Part 22

16 14 0
                                    

Hari minggu kembali tiba, aku sudah siap dengan baju yang aku kenakan. Keluar dari kamar menuju ruang tv sambil menunggu jam 10 tiba.

Aku janjian bersama Reno dan Vera jam 10 pagi, aku sudah siap jam 8 tadi. Sekarang aku masih diam sambil menyaksikan film sinetron. Aku menatap Mama dan Papa yang sudah rapi dengan pakaian formal.

"Mau berangkat lagi Pa, Ma,"ucapku menghentikan langkah mereka.

Mereka membalikkan badanya dan melihat kearahku yang sedang duduk di ruang tv.

"Iya sayang, siang nanti jam 1 Mama sama Papa harus keluar kota lagi,"ucap Mama.

"Apa!"ucapku terkejut dengan sedikit berteriak.

"Iya Talia, kamu jangan kemana-mana. Papa ngak akan lama di luar kota. Minggu depan sudah pulang."

Jika aku melarang, pasti Mama dan Papa akan marah. Aku hanya bisa berkata iya,batinku.

"Baiklah, hati-hati,"ucapku lirih.

"Iya sayang."

Mereka kembali berjalan keluar rumah dan memasuki mobil yang memang sudah disiapkan untuk ke luar kota.

Tepat pukul 10 aku memasuki mobilku dan menyuruh Pak Asep untuk menjemput Reno dan Vera.

Sekarang kami bertiga sudah sampai, aku sudah memberikan tiket kepada Reno dan Vera. Kami membeli makanan diluar lebih dulu setelah itu baru masuk.

Film yang akan kami tonton adalah film horor, karena aku sangat suka. Tetapi berbeda dengan Vera dia sepertinya ketakutan. Tetapi dia tetap ikut karena ada Reno dan aku juga yang memaksa.

Sekarang kami duduk di barisan kedua Reno berada di tengah antara aku dan Vera. Saat lampu dimatikan film pun dimulai.

Aku menontonya dengan seru, sampai tiba-tiba saat hantu keluar Vera ketakutan dan refleks memegang lengan Reno dan memeluknya. Reno ingin sekali marah pada Vera. Tetapi aku lebih dulu menyentuh lengan satunya lagi.

"Jangan Ren, biarkan,"ucapku sedikit berbisik di telinga Reno.

Reno terdiam sambil menatapku, aku hanya tersrnyum dan berharap dia tidak memarahi Vera. Akhirnya Reno juga hanya diam dan membiarkan Vera. Setelah Vera sadar denga tingkahnya yang memeluk lengan Reno, dia segera melepaskannya.

"Maaf,"ucap Vera.

Reno tidak menjawab, dia hanya diam tanpa merespon apa-apa. Sampai 90 menit berlalu, akhirnya film telah usai. Kami bertiga keluar dan menuju cafe yang tidak jauh.

Kami masuk ke dalam cafe dan memilih duduk di kursi yang dekat dengan pintu masuk.

Aku memesan tiga minuman serta makanan untuk Reno dan Vera. Kami menikmati makanan di cafe ini.

"Makasih ya Ta,"ucap Vera.

"Iya sama-sama,"jawabku.

Setelah selesai makan kami menuju taman hiburan, dan kami menaiki beberapa wahana. Awalnya Reno tidak mau ikut, tetapi aku terus memaksanya dan akhirnya dia mau ikut.

Hari ini dihabiskan begitu seru, sampai lupa bahwa niatku mengajak keduanya untuk mendekatkan mereka. Tetapi sepertinya Reno masih menjaga jarak pada Vera. Dan aku tidak mengerti apa alasan dari sikapnya seperti itu.

Setelah keseruan ini selesai, kami semua pulang. Aku mengantarkan mereka satu persatu.

Vera sudah pulang lebih dulu, sekarang aku sedang mengatar Reno.

"Mau mampir ngak?tanya Reno.

"Kapan-kapan aja deh,"ucapku.

"Oke."

Reno keluar dari dalam mobil dan aku tersenyum menatapnya. Kemudian Pak Asep menjalankan mobil meningalkn pekarangan rumah Reno.

Sesampainya di rumah aku segera masuk ke kamar dan mandi. Aku beniat menghabiskan minggu ini dengan membaca novel. Jam sudah menunjukan angka 5 sore.

Aku keluar dari kamar menuju dapur, untuk mengambil minun karena tenggorokanku terasa sangat haus.

Di rumah sebesar ini terlihat begitu sepi, Mama dan Papa kembali pergi dan membuatku harus sendirian lagi di rumah ini. Ya walau bersama Bi Ayem dan Pak Asep. Tetapi aku juga rindu bersama Mama dan Papa

***

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang