This is part of their story
-- happy reading --Keluarga penuh dengan canda tawa, riang dan begitu mesra dengan celotehan anak-anak penghias kata sakinah, mawaddah, warrahmah. Tentram, cinta kasih dan penuh sayang. Qiyya menyempurnakan sujudnya malam ini dengan sholat witir 3 rakaat.
Melihat suaminya yang baru saja terlelap membuatnya menjadi ragu untuk membangunkan sang pujaan hati tercinta.
"Semoga Allah mengantikan peluhmu dengan ganjaran yang setimpal. Kedua tangan ini, kening ini, bibir ini dan semua yang ada padamu Mas." Kata Qiyya lirih sambil mengusap bagian tubuh Ibnu yang dia sebutkan satu persatu.
Dokter juga manusia, istilah itu mungkin bisa menggambarkan keadaan Ibnu saat ini. Dari semalam tubuh Ibnu demam, tak jua bisa memejamkan mata hingga menjelang waktu sepertiga malam Qiyya baru merasakan dengkuran halus suaminya begitu berirama lirih.
Seperti sebelum sebelumnya, dokter bedah yang sakit ini akan berubah menjadi seorang balita di samping Qiyyara.
Qiyya segera mengganti kompres air hangat yang ada di kening suaminya. Suhu tubuh Ibnu memang sudah tidak sepanas semalam yang mencapai 40°C. Namun juga masih belum sepenuhnya normal.
"Maafkan kami ya Mas. Ini semua pasti karena Mas Ibnu terlalu capek bekerja karena ingin membahagiakan kami dan memenuhi kebutuhan kami." Ucap Qiyya sambil meletakkan handuk kecil dengan air hangat di kening suaminya kembali.
Lenguhan kecil serta tubuh Ibnu yang menggeliat menerima rangsangan yang dilakukan Qiyya ketika mengganti kompresan di keningnya, membuat Qiyya semakin berhati-hati. Takut membuat Ibnu terbangun.
Tak pernah jenuh bagi Qiyya. Memandang Ibnu dari dekat adalah sebuah candu untuknya. Apalagi bercengkerama hangat bersama keluarga kecilnya.
Mengingat bagaimana dulu pertama kali pertemuannya dengan Ibnu membuat bibirnya kembali melengkung ke atas. Saat itu dia benar-benar bermimpi menginginkan keluarga yang bahagia di balik kisah hidupnya yang begitu tragis dengan Andrian terdahulu.
Sebenarnya keluarga Andrian yang memiliki darah keturunan arab mengharapkan Andrian berjodoh dengan wanita yang sekufu' dengan mereka. Namun ternyata Andrian memilih Qiyya sebagai jodohnya dan Allah mengabulkan.
Mengapa harus sekufu'? Menurut Merlina, ibunda Andrian. Menikah dengan orang yang sekufu' itu akan lebih mengamankan nasabnya.
Dari generasi sebelum sebelumnya memang di keluarga Andrian semua pernikahan dalam keluarganya dipilihkan dengan orang yang sekufu' dengan mereka, yaitu sama sama keturunan arab yang mengkaji quran dan hadist yang sama dengan mereka.
Tidak dapat disalahkan memang, itu aturan di keluarga Andrian. Namun apakah menjadi bisa dibenarkan jika perlakuan keluarganya kepada Qiyya yang notabene asli terlahir dari rahim seorang berkebangsaan Indonesia. Ayah dan ibunya juga asli orang Indonesia. Dipilih Andrian untuk melengkapi separuh agamanya?
Qiyya yang harus sabar mendengar protes dari sang mertua karena di tahun ke-9 pernikahannya dengan sang putra belum juga dikaruniai lahirnya seorang anak. Hingga akhirnya Andrian menjatuhkan talak satu dan akhirnya mereka benar-benar bercerai di depan pengadilan agama sedangkan Andrian telah mendapatkan pengganti Qiyya. Sedangkan Qiyya sendiri masih berjuang dengan tenaga yang dia miliki untuk menata kembali kepingan-kepingan hati yang telah diporak-porandakan Andrian bersama keluarganya.
Hingga akhirnya, Allah mengirimkan malaikat penjaga hatinya kembali. Zaqibnu Asy Syafiq. 'Kamu juga bukan seorang pribumi asli Mas. Meski bibirmu selalu mengatakan aku orang Indonesia. Tapi kami semua tahu, bahwa ayah Ammar-almarhum mertuaku adalah keturunan arab juga. Bukan, bukan beliau keturunan negeri dua benua. Namun telah mentaskhihkan diri menjadi seorang WNI dan lahirlah dirimu.'
KAMU SEDANG MEMBACA
KHITBAH KEDUA [Telah Terbit]
Любовные романыYa Illahi Rabb, izinkan seorang ikhwan berdiri disampingku, memimpinku kala keningku menyentuh bumi mengagungkan namaMu, menjadi jalan tolku menuju jannahMu, dan menyempurnakan separuh agamaku kembali ~~ Adz Qiyyara Zaffran. Ya Illahi Rabb, izinkan...