Prolog

237 104 49
                                    

Natalia Pov

Detik demi detik jarum jam terus berputar, aku masih setia menunggu Mama dan Papa pulang, dengan duduk di dekat jendela. Berharap kalau Mama dan Papa datang aku bisa tahu. Karena sudah beberapa bulan terakhir ini mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Hingga aku hanya bisa menunggu dan menunggu kedatangan mereka.

Tok..tok..tok..

Ada seorang yang mengetuk pintu, dan aku yakin itu adalah Bi Ayem, pelayan di rumahku. Dia adalah pelayan yang sudah bertahun-tahun bekerja dirumahku. Bahkan dibandingkan dengan orang tuaku, aku lebih dekat dengan Bi Ayem karena terlalu sering bertemu.

"Ada apa?"tanyaku tanpa menyuruh Bi Ayem masuk, karena Bi Ayam sudah sangat hafal betul dengan sikapku.

"Non, non dari pagi belum makan. Apakah non tidak merasa lapar?"

"Tidak, aku akan makan nanti kalau Mama dan Papa sudah pulang,"jawabku.

"Tapi, nyonya dengan tuan masih lama pulangnya non."

"Tidak apa-apa aku akan menunggu, sebaiknya Bibi tak perlu ke kamarku dulu kalau Mama dan Papa belum pulang."

"Baik non."

Langkah kaki Bi Ayem meninggalkan kamarku. Aku masih tetap diam, walaupun sebenarnya perutku sangat sakit. Karena dari tadi aku menahan lapar.

"Kenapa mama dan papa lama sekali pulang?"tanyaku pada diri sendiri.

***

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang