"Tas temen kamu ketinggalan tuh." Rizka menunjuk di mana letak tas Fio.
"Tas siapa, Ma?" Dika mengikuti arah tangan Rizka dan ia melihat sebuah tas berwarna abu-abu yang terdapat lambang Taekwondo di bagian tali sandangnya.
"Tadi Keenan ke sini bareng Fio, kamu kenal 'kan?" Rizka melirik anaknya itu kemudian ia berjalan ke arah dapur.
Dika kembali mengikuti ke mana Mamanya itu berjalan, "Fio yang muka datar itu bukan, Ma?" Dika mencoba memastikan bahwa Fio yang dimaksud Mamanya itu adalah orang yang menolongnya waktu itu.
"Hush, apa-apaan sih kamu! Fio anaknya baik kok, Mama jadi suka lihatnya," ucap Rizka.
Baik apaan?
Dika kembali mengingat saat Daniel menyuruhnya mengantarkan Fio pulang, hingga saat Dika dalam keadaan babak belur dan orang yang pertama kali menolongnya adalah Fio.
"Kamu anterin aja tasnya, ya?"
"Yaelah, Ma. Males banget." Dika menatap Mamanya dengan tampang memelas.
"Mungkin aja di dalam tas itu ada sesuatu yang penting 'kan?"
Dika hanya melengos dan tidak membalas ucapan Mamanya, ia kemudian menuju kamarnya untuk mengganti baju.
***
"Tas gue di mana ya?" gumam Fio sambil menepuk-nepuk lengan sebelah kiri Keenan ketika ia menyadari kalau tas sekolahnya tidak ada di punggungnya. Otomatis Keenan menghentikan mobilnya di tepi jalan. "Ya mana gue tau," balas Keenan sambil mengedikkan bahu.
Fio berusaha mengingat-ingat di mana terakhir kali ia meletakkan tas kesayangannya.
"Puter balik cepetan," ucapnya tanpa mengalihkan pandangan ke arah Keenan.
"Hah? Ke mana?"
"Rumah temen lo yang tadi." Sejujurnya Fio sangat malas untuk menyebutkan namanya.
Kemudian Keenan langsung menjalankan kendaraan beroda empat itu menuju rumah Dika.
***
Saat Dika ingin membuka pintu rumahnya, ia mendengar suara mesin mobil dari luar rumah kemudian ia melihat dari jendela yang berada di samping pintu, mobil Keenan berhenti tepat di depan pagar rumahnya.
Kena lo! HAHAHAHAHA.
Tidak tau apa yang ada di pikiran Dika saat ini, ia berlari menuju kamarnya dan memilih untuk menyembunyikan tas Fio di lemari pakaiannya.
Kemudian ia bergegas turun kembali dan segera membuka pintu rumah setelah ia mendengar berkali-kali bel rumah berbunyi.
"Loh, Ken. Ada apa?" tanya Dika dengan ekspresi tegang sekaligus menahan tawa.
"Tas temen gue ketinggalan di sini tadi, gue boleh ambil ke dalam 'kan?" Keenan melirik ke dalam rumah Dika.
"Tas yang mana? Emang tadi ada bawa tas?" Dika bertanya seolah-olah tidak tau apa yang terjadi.
"Ada. Ya elah, Dik. Banyak nanya lo," ucap Keenan sedikit terkekeh. Sementara Fio hanya menatap keduanya datar.
"Oh, yaudah. Masuk gih." Dika berjalan masuk, disusul Keenan dan Fio.
"Gue ke kamar bentar." ucap Dika lebih mengarah ke sebuah pertanyaan.
Hening.
Fio sibuk mencari di mana tasnya berada.
"Emang lo yakin di sini?" Keenan memastikan sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Yakin."
"Ya, mana tapi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKA
Ficção Adolescente"Kenapa gak sekalian lo buang aja tas gue?" Tanya Fio ketus. "Yeeeeh, masih mending gue balikin." Fio merampas tasnya dari tangan Dika. "Pergi!" "Kayaknya lo hobi banget ngusir orang ya?" Dika mengerutkan dahinya. "Kenapa lo sembunyiin tas gue?" Fio...