Aku berjalan ke luar menuju ruang makan, untuk sarapan. Dengan memakai seragam putih abu-abu. Aku duduk di kursi sendiri, lagi-lagi Mama dan Papa sudah berangkat kerja. Aku melihat Bi Ayem yang sedang mondar mandir menyiapkan sarapan untukku.
"Mama dan Papa sudah pergi Bi?"tanyaku pada Bi Ayem.
"Iya non."
Aku hanya menatap sarapanku di pagi ini dengan sedih. Aku segera memakan sarapanku dan cepat-cepat berangkat sekolah.
Aku berada di depan pagar sekolah baruku SMA Jaya, menatap gedung besar di hadapanku penuh kesal.
"Kenapa aku harus sekolah disini?"tanyaku sendiri.
Aku masuk ke dalam dan terus berjalan melewati koridor mencari ruang guru.
"Hey,"panggil seseorang.
Aku menatap pria berjaket itu kesal. Karena dia sudah memanggil aku dengan panggilan 'Hey'.
"Kamu murid baru itu ya?"tanyanya padaku.
Aku hanya diam tanpa menjawab pertanyannya.
"Kamu bisu ya? Kok ditanya malah diam?"
Aku menatapnya tajam, lebih tidak suka lagi karena dia mengatakan aku bisu.
"Hey, ngomong dong. Kok diam aja sih?"
"Lo bisa diem gak, gue gak suka ngomong sama orang yang gak di kenal,"kataku kemudian.
"Kalau gitu kita kenalan dulu,"ajaknya.
Pria itu mengulurkan tangannya. Aku menatap tangan itu, dan menepisnya dari hadapanku.
"Gue gak mau kenalan sama lo,"kataku.
Aku berbalik pergi meninggalkan pria itu.
"Jadi cewek kok judes banget,"kata pria itu lagi.
Aku mengabaikan kalimat terakhir pria itu. Sekarang aku berada di kantor menatap guru-guru yang sedang sibuk.
"Kamu Natalia?"tanya seorang guru padaku.
"Iya,"jawabku.
"Kamu kenapa kesini?"
"Aku gak tau kelas aku dimana? Jadi aku mau tanya sama guru-guru disini,"ucapku.
"Oh, kalau begitu biar saya antar."
"Iya,"jawabku singkat.
Aku mengikuti langkah guru yang beberapa menit lalu berbicara denganku. Sehingga aku sampai di kelas XII IPA 1.
"Ini kelas kamu, ayok masuk."
"Baik bu,"jawabku.
Aku masuk ke dalam kelas itu. Aku kembali menatap tidak suka pada semua orang yang tidak aku kenal.
"Anak-anak kita kedatangan teman baru, silahkan perkenalkan nama kamu?"
Aku menatap semua siswa yang ada di dalam. Dan mulai berbicara memperkenalkan namaku.
"Perkenalkan nama saya Natalia Franssiska Ayu. Kalian bisa memanggil saya Talia atau apa pun itu, tetapi tidak memanggil saya dengan panggilan 'Hay' atau 'Hey'. Saya tidak suka,"ucapku.
"Baik,"kata semua siswa bersamaan.
"Kamu sekarang bisa duduk bersama Reno Talia?"
"Iya,"jawabku.
Aku berjalan menuju barisan kedua dekat jendela. Aku duduk di samping cowok yang tadi memanggilku 'Hey'.
"Baiklah, ibu akan keluar. Kalian jangan ribut."
"Iya bu,"jawab semuanya bersamaan.
Setelah ibu guru keluar, aku menatap setiap orang-orang yang mendekatiku.
"Talia, perkenalkan aku Joy,"kata seorang pria tinggi dengan badanya yang kurus.
"Aku Faris,"kata seorang pria tinggi dengan badan yang putih.
Aku tidak merespon mereka berdua, aku hanya diam. Dan menatap Reno yang dari tadi memperhatikanku.
"Gue gak suka ditatap orang lama-lama, lo jangan suka ngeliatin gue,"kataku memberi peringatan pada Reno.
"Siapa juga mau ngeliatin cewek judes kaya kamu,"kata Reno kemudian.
Aku menatapnya kesal, mendengar kalimat yang dia keluarkan membuatku ingin menghajar wajahnya.
Aku menatap sekilas mata Reno yang berwarna coklat dan juga hidung mancung serta bibir tipisnya.
Ganteng sih, tapi gue terlanjur kesel kalo ngomong sama dia.batinku dalam hati.
"Kenapa sekarang kamu yang ngeliatin aku?"
Aku segera melihat ke depan.
"Jangan geer deh, gue gak mungkin ngelitain cowok kaya lo. Gak jelas,"kataku.
Aku terdiam di tempatku, melihat orang-orang yang sedang bercerita dengan teman sebangku. Aku kembali menatap Reno setelah itu melihat ke depan lagi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan
Romance*Aku mencintaimu, tapi mungkin kamu bukan jodohku* -Natalia Franssiska Ayu-