TIGA

5.5K 592 395
                                    

Ting! Tong!

Baru saja Fio ingin mengistirahatkan tubuhnya, kali ini harus tertunda karena ia mendengar bel rumahnya berbunyi. Dengan langkah malas, Fio bangkit dari kasurnya menuju pintu rumah.

"Hai," sapa Daniel yang saat ini tengah tersenyum kaku kepada Fio.

Fio membalas dengan cara menaikkan sebelah alisnya.

Daniel yang sudah mengerti maksud dari ekspresi Fio langsung berdehem. "Mau jemput elo, 'kan tadi di sekolah udah janji mau pergi latihan bareng," kata Daniel sumringah.

"Bentar."

Tanpa menyuruh tamunya itu untuk masuk, Fio meninggalkan Daniel yang masih mematung di depan pintu rumahnya untuk mengganti baju.

Setelah 5 menit berkutat untuk menyiapkan perlengkapan latihan, Fio turun untuk menemui Daniel.

"Ayo," ajak Fio.

Daniel hanya mengangguk, kemudian naik ke motor Ninja miliknya.

Tanpa disuruh, Fio naik ke motor Daniel. Daniel pun segera menjalankan motornya untuk pergi ke tempat latihan mereka.

***

"Curang lo ah! Males gue. Main sendiri aja lu sono!" kesal Gerry dengan melempar stik PS.

"Yeeee, si bahlul. Lagi pms lo ya? Gitu aja ngambek," balas Fathan.

"Bodo ah, gak peduli gue." Gerry bangkit dari duduknya menuju balkon kamar Dika.

"Si Gerry kenapa?" tanya Dika yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.

"Tau tuh," jawab Fathan sambil mengedikkan bahunya.

Malas mencampuri urusan kedua temannya, Dika memilih untuk berbaring di tempat tidur miliknya.

Drt. Drt.

Dika merasa ponselnya bergetar, ia segera mengambil benda pipih itu dari atas nakas dan memunculkan notifikasi pesan dari sahabatnya, Daniel.

Daniel Dirgantara : Woi, Dik.
Daniel Dirgantara : Dik
Daniel Dirgantara : Dikaaa
Daniel Dirgantara : Dikanj
Daniel Dirgantara : Dika anying :)

Dika Andrean : g usah nyampah nyet :)

Daniel Dirgantara : kamu sih, lama banget balasnya :(

Dika Andrean : jiji
Dika Andrean : mau ngapain?

Daniel Dirgantara : gue mau minta tolong nih, tadi gue juga udah ngechat si Patan sama si Gely, tapi gak ada yang di balas, hm.

Dika Andrean : kurang-kurangin alay lo, malu gue.

Daniel Dirgantara : jahad

Dika Andrean : mau minta tolong apaan?

Daniel Dirgantara : jemput gue dong, ban motor gue bocor, gue bawa cewe lagi :(

Dika Andrean : G

Daniel Dirgantara : pliss :( gue ada di tempat latihan nih

Dika Andrean : ada imbalan gak?

Daniel Dirgantara : Ada. Tenang aja lo, ntar gua kasih kaset PS terbaru deh

Dika Andrean : otw

Dika mengambil jaket dan kunci mobilnya yang berada di atas meja belajar.

"Mau kemana lo?" Heran Fathan.

"Ngapel," jawab Dika asal.

"Sok iye lu, bocah."

Kemudian Dika segera pergi untuk menjemput temannya, demi sebuah kaset PS terbaru.

***

Tin! Tin!

Suara klakson mobil menyadarkan Daniel dan Fio yang daritadi hanya saling berdiam diri.

Daniel mendongak melihat mobil Dika sudah berada dihadapannya.

"Heh, kutil," sapa Dika setelah ia keluar dari mobilnya.

"Fi, lo pulang bareng Dika gak pa-pa kan? Soalnya gue mau bawa motor gue ke bengkel dulu," tanya Daniel tanpa menggubris ucapan Dika sebelumnya.

"Gue nunggu lo aja."

"Lah, ini udah jam enam sore, ntar lo dicariin Bunda lo gimana?"

Fio hanya terdiam menanggapi ucapan Daniel.

"Mau kan?" ulang Daniel.

"Yaudah." Fio bangkit dari duduknya, kemudian segera masuk ke dalam mobil Dika.

"Eh tai banget, itu cewe main masuk aja," umpat Dika. "Siapa lo sih?" sambungnya.

"Gebetan dong." Daniel terkekeh mendengar jawabannya sendiri.

"Serah lo curut."

"Yaudah gih, anterin dia pulang. Btw, jangan apa-apain ye," canda Daniel.

"Gak sidu gue," ucap Dika. Lalu ia berbalik menuju mobilnya.

"Gak sudi woi!"

Dika hanya meresponnya dengan lambaian tangan dan segera masuk ke dalam mobilnya.

***
Haeee 😁

Gimana? Makin absurd?
Hmm.. sudah kudugong .-.

DIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang