_hidup itu menghidupi bukan untuk saling benci _
🌼🌼🌼
"Bismillahirrohmanirrohiim, Ya Erlando Alamsyah Bin Runi Alamsyah. Ankahtuka wa zawwaj-tuka makhthubataka Khumaira Zaffran binti Abdullah Zaffran bi mahri 100 ghiram min aldhahab wa alatil 'ibadah. Haalan." Abdullah membacakan ijab untuk mempelai putri bungsunya dengan menjabat tangan sang mempelai.
"Qobiltu nikaahahaa wa tazwiijahaa bil mahril madz-kuur haalan." Dalam satu tarikan nafas dokter Erlando menjawab qobul dengan mantap.
Sah
.
.
.
Sah
.
.
.
Sah
.
.
."Alhamdulillah, Barrakallahulakuma wa baroka alaikuma wa jamaa bainakuma fi khoir." Doa penghulu di ujung pembacaan ijab qobul akad nikah dokter Erlando dan Aira.
Tidak pernah disangka sebelumnya. Aira yang tidak pernah memiliki satu pun rasa dengan lelaki yang kini telah sah menjadi imamnya. Lelaki yang kelak akan membimbingnya menuju jannah.
Dulu dia ingin menjadi Fatimah Azzahra yang mencintai seseorang dalam diam, berusaha untuk meminjam namanya dalam setiap sujud dan doanya. Namun ternyata Allah memberikan cerita yang berbeda, ketika Aira telah berpasrah padaNya karena orang yang dia sebut dalam doa memilih orang lain dalam hidupnya. Allah menjadikannya sebagai Zulaikha yang mendatangkan nabi Yusuf untuk menjadi imamnya. Bukan nabi Yusuf melainkan dokter Erlando Alamsyah, ah bukankah sama saja. Aira tidak pernah menyebut nama dokter Erland dalam setiap doa. Ia hanya ingin berserah kepada Allahu Rabbnya. Menyerahkan semua hidup dan matinya, berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, tawadhu, dan tentunya menjaga pandangannya.
Awalnya memang kakak iparnya seringkali menggoda dengan dokter Erlando. Yah, mungkin karena kakak perempuannya sedang hamil dan mereka jadi lebih sering konsultasi dengan dokter kandungan itu.
Namun yang tidak pernah Aira sangka bahwa sebelumnya dokter Erland pernah mencemburui dia ketika berbincang akrab dengan dokter Ibnu. Ya itu dulu sebelum dokter Erlando tahu kalau dokter Ibnu memilih kakaknya Aira untuk dipersunting sebagai istrinya.
"Barrakallahu fiikum ya Aunty." Kata Qiyya menirukan anak kecil kepada Aira setelah semua acara akad nikah selasai. Qiyya bersama Ibnu dan kedua bayi kembar di gendongan mereka.
"Selamat ya Aunty Aira. Alhamdulillah mas Hanif dapat uncle lagi." Teriak Hanif yang tiba-tiba mendekat bersama Hafizh.
"Hei anak manis. Akhirnya beneran ney jadi ponakan uncle." Kata Erlando sambil mencubit pipi gembul Hafizh.
"Wah seru Mas, jadi ntar sore team bola kita bertambah. Uncle Erland nanti sore kita main bola ya, sama daddy dan om Zurra." Kata Hafizh bersemangat.
Semua tertawa mendengar permintaan Hafizh. Bocah itu memang hanya memikirkan bola ketika memperoleh teman baru laki-laki. Bahkan sebenarnya saat tahu Qiyya melahirkan adik perempuan Hafizh merasa kecewa karena dia tidak jadi memiliki teman baru untuk bermain bola.
Dengan ketelatenan Qiyya dan juga Ibnu akhirnya dia bisa menerima kedua adik perempuannya itu dengan bahagia.
"Bang, nanti sore kan uncle sama aunty ada acara di gedung. Emang abang Hafizh lupa?" tanya Ibnu kepada anaknya.
Hafizh nyengir dan menjulurkan lidahnya kemudian mengangkat jempolnya dan berlari menjauh untuk melanjutkan bermainnya dengan Hanif.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHITBAH KEDUA [Telah Terbit]
RomanceYa Illahi Rabb, izinkan seorang ikhwan berdiri disampingku, memimpinku kala keningku menyentuh bumi mengagungkan namaMu, menjadi jalan tolku menuju jannahMu, dan menyempurnakan separuh agamaku kembali ~~ Adz Qiyyara Zaffran. Ya Illahi Rabb, izinkan...