Author notes :
Jadi di sini, buat para readers *walaupungakadayangbacajuga, diharapkan untuk bener-bener ngebaca nama yang hampir sama ya, di part ini bakalan ada dua manusia kembar (Dika dan Deka). Jadi, aku takut kalo kalian bakalan bingung sendiri karena namanya hampir samaan wkwk.
Jadi, intinya bener-bener dibaca pas bagian nama-nama mereka aja gitu :v
***
"Hadeeeeh, kenyang banget gue."
Berjalan dengan semangat ke arah mobil sambil mengelus-elus perutnya sendiri. Tidak menyadari perubahan raut wajah dari gadis di sampingnya.
Entah apa yang ada di pikiran Fio, ia hanya tersenyum semenjak mereka pergi untuk mencari sarapan sekitar satu jam yang lalu.
"Lo ada ide mau jalan-jalan ke mana gak?" Tanya Dika setelah mereka masuk ke dalam mobil.
"Terserah lo aja."
"Oke."
Dika menancapkan gas dengan kecepatan sedang. Dan lagi-lagi keheningan menyelimuti mereka.
Sudah hampir lima belas menit, akhirnya dering ponsel Dika memecah keheningan itu. Dika merogoh ponsel yang berada di saku celana lalu mengarahkan ke telinganya.
"Halo?"
"..."
"Satu jam lagi saya sampai ke sana."
Dika kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Tampak sekali perubahan raut wajahnya saat ini.
Seperti kerasukan, Dika menginjak pedal gas itu dengan kecepatan di atas rata-rata.
Tatapan seolah bertanya-tanya yang dapat Fio tunjukkan, ingin sekali ia langsung menanyakannya, tapi tertahan dengan melihat sikap Dika yang sangat jauh berbeda dari yang biasanya Fio lihat.
Mobil itu berhenti di depan rumah yang pernah di datangi Fio sebelumnya. Rumah yang pernah menyimpan tasnya selama tiga hari itu.
"Gue mau mandi bentaran. Lo gak bersih-bersih?" Nada bicara yang sedikit berbeda di pendengaran Fio.
"Gue gak bawa baju ganti."
"Udah, tenang aja. Ayo, masuk!" Dika dan Fio berjalan masuk ke dalam rumah.
"Lo langsung aja ke atas. Di kamar yang pintunya warna abu-abu, terus bajunya tinggal ambil aja yang di lemari," jelas Dika sambil mengotak-atik ponsel yang di genggamannya.
Tidak ada sahutan yang Dika dengar, kemudian ia mengalihkan perhatiannya kepada gadis yang sedang melihat-lihat foto keluarga yang ada di ruangan itu.
Seakan mengerti apa yang ada di pikiran Fio, Dika langsung menghela napas. "Itu adek gue. Namanya Kayla. Terus yang satunya lagi kembaran gue. Namanya Deka."
Fio mengernyit heran. "Gak pernah ke--"
"Adek gue udah meninggal dua tahun yang lalu. Sedangkan, Deka beda sekolah sama kita, jadi lo gak pernah lihat." Dika berjalan meninggalkan Fio menuju kamarnya.
Fio menatap punggung Dika yang mulai menjauh. Lalu tidak berlama-lama lagi, ia juga menyusul Dika menuju kamar yang di tunjukkan Dika sebelumnya.
Pintu berwarna abu-abu itu terletak di antara dua pintu kamar lainnya. Di samping kirinya terdapat pintu berwarna hitam bertuliskan 'Cogan Room' yang Fio yakini adalah kamar Dika dan di samping kanannya pintu berwarna putih bertuliskan 'Calm Boy'.
Fio masuk ke dalam kamar bernuansa abu-abu yang terkesan mewah itu. Tidak ingin membuang waktu, ia langsung masuk ke kamar mandi. Dan sekitar sepuluh menit, Fio sudah selesai memakai baju yang dipilihnya dari lemari pakaian.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIKA
Novela Juvenil"Kenapa gak sekalian lo buang aja tas gue?" Tanya Fio ketus. "Yeeeeh, masih mending gue balikin." Fio merampas tasnya dari tangan Dika. "Pergi!" "Kayaknya lo hobi banget ngusir orang ya?" Dika mengerutkan dahinya. "Kenapa lo sembunyiin tas gue?" Fio...