hati yang mungkin bisa memalingkan hatinya untuk mendekati laranganNya.
Cantik, Hanif tidak menampik itu. Zia Airish, primadona di sekolahnya yang beberapa hari lalu mengirimkan sepucuk surat untuk Hanif.
Tidak ada yang cacat dimata Hanif. Gadis yang cerdas, saingan terberat Hanif di sekolah untuk menduduki kursi sebagai juara umum di sekolahnya. Irish-sapaannya, tetapi sayang dia tidak menutup auratnya dengan jilbab seperti yang bunda Qiyya dan kedua adiknya yang masih bersekolah di SD kelas 1 kenakan.
Dengan mudahnya dia menunjukkan rasa suka kepada Hanif yang memang sangat menjaga akan hal itu.
Hanif berharap dalam hidupnya. Itu adalah surat cinta untuk pertama dan terakhir kalinya dari seorang wanita yang diberikan kepadanya.
Dimana sikap al haya' yang seharusnya menjadi identitas setiap muslimah. Apakah karena sekarang jaman millenial sehingga mereka melupakan ajaran ajaran yang telah dicontohkan oleh para nabi, sahabat nabi, tabi'ut tabiin? Benar-benar dunia telah tua. Jelaskan tertulis dalam AlQur'anul kareem semakin mendekati kiamat moral anak Adam semakin rusak. Naudzubillahimindalik.
"Kok melamun Sayang?"
Hanif tergagap saat tiba-tiba Qiyya masuk kedalam kamarnya dan mendapatinya sedang menatap keluar jendela dengan tatapan kosong. "Eh, Bunda. Iya? Ada yang bisa mas bantu Bun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KHITBAH KEDUA [Telah Terbit]
RomanceYa Illahi Rabb, izinkan seorang ikhwan berdiri disampingku, memimpinku kala keningku menyentuh bumi mengagungkan namaMu, menjadi jalan tolku menuju jannahMu, dan menyempurnakan separuh agamaku kembali ~~ Adz Qiyyara Zaffran. Ya Illahi Rabb, izinkan...