Pagi-pagi sekali, aku bersama Vera keluar dari kamar menuju ruang makan. Kami akan segera sarapan, tidak lupa mengajak yang lain.
Kami menikmati hidangan yang sudah di buat oleh Bi Yuyun. Selesai sarapan, kami akan bersiap-siap untuk pergi ke hutan belakang Vila. Berkemah beberapa waktu di sana.
"Gak serem kan tuh hutan?"tanya Mita.
"Gaklah sayang, kamu jangan takut. Kan ada aku yang selalu ada untuk jagain kamu,"ucap Johan.
"Gombal lo Jo, dan gombalan lo tuh basi banget dah,"ucap Roy sambil tertawa.
"Biarin kali, dari pada lo ngak ada pacar,"sindir Johan.
Roy kemudian terdiam karena perkataan Johan. Keadaan kemudian menjadi canggung.
"Hahha, ngak apa-apa lah kak Jo, mungkin kak Roy belum dapat yang cocok aja,"ucapku untuk mencairakan suasana.
Semua yang ada di meja makan menatapku dengan dahi berkerut termasuk Vera yang ada di sampingku.
"Benar sekali, gue belum dapat yaag cocok,"timpal Roy berbangga diri karena di bela.
"Huh! Dasar,"ucap Johan.
"Kalian ini seperti anak kecil saja,"ucap Gilang yang baru selesai meminum air putih.
Reno hanya diam tanpa mau mengikuti percakapan yang tidak bermutu. Dia sebenarnya malas, tetapi dia tidak bisa apa-apa.
Selesai sarapan kami semua masuk ke kamar masing-masing untuk menyiapkan semua barang yang akan dibawa. Hingga semuanya sudah selesai dan berkumpul di ruang tengah.
"Ta, sudah lengkap kan semuanya?"tanya Vera.
"Iya Ver,"ucapku seraya mengangguk.
Kami semua berpamitan pada Bi Yuyun untuk pergi ke hutan belakang Vila.
Di perjalan kami habiskan untuk bernyanyi bahkan bercerita hal-hal yang lucu. Sampai akhirnya kami tiba di pertenghan hutan ini. Kami menegakkan dua tenda. Satu untuk pria dan satunya lagi untuk wanita.
"Gue sama Johan ke hutan dulu ya, mau cari kayu bakar,"ucap Gilang pada semua teman-temannya.
"Oke."
"Hati-hati ya sayang,"ucap Nia.
"Siap."
Gilang dan Johan berjalan mencari kayu bakar. Sedangkan Mita dan Nia sedang menyiapkan bahan-bahan atau bumbu untuk ikan dan juga jagung yang akan dibakar nanti.
Aku bersama Vera sedang membersihkan ikan yang akan kami bakar nanti malam. Reno berada di dalam tenda, tidak tahu apa yang dilakukan. Sedangkan Roy berjalan menghampiriku dan Vera.
"Mau dibantuin ngak?"tanyanya padaku dan Vera.
"Boleh ka,"ucap Vera.
Aku hanya menganggukkan kepala, sampai Roy mengambil alih ikan yang aku bersihkan.
"Kan banyak ikan yang lain, kenapa harus yang ini sih,"ucapku sedikit kesal.
"Aku maunya yang kamu,"ucap Roy memulai rayuan gombalnya.
"Ih, aneh deh. Bantuin Vera aja sih, aku bisa sendiri,"tolakku sambil kembali merebut ikat yang ada di tangan Roy.
"Vera bisa sendiri, aku lihat kamu yang kesusahan. Emangnya salah jika aku mau membantumu, wanita cantik yang memikat hati,"ucap Roy lagi.
"Kakak, aku bisa sendiri,"ucapku begitu kesal.
Tetapi Roy tetap merebut ikan yang baru aku ambil darinya. Aku menatapnya kesal lalu berdiri dan akan berjalan pergi.
"Ta, mau kemana?"tanya Vera.
"Ke tenda dulu,"ucapku segera pergi.
"Kakak sih buat dia marah,"ucap Vera pada Roy.
"Ya, aku mana tahu kalau dia mau marah kaya gitu,"ucap Roy merasa bersalah.
Aku teeus berjalan dan masuk ke dalam tenda, sedikit menghilangkan rasa kekesalan pada sikap Roy. Menurutku dia terlalu memaksa, dan aku tidak suka.
Setelah beberapa lama, aku keluar dari tenda. Dan bersamaan dengan itu, Reno juga keluar. Aku menatapnya lama lalu tersadar saat Reno juga menatapku.
"Kenapa ngak bantuin yang lain?"tanyaku.
"Malas,"ucpnya santai.
Dia ini memang sering membuatku kesal, tetapi dia tidak seperti Kak Roy yang sangat membuat moodku hancur,batinku.
"Lo ngapain liatin gue kaya gitu?"
"Ah! Ngak,"ucapku seraya membuang muka.
Tanpa berkata apapun lagi, aku segera berjalan menghampiri Nia dan Mita. Di sana juga sudah ada Vera yang membantu mereka. Gilang, Johan dan Roy sedang menghidupkan api.
"Dasar manja,"ucapku lirih saat Reno berjalan melewatiku untuk menuju ke tempat Roy.
"Siapa?"tanya Vera.
Aku menatap Vera lalu segera menggelengkan kepala dan berkata tidak ada apa-apa.
Setelah semuanya selesai, malam harinya kami sudah memakan ikan yang tadi kami bakar dan juga jagung. Kami begitu menikmati malam ini.
Bersama dengan kebersamaan yang sangat membahagiakan, dan tak lupa Nia serta Mita yang selalu membuat kami semua tertawa.
Sampai akhirnya kami memutuskan untuk istirahat, masuk ke dalam tenda masing-masing.
***
Typo bertebaran dimana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan
Romance*Aku mencintaimu, tapi mungkin kamu bukan jodohku* -Natalia Franssiska Ayu-