Part 6

50 45 10
                                    

Siang hari ini, dengan cuaca yang indah. Aku berada di taman belakang sendirian. Sampai Vanesa dan dua temanya menghampiriku dan duduk di sampingku.

"Lo kok sendiri aja sih Ta?"tanya Vanesa.

"Lagi pengen sendiri,"jawabku.

"Jangan kebiasaan sendiri, kalo butuh temen, kita bertiga mau kok jadi temen lo,"ucap Vanesa lagi.

"Iya, iya,"jawabku singkat.

Aku tak tahu apa maksud dari Vanesa yang selalu ingin menjadi sahabatku. Tetapi aku tak berminat untuk bersahabat denganya. Sampai bel masuk berbunyi. Aku dan Vanesa serta dua temannya masuk ke kelas masing-masing.

"Gue ke kelas dulu yah."

"Iya,"jawabku.

Mereka bertiga berjalan meninggalkanku. Lalu aku juga melangkahkan kaki untuk sampai di kelasku. Tetapi di jalan aku bertemu Reno. Dan dia mengajakku ke perpustakaan. Awalnya aku menolak, karena jika selalu bersamanya aku akan kesal. Tetapi aku malah menerima ajakannya.

Sekarang aku berada di perpustakaan bersama denganya.

"Ngapain sih?"tanyaku sedikit kesal.

"Udah, kamu duduk dulu disini,"ucap Reno.

Aku menuruti perintahnya untuk duduk di kursi yang tak jauh dari pintu masuk.

Reno menuju rak dekat jendela, dan sedikit mencari sesuatu dari tumpukan buku itu. Akhirnya dia mendapatkannya dan kembali menghampiriku.

"Buku apa itu?"tanyaku saat dia sudah berada di sampingku.

"Gini, aku mau minta tolong sama kamu,"ucap Reno padaku.

"Minta tolong? Apa?"tanyaku seraya mengerutkan kening.

"Aku, aku suka sama Vanesa,"ucap Reno lagi.

"Su suka?"

Aku sedikit terkejut saat Reno bilang menyukai Vanesa. Tetapi aku tak masalah, karena aku tak mempunyai rasa apa-apa padanya.

"Iya Ta, aku suka sama dia. Bahkan sudah sangat lama,"ucapnya jujur.

"Lalu, apa yang harus aku bantu?"tanyaku.

"Bantu aku deket sama dia Ta, kamu satu-satunya orang yang bisa bantu aku buat deket sama dia,"jelasnya.

"Balasanya untukku apa?"

"Apapun yang kamu mau aku turuti,"ucap Reno.

Aku terdiam sejenak, memikirkan apa yang aku minta saat aku sudah membuat hubungan Reno dan Vanesa baik.

"Mhm, baiklah. Aku bantu, dan aku mau kamu ajak aku ke rumah kamu setiap pulang sekolah. Dan hari minggu kamu jemput aku untuk mengajakku ke rumah kamu. Gimana?"

Reno tampak berpikir lama dan akhirnya kembali menatapku.

"Baiklah aku setuju,"jawab Reno.

"Oke, terus itu buku apa?"tanyaku lagi.

"Ini novel,"tunjuknya padaku.

Aku membaca judul novel itu,'Cinta Sampai Mati'.

"Kamu sudah baca?"tanyaku lagi.

"Sudah, seru loh ceritanya. Kamu mau baca?"tawarnya padaku.

"Boleh."

Aku mengambil novel yang berada di tangan Reno. Setelah itu aku dan Reno kembali ke kelas.

Sesampainya di kelas, aku segera menuju kursiku dengan di ikuti oleh Reno. Karena kami sebangku.

"Kamu benar bakal bantu aku kan?"tanyanya lagi.

"Iya, kamu tenang aja. Minggu ini aku bakal buat kamu sama Vanesa jalan,"ucapku yakin.

"Beneran?"

"Iya Reno,"ucapku lagi.

"Tumben lo berdua akur."ucap salah seorang teman sekelasku.

Aku dan Reno menatap pria di hadapan kami, lalu kami hanya tersenyum.

"Aneh,"ucapnya lagi.

"Sudah, biarin aja Ta,"ucap Reno padaku.

Aku hanya mengangguk. Dan akhirnya guru pun datang, dan kami semua mulai belajar.Sesekali saat mendengarkan penjelasan dari guru aku melirik Reno sekilas. Tak pernah terbayangkan bahwa dia mencintai Vanesa.



***

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang