Part 32

27 10 5
                                    

Beberapa hari berlalu, sudah hampir satu minggu kami semua berada di hutan. Hari ini kami kembali ke Vila. Gilang, Johan dan Roy sedang membereskan tenda. Sedangkan aku dan yang lain bersiap-siap dengan membersihkan tempat yang sudah di pakai untuk membakar.

Reno berjalan-jalan memandangi pohon-pohon tanpa ada niat membantu yang lain. Tetapi bersamaan dengan itu sebuah ranting tiba-tiba terjatuh.

"Reno!!!"teriak Vera.

Vera yang melihat ranting itu akan jatuh segera berlari dan mendorong Reno.

Brak!

Ranting itu jatuh dan mengenai lengan Vera sebelah kanan. Reno terkejut dan melihat Vera yang kesakitan. Semuanya menuju kebarah Vera.

"Vera,"ucap Reno panik.

Reno segera mendekati Vera dan menatap penuh rasa bersalah melihat darah yang keluar dari lengan Vera

"Ta, Talia, bagaimana ini?"tanya Reno padaku.

"Kita bawa saja ke Vila Ren, karena kita ngak bawa apa-apa kemah disini,"ucapku.

"Baiklah, aku duluan ke Vila."

Tanpa menunggu lama, Reno menggendong Vera dan berjalan menuju Vila. Kami semua segera menyelesaikan pekerjaan kami masing-masing setelah itu menuju Vila.

Di Vila, Reno segera menyuruh Bi Yuyun mengobati Vera. Vera hanya bisa merasakan sakit saat lengannya di beri obat.

"Maafin aku Ver, maafin aku,"ucap Reno tidak henti-hentinya.

Vera menatap Reno bahagia, karena sakit di lengannya tidak seberapa. Dia bahagia jika Reno sudah mau mengajaknya berbicara.

"Iya Ren, ngak apa-apa kok,"ucap Vera

Sekarang Vera berada di ruang tamu bersma Reno. Reno selalu memandang Vera penuh rasa bersalah. Karena dirinya Vera terluka, dia terlalu bodoh membiarkan Vera membantunya. Dia sangat-sangat bodoh karena membuat Vera terluka.

Aku dan yang lain akhirnya kembali ke Vila, kami menatap Reno yang begitu baik dan memanjakan Vera.

Ada rasa yang tiba-tiba membuat hati terluka, melihat Reno yang begitu memanjakan Vera. Tetapi aku hanya diam mencoba biasa saja.

"Kamu ngak apa-apa kan Ver?"tanyaku pelan seraya duduk di sampingnya.

"Iya Ta, aku ngak apa-apa,"jawab Vera.

"Maafin aku Ya Ver,"ucap Reno lagi.

"Sudahlah Ren, kamu dari tadi sudah meminta maaf terus. Ini bukan salah kamu juga kok,"ucap Vera.

Tetap saja, Reno merasa bersalah kepada Vera.

Aku mengjak Vera masuk ke dalam kamar untuk istirahat. Dan yang lain juga masjk ke dalam kamar masing-masing.

"Ver, ngak apa-apa kan lengan kamu? Atau masih sakit?"tanyaku.

"Sudah ngak kok Ta, apalagi tadi Reno yang bawa aku ke sini. Aku bahagia banget Ta, sepertinya setelah kejadian ini dia akan baik sama aku,"ucap Vera begitu bahagia.

"Bagus deh kalau gituh, semoga saja dia bisa menerima cinta kamu. Dan kalian pacaran,"ucapku tidak yakin.

Tidak tahu kenapa, saat Reno berbuat baik pada Vera, aku malah terluka. Ada rasa yang tidak bisa aku jelaskan, atau aku cemburu. Aku bingung dengan perasaanku sendiri.

Baiklah Talia, Kamu sudah janji unyut membuat Vera dan Reno dekat bahkan sampai pacaran. Kamu jangan egois,batinku sendiri.

"Ta, kamu kenapa melamun?"tanya Vera.

"Hah! Ngak kok, aku hanya senang jika kamu senang."

"Iya, makasih Ta, aku bahagia banget hari ini,'ucap Vera seraya memelukku menggunakan tangan kirinya.

Aku hanya bisa tersenyun bahagia, walau sebenarnya terluka. Tetapi menunjukan wajah bahagia adalah hal yang harus aku lakukan saat ini, agar Vera juga bisa bahagia.




***


Typo bertebaran dimana-mana.

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang