Seperti biasa aku berangkat pagi-pagi ke sekolah, Mama dan Papa sudah pulang. Jadi Vera tidak lagi menginap dirumahku.
Aku masuk ke dalam kelas yang masih sepi, hanya ada beberapa murid yang sudah datang. Aku duduk di kursiku sambil menunggu Reno datang. Entah kenapa aku masih sangat khawatir dengan keadaannya. Hingga Reno datang dan masuk kedalam kelas.
"Pagi,"sapaku di pagi ini pada Reno.
Reno menatapku dan tersenyum seraya duduk di sampingku dengan meletakkan tas keatas meja.
"Ke taman belakang yuk,"ajakku pada Reno.
Reno menganggukkan kepala, dan aku meraih lengan Reno menariknya untuk menuju taman belakang. Di taman belakang kami hanya duduk sambil memikirkan pikiran masing-masing.
Hingga kami melewatkan semuanya dengan diam sampai bel berbunyi.
Siang ini, setelah pulang sekolah aku dan Reno berada di toko buku. Kami berada di rak yang berisi novel-novel.
"Kamu sudah dapat yang bagus?"tanyaku.
"Belum nih Ta, kamu sudah dapat?"
"Belum juga."
Kami masih sibuk mencari novel yang menarik hati. Sampai aku melihat sebuah novel yang sepertinya menarik karena terlihat dari covernya. Aku mengambil novel itu tetapi besamaan dengan itu tanganku disentuh oleh Reno dan mengakibatkan kami berdua saling tatap.
Aku menatap mata coklat itu, begitu indah untuk di lihat. Dan akhirnya aku sadar sedang dalam keadaan apa.
"Mmh, kamu mau novel ini?"
"Ngak kok, untuk kamu aja."
"Kenapa Ren? Atau kalau ngak, ini kan ada satu kita beli aja, terus kita gantian bacanya,"ajakku.
Reno tampak berpikir lalu kembali menatapku.
"Oke kalau gituh,"Ucap Reno.
Akhirnya kami membeli satu novel yang berjudul 'Hari Terakhir'. Novel ini terlihat begitu menarik dengan cover seorang pria dan wanita. Tetapi terlihat pria yang sudah tidak ada. Aku jadi semakin penasaran apa yang ada di dalam cerita ini.
Dari toko buku, kami berdua pergi menuju ke cafe yang tidak jauh dari rumah Reno. Karena hari ini aku akan ke rumah Reno, tetapi sebelum itu kami makan di luar.
Kami masuk ke dalam cafe yang sangat ramai. Tidak ada kursi yang tersisa di cafe ini.
"Ta, sudah penuh. Jadi gimana?"tanya Reno.
"Ngak tau Ren, tapi aku laper banget lagi."
"Yasudah kita ke tempat biasa aja."
"Tempat biasa apa?"tanyaku seraya mengerutkan kening.
"Aku biasa makan siang di suatu tempat, kalau lagi laper yah suka makan di sana. Sendirian sih tapi."
"Yasudah deh, ayok. Kayaknya seru."
Semoga saja Talia tidak marah aku ajak ketempat ini,batin Reno.
Reno kembali menjalankan motornya dan berhenti disebuah warung yang tidak terlalu jauh dari cafe.
"Disini Ren?"tanyaku.
"Iya Ta, kamu ngak apa-apa kan? Atau kamu mau ketempat lain?"
"Ngak deh, disini aja. Ngak apa-apa,"ucapku.
Wajah Reno tampak tidak yakin saat aku berkata akan makan di sini. Kami masuk kedalam warung nasi yang tidak terlalu ramai. Aku duduk di dekat jendela dengan diikuti oleh Reno yang juga duduk di sampingku.
"Mau pesan apa?"
"Adanya apa?"tanyaku balik.
"Banyak, tapi aku sering pesan mie ayam. Kamu mie ayam?"
"Oke deh, aku mau."
Kami menunggu mie ayam, dan akhirnya seorang wanita mengantarkan dua mangkok mie ayam beserta es teh manis.
"Sepertinya enak ya?"
"Kamu belum pernah makan Ta?"
"Belum, tapi sering denger aja katanya enak."
"Iya dong, silahkan makan."
Aku memakan mie ayam, dan merasakan betapa enaknya makanan ini. Bahkan aku ingn nambah, tetapi karena malu aku hanya diam. Dan setelah selesai aku di ajak pulang kerumah Reno. Seperti biasa aku akan pulang ke rumah jam lima nanti.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan
Romance*Aku mencintaimu, tapi mungkin kamu bukan jodohku* -Natalia Franssiska Ayu-