EMPATBELAS

2.8K 184 28
                                    

"Udah gimana keadaan Deka?"

Dika, Fathan, Gerry, dan Daniel sedang berkumpul di rumah Dika, tepatnya di kamar Dika. Tempat favorit kedua setelah rumah pohon.

Tiba-tiba keheningan terjadi di dalam ruangan bernuansa hitam abu-abu itu.

"Dia berulah lagi." Suara Dika terdengar serak. Gerry mendongakkan kepalanya untuk melihat sahabatnya itu.

Semua diam, tidak ada yang berani membuka suaranya. Karena, mereka tahu jika melanjutkan percakapan ini akan membuat Dika semakin terlihat gusar.

"Lo semalam jalan sama Fio 'kan, nyet? Ngaku aja dah," kata Fathan berusaha mencairkan suasana.

"Lah, anjir. Seriusan? Ngapain aja lo?"

Dika terkekeh. "Gak ngapa-ngapain lah. Cuma tidur bareng."

"Buset! Kok lo malah langsung ngegas gitu? Harusnya lo halusin dulu kali, Dik. Jangan langsung diembat," sahut Fathan heboh seperti biasa.

"Jadi, gimana rasanya? Enak kaga?" Gerry memajukan badannya antusias.

"Gue tadi bilang cuma tidur bareng. Bukan ena-ena. Otak lo pada sange semua ya? Heran gue." Dika bangkit dan menjatuhkan badannya ke kasur kesayangannya.

"Monyet banget lo emang. Gue uda mau mimpi basah gini, malah lo jatuhin. Jahat kamu mas," kata Fathan sambil mengerucutkan bibirnya.

"Tau dah! Si cumi emang suka gitu." Gerry juga ikut-ikutan mengerucutkan bibir sambil bersedekap dada.

"Muka lo berdua! Geli gue, nyet!" Kali ini yang bersuara adalah Daniel. Orang yang sedaritadi diam, kali ini buka suara untuk menegur kedua sahabatnya.

"Berisik lo, kolding!"

Dengan posisi terlentang, Dika hanya mendengar perdebatan ketiga sahabatnya itu. Tidak ingin ikut andil, ia hanya memilih memainkan ponselnya.

Pandangannya jatuh pada kolom percakapan dengan gadis yang bersamanya semalam. Senyuman terbit di bibir tipis Dika. Lalu tanpa rasa sungkan, dibukanya kolom percakapan itu dan mengetikkan sesuatu di sana.

Dika Andrean : Jalan-jalan yu?

"Noh 'kan! Liat dah si anjir. Senyum-senyum sendiri. Gue yakin dia uda kena karma deh, karena udah gagalin mimpi basah gue tadi. Jadi gila sendiri 'kan?" Fathan menatap kesal Dika. Lalu bangkit untuk keluar kamar itu.

"Mau ke mana, nyet?"

"Ngena!"

Hanya suara tawa yang terdengar dari kamar itu. Lalu pandangan Daniel dan Gerry beralih kepada Dika yang masih setia dengan senyumnya.

"Lo kenapa, peleh?" Tanya Daniel.

Tidak ada jawaban, selanjutnya Daniel dan Gerry hanya diam saja.

Fio galak : G

Dika Andrean : singkat amat mba

Fio galak : Y

Dika mendengus kesal, lalu melemparkan ponselnya ke samping bantal.

"Cabut yuk?"

"Ke mana?" Gerry bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari layar PS di hadapannya.

"Nonton?"

"Kayak banci, anjir! Jalan sama cowok ke mall gitu? Dikira maho kali," kata Daniel menampilkan ekpresi gelinya.

"Sekali-kali gapapa dong? Sekalian gue mau beli sesuatu. Kuy gak?" Dika sudah bangkit dari tidurnya.

DIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang