Aku merebahkan tubuhku di kasur, dan detik berikutnya aku tertidur.
Aku terbangun dan segera berjalan keluar menuju ruang makan.
Aku melihat Bi Ayem yang sedang menyiapkan makan malam. Dan aku tidak melihat siapa-siapa selain Bi Ayem.
"Mama sama Papa kemana Bi?"tanyaku seraya menarik kursi dan duduk.
"Kata tuan dan nyonya, mereka akan pulang malam non. Tadi mereka mengunjungi kamar non Talia, tetapi non sedang tidur. Jadi nyonya dan tuan langsung pergi,"jelas Bi Ayem.
Aku tidak menjawab, aku langsung segera makan malam.
Selesai makan malam, aku menuju kamarku.
"Non nggak nonton tv?"tanya Bi Ayem.
"Nggak,"jawabku singkat.
Aku masuk ke dalam kamarku dan duduk di tepi ranjangku. Menatap foto-foto yang ada di dalam kamarku.
Menatap fotoku bersama Mama dan Papa, yang sedang senyum bahagia.
Kenapa semuanya berubah.batinku.
Aku menatap semua foto dalam kamarku dengan sedih. Karena itu hanyalah kenangan. Aku bahagia pernah merasakan kebersamaan tetapi rasanya aku mulai kesepian saat kebersamaan itu hilang. Adakah harapan bagiku lagi.
Semenjak aku berada di rumah besar ini, semua kenahagiaanku lenyap. Aku merasa sepi dengan tidak adanya Mama dan Papa.
Mereka lebih mementingkan pekerjaannya dari pada aku. Bahkan mereka lebih membiarkan aku selalu bersama Pak Asep dan Bi Ayem.
Aku kembali teringat Bunda dan Ayah Reno. Mereka sangat menyayangi Reno, seandainya Mama dan Papa juga masih seperti dulu, mungkin aku bahagia.
Sampai akhirnya, aku tertidur. Dan keesokan paginya aku terbangun dan segera siap-siap untuk berangkat sekolah.
Aku menuju ruang makan untuk sarapan. Di sana hanya ada Bi Ayem. Lagi-lagi di setiap paginya selalu Bi Ayem yang menemaniku.
"Mama sama Papa sudah berangkat?"tanyaku.
"Iya non,"jawab Bi Ayem.
Aku hanya menundukkan kepala. Dan setelah selesai sarapan aku segara berangkat sekolah di antarkan Pak Asep.
Sesampainya di sekolah aku menuju kelasku, meletakkan tas dan kembali keluar kelas. Akan berjalan-jalan melihat sekolah baruku.
Walaupun sebenarnya aku tidak suka bersekolah disini, tetapi harus bagaimana lagi.
"Kamu sekolah?"tanya Reno yang tiba-tiba sudah ada di hadapanku.
"Menurut kamu?"tanyaku balik.
"Ih, nyolot lagi. Seharusnya bilang terima kasih karena kemarin udah gue ajakin ke rumah,"ucap Reno.
Aku memandang Reno kesal.
"Mhm, makasih,"ucapku singkat.
Aku segera pergi meninggalkan Reno.
"Nggak berubah judesnya,"ucap Reno saat aku sudah melangkah pergi.
Aku tidak memperdulikan kata-katanya. Aku masih terus berjalan dan tanpa sengaja menabrak seorang wanita berkaca mata yang sedang membawa buku paket.
"Maaf, maaf aku nggak sengaja,"ucap wanita itu padaku.
Aku menatap wanita itu yang sangat merasa bersalah.
"Iya. Nggak apa-apa kok,"jawabku.
Aku membantu wanita itu merapikan buku-bukunya.
"Kamu kelas berapa?"tanyaku.
"A,aku kelas XII IPA 2,"jawabnya gugup.
"Oh, perkenalkan aku Natalia. Kamu bisa panggil aku Talia,"ucapku.
"Aku Vera,"jawabnya. "Kamu murid baru ya?"tanyanya.
"Iya, aku murid baru. Dan sekarang aku kelas XII IPA 1,"jawabku.
"Mhm, maaf ya tadi aku nggak sengaja nabrak kamu,"ucapnya lagi meminta maaf.
"Iya ngak apa-apa, itu salah aku juga kok,"jawabku.
Vera tersenyum, menunjukan lesung pipit yang ada dalam pipinya. Sangat manis, walaupun dia berpakaian layaknya orang culun. Tetapi dia sangat manis kalau tersenyum.
"Aku ke kelas dulu ya,"pamitnya padaku.
"Oh iya,"jawabku.
Aku menatap kepergiannya menuju kelas.
Apakah dia sangat bahagia.batinku.
Aku kembali melanjutkan perjalananku untuk melihat sekolah baruku. Sampai akhirnya bel masuk, aku kembali ke kelasku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan
Romance*Aku mencintaimu, tapi mungkin kamu bukan jodohku* -Natalia Franssiska Ayu-