Aku berada di taman belakang bersama Vanesa. Duduk di kursi bercat putih. Vanesa belum bicara apapun, dia hanya diam tanpa sepatah kata.
"Kamu mau minta tolong apa?"tanyaku.
Dia menatapku lalu memasang wajah sedih.
"Lo tau kan, bokap gue bangkrut."ucapnya. "Gue mau pinjam uang sama lo, boleh gak? Gue tau mungkin lo ngak mau ngasih. Tapi gue minta tolong, soalnya gue perlu atau kalau gak gue bakal nurutin mau lo. Misalnya suruh gue buat pacaran lagi sama Reno atau apapun itu,"jelasnya.
"Kamu bisa gak, gak usah bahas masa lalu. Aku gak mau kalo ada yang tahu tentang dulu,"ucapku sedikit berbisik.
"Maaf Ta, gak bermaksud. Jadi gimana?"tanyanya.
"Aku akan kasih kamu uang tapi kamu janji jangan kasih tau siapa-siapa tentang aku yang bayar kamu untuk jadian sama Reno,"ucapku padanya.
"Iya Ta, aku janji tenang aja."
"Baiklah, nanti uangnya akan aku transfer."
"Oke, makasih ya Ta."
"Iya,"jawabku.
Setelah itu aku kembali ke kelasku dan meninggalkan Vanesa.
***
Aku sudah bersiap-siap pergi ke cafe Indah untuk bertemu Reno. Tidak butuh waktu lama aku sudah berada di cafe Indah dan masuk ke dalam. Mencari keberadaan Reno sampai akhinya aku menemukan dia duduk di dekat jendela. Aku menghampirinya dan menyapanya.
"Hay Ren,"sapaku.
Dia tidak menjawab hanya diam, aku segera duduk di sampingnya.
"Apa yang mau kamu bicarakan?"tanyaku langsung.
"Gue gak percaya lo kaya gituh Ta. Gue nyesel pernah suka sama lo,"ucap Reno yang tak kumengerti.
"Maksud kamu apa sih Ren?"tanyaku.
"Kamu jangan pura-pura gak tau Ta, gue udah tau semuanya,"jelasnya sedikit marah.
"Tapi aku bener-bener gak ngerti Ren,"ucapku jujur.
"Gak ngerti lo bilang, trus maksud lo bayar Vanesa buat jadian sama gue apa!!"ucapnya marah.
Deg
Seketika itu juga jantungku seolah berhenti berdetak. Aku mulai takut dan bertanya-tanya siapa yang membocorkan rahasia ini. Atau malah Vanesa yang ingkar janji.
"Ren ini gak seperti yang lo pikirin, gue bisa jelasin,"ucapku membuatnya tenang.
"Gak perlu penjelasan apapun, karena ini udah jelas. Lo tuh jahat Ta.Lo anggap hati gue itu cuman mainan. Lo bisa tukar dengan uang yang lo punya."
"Ren bukan begitu."
"Sudahlah Ta, gue tau lo tuh kaya tapi gak seperti ini juga. Gue benar-benar menyesal pernah suka sama lo. Mulai hari ini gue gak mau ketemu lo, liat muka lo aja gue muak. Jangan pernah datang di kehidupan gue lagi,"jelasnya kemudian.
Reno berdiri dan pergi meninggalkanku. Aku hanya terdiam meratapi nasibku. Benar katanya aku memang jahat. Seharusnya aku tidak ada dihidupnya.
Tetes demi tetes air mata turun membasahi pipiku. Aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri sampai seorang pelayan memanggilku.
"Mbak,"ucapnya.
Aku melihat kearahnya dan tidak mengatakan apapun karena aku juga langsung pergi dari tempat itu.
Rasanya sanagt menyiksa baru kemarin aku tertawa bahagia bersamanya kenapa semua itu berubah begitu saja. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku menghentikan taxi untuk segera pulang kerumah.
Sesampainya di rumah Mama dan Papa sudah pulang, tetapi aku tidak menghiraukam mereka aku segera masuk ke dalam kamar.
"Aku memang jahat, aku gak pantas ada di kehidupan Reno,"ucapku pada diri sendiri.
Tidak henti-hentinya aku menangis meratapi hidupku. Sampai akhirnya aku tertidur masih dengan pakaian yang aku kenakan untuk menemui Reno.
Aku terbangun karena suara Mama yang terus memanggilku. Mau tidak mau aku membuka pintu kamarku.
"Ma,"ucapku pelan.
"Sayang, kamu kenapa? Kenapa mata kamu begini?"tanya Mama.
"Gak papa Ma,"jawabku singkat.
"Gak myngkin, pasti ada sesuatu."
"Sudah Ma, cukup! Jangan tunjukan perhatianmu padaku kalau itu hanya palsu. Aku muak ma, cukup!"ucapku kasar.
"Sayang kamu,"ucap Mama sedih.
Aku tidak menghiraukan Mama dengan kembali menutup pintu kamar. Terdengar langkah kaki menjauh. Aku terdiam untuk waktu yang begitu lama sampai aku sadar dengan apa yang aku lakukan.
"Gak seharusnya aku begitu sama Mama,"ucapku.
Aku turun menuju ruang keluarga. Terlihat Mama yang sibuk memainkan poselnya.
Aku pikir Mama akan terluka, ternyata sama seperti biasa.batinku.
Aku menghampiri Mama da Papa.
"Talia,"ucap Papa.
Aku duduk di dekat Mama, sepertinya Mama masih marah padaku karena perkataanku.
"Maaf Ma, aku gak bermaksud,"ucapku tulus.
Mama menatapku lalu memelukku.
"Iya sayang, Mama tau kok. Kamu kalo ada masalah cerita jangan di pendam,"
Aku hanya tersenyum menanggapinya.
******
![](https://img.wattpad.com/cover/171499344-288-k587320.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan
Romance*Aku mencintaimu, tapi mungkin kamu bukan jodohku* -Natalia Franssiska Ayu-