Part 37

5 4 0
                                    

Aku membuka mataku perlahan karena sinar matahari yang menggangu tidurku. Dan aku beradia di ruangan yang bernuansa putih dengan bau obat-obatan. Aku pun berpikir ini pasti rumah sakit. Aku mencoba kembali mengingat apa yang sebenarnya telah terjadi padaku tetapi rasanya kepalaku sakit.

"Aw,"ucapku sambil memegangi kepalaku.

"Sayang, kamu sudah sadar?"

Pertanyaan dari orang yang paling aku kenali tetapi aku membenci untuk mengingatnya. Aku menatap kearahnya benar saja mama ada disini.

"Kenapa aku disini?"tanyaku.

"Dua hari lalu kamu kecelakaan sayang,"ucapnya seolah perhtian.

Aku kembali mengingat kejadian dua hari lalu, sampai akhirnya aku ingat saat aku mendorong Vera dan aku malah tertabrak dan berada disini.

"Dua hari?"ucapku mengerutkan kening. "Bagimana dengan sekolahku,"sambungku.

"Mama sudah meminta izin, kamu tenang saja."

"Dimana Reno?"tanyku.

"Siapa Reno?"

"Dia yang bawa aku kesini kan?"

"Mama gak tau sayang, sudah kamu jangan banyak bicara dulu lebih baik kamu istirahat aja ya."

Aku menganggukan kepalaku, dan menutup mataku walau bukan tidur tetapi aku ingin menenagkan pikiranku. Apa yang harus aku jelaskan nanti kepada Vera atau aku akan bilang bahwa aku gak bisa lagi bantu dia dan aku juga bilang bahwa aku juga menyukai Reno. Lalu apa yang akan dia lakukan padaku, apakah Vera akan membenciku nantinya.

Pikiran-pikiran negtif menghantuiku dan akhirnya aku hanya bisa kembali tertidur.

Seminggu berlalu, aku sudah boleh pulang hari ini dan aku akan kembali sekolah. Tetapi selama di rumah sakit aku tidak pernah melihat Reno menjengkku. Sebenarnya apa yang dia lakukan, bukannya dia bilang menyukaiku tetapi kenapa dia tidak ada saat aku dirumah sakit. Padahal banyak hal yang ingin aku ceritakan padanya.

"Sayang kamu besok sudah mau sekolah?"tanya Mama.

"Iya Ma, aku gak mau ketingalan pelajaran."

"Baiklah, tapi kamu harus tetap hati-hati."

"Iya,"jawabku.

Aku tidak begitu bahagia ada mama padahal dulu aku ingin sekali mama selalu ada disisiku seperti ini. Tetapi semenjak semua janji selalu dilupakan aku menjadi muak dengan semua itu. Jadi aku hanya bisa bersikap biasa-biasa saja.

Hari ini aku kembali kesekolah dan semua masih sama tidak ada yang berubah. Ada beberapa siswa yang berpapasan denganku dan bertanya kabarku seperti Lili.

"Udah sembuh Ta?"tanyanya padaku.

"Iya udah kok,"jawabku.

"Alhamdulilah deh."ucapnya.

"Iya, makasih."

Aku kembali berjalan menuju ke kelasku tetapi sebelum sampai di kelas aku bertemu Vera.

"Vera,"panggilku.

Dia menatapku terkejut lalu kembali membalikan tubuhnya dan pergi meninggalkaku.

Apa yang dia lalukan, apakah dia marah.batinku.

Aku memasuki kelasku dan disana Reno langsung berdiri dari duduknya dan menghampiriku.

"Kamu udah sembuh,"ucapnya segera meraih lenganku dan menuntunku berjalan kekursi.

"Iya, kamu kok gak jengukin aku?"tanyaku.

"Maaf ya, Bunda sakit aku gak bisa jengukin kamu."

"Hah! Terus gimna?"

"Udah sembuh kok, tenang aja. Aku juga senang kamu sembuh."

"Iya,"ucapku tersenyum. "Terus gimana dengan Vera?"sambungku.

"Sudahlah jangan bahas itu dulu, kamu bary sembuh."

"Tapi tadi aku ketemu sama dia, dan dia menghindar gituh dari aku. Apa yang terjadi setelah aku kecelakaan?"

"Gak ada kok."

Kenapa aku tidak yakin dengan perkataan Reno,batinku.

Aku hanya mengiyakan dan terdiam menatapnya. Dia hanya sibuk pada bukunya tanpa ingin tau apa yang aku rasakan atau apapun itu. Aku tidak mengerti dengan sikapnya.

Lima menit yang lalu bel istarahat berbunyi. Sekarang aku dan Reno berada di perpustakaan.

"Kamu beneran kuat, gak istirahat aja di UKS. kamu baru sembuh loh."

"Aku kuat Ren, tenang aja."

Aku dan Reno membaca novel dengan cerinya yang lucu dan membuat kami berdua tertawa tawa. Disitu Vera datang dan segera menghentikan langkahnya menatapku dan Reno.

"Vera,"ucapku lirih.

Reno mengikutiku menatap Vera. Kami bertiga diam beberapa detik sampai Vera meninggalkan kami berdua.

"Sebenarnya apa yang terjadi pada dia Ren?"tanyaku.

"Gak ada Ta,"ucap Reno.

Lagi-lagi aku tidak percaya pada perkataanya sepertinya ada sesuatu yang dia sembunyikan dariku. Aku berinisiatif akan mengajak Vera bertemu untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

***

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang