10# Mengalihkan Dunia

28.4K 1.9K 82
                                    

_melihatmu tersenyum bahagia itu seperti menemukan oase di tengah gurun yang tandus_

🌼🌼🌼


Satu buah pesan dari Ibnu berhasil dibuka oleh Qiyya

From : Mas Ibnu
Qi, where are you? Please pick my phone up. I'm so sorry

Namun belum sampai dibalas pesan itu, panggilan Ibnu kembali menggetarkan gawai yang dipegang olehnya.

"Assalamu'alaikum Mas Ibnu." Kata Qiyya memulai percakapan setelah panel hijau berhasil digesernya.

"Waalaikumsalam, kamu dimana Qi?" jawab Ibnu di ujung telepon.

"Di toko sembako ayah, ada apa?"

"Anak-anak ingin bertemu denganmu," Jawab Ibnu kemudian. '__dan saya juga.' tambahnya dalam hati.

"Tapi Qiyya harus menjaga toko Mas, Zurra tidak ada di sini."

"Hmmmm, kami yang akan ke sana. Bisa tolong kirim alamat lengkap tokomu?" mohon Ibnu.

"Apa tidak sebaiknya nanti saja Qiyya ke rumah Mas. Kasihan anak-anak kalau harus ke sini. Dekat pasar ramai sekali."

"Saya sendiri yang akan mengantar mereka." Jawab Ibnu.

"Tapi Mas__" ucap Qiyya terpotong oleh pertanyaan Ibnu. "Kamu keberatan?"

"Bukan begitu hanya saja ini menjelang istirahat makan siang. Qiyya kuatir nanti pas Mas Ibnu di sini, karyawan toko sedang istirahat makan siang keluar."

"Berapa orang mereka?"

"3 orang."

"Kamu puasa hari ini?"

"Tidak."

"Baiklah, saya tunggu alamatnya ya. Assalamu'alaikum." Tutup Ibnu.

Plipp, sambungan telpon terputus.

Mata Qiyya beralih kepada amplop coklat yang dibawa oleh ustadzah Ikhlima. Di bukanya perlahan dan diambil beberapa lembar kertas yang ada di dalamnya.

Sekilas memang terlihat seperti CV untuk melamar pekerjaan. Nama lengkap, tempat tanggal lahir, alamat bahkan lengkap dengan foto diri. Lembar berikutnya adalah informasi tentang hobby, makanan favorit, warna favorit, dan beberapa hal yang tidak disukai. Langsung menuju lembar terakhir, dahi Qiyya mengernyit membaca tulisan yang tertera disana.

'MencintaiNya dengan lebih untuk menghadirkan cinta yang halal untuknya'

Angan Qiyya kembali tersadar untuk segera mengirimkan lokasi tokonya kepada Ibnu. Qiyya kembali ke dalam toko. Setelah menelpon adiknya untuk memastikan kondisi Abdullah.

Beberapa barang dikeluarkan dari mobil box depan toko sembako ayahnya. Jadwal hari ini memang stok barang dagangan datang. Sehingga aktivitas di depan toko sangatlah sibuk, Asep dan Parto segera merapikan dus-dus besar yang masih menumpuk di depan toko. Sementara Qiyya memeriksa nota dengan barang yang datang dari supplier. Hingga suara nyaring memanggil namanya.

"Bunda Qiyya." Hafizh berlari mendekati Qiyya.

Qiyya segera berlutut dan memeluk bocah kecil berusia 5 tahun itu. Dengan penuh kasih sayang Qiyya mendekap dan mencium kedua pipi gembul Hafizh.

"Where are Dad and Mas Hanif?" tanya Qiyya.

Telunjuk Hafizh menunjuk sedan hitam yang sedang merapikan parkir di sebelah mobil box di depan toko. Hingga terlihat, lelaki berusia 40an itu keluar dari ruang kemudinya. Membuka bagasi dan dibantu oleh Hanif menenteng tas kresek besar berwarna putih.

KHITBAH KEDUA [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang