"Minggir!"
Masih setia dengan posisi tangannya yang menghadang jalan Fio ketika melewati koridor sekolah. Dika tersenyum jahil dan kemudian tertawa keras.
"Muka lo kalo lagi kesel jadi makin jelek tau gak sih?" ucap Dika di sela-sela tawanya.
"Gak lucu," ketus Fio.
"Menurut gue lucu, gimana dong?" Dika meredakan tawanya.
Wajah Fio sudah memerah menahan kekesalannya. Dengan sekuat tenaga, ditendangnya tulang kering kaki Dika.
"Anjir! Sakit woi! Apa-apaan sih lo?" Dika meringis sambil memegang kakinya yang ditendang Fio barusan.
Fio tersenyum penuh kemenangan sambil berjalan meninggalkan Dika sendiri di koridor sekolah itu.
Tatapan tak menyangka yang dapat Dika tunjukkan, kemudian satu ide cemerlang muncul di otaknya.
"Aaaaaaa! Kaki gueeeeee! Sakit banget wooooi! Aaaaaaa! Siapapun tolong guee!" Teriak Dika sambil berguling-guling di lantai koridor yang sepi itu.
Dika melihat Fio berbalik arah menuju ke arahnya. Kemudian Dika semakin menambah volume teriakannya.
Bug!
Satu tendangan kembali mendarat di kaki Dika yang satunya lagi.
"Lo bisa diem?" Fio bertanya dengan ekspresi datarnya.
"Aaaaaa! Kaki gueeee! Tolooooong! Ada psikopat toloooong! Gue mau dibu--mmmhhh," teriakan Dika terhenti saat Fio membekap mulutnya.
"Mulut lo emang gak bisa diem?"
Dika menggeleng polos.
"Mau lo apasih?" Fio akhirnya melepas bekapan tangannya dari mulut Dika.
Kemudian Dika masih meringis sambil tetap berpura-pura kalau kakinya sakit.
"Kaki lo beneran sakit?"
"Iyalah! Lo nendangnya kuat banget, bege!" Dika menatap Fio yang tiba-tiba jongkok membelakanginya.
"Lo ngapain?" tanya Dika sambil menahan tawanya.
"Naik."
"Lo mau gendong gue?" Dika menatap Fio takjub.
"Naik."
"Seriusan? Dimana-mana cowok yang gendong cewek, lah ini malah cewek yang gen-" lagi-lagi ucapan Dika terputus.
"Naik."
"Oke," kata Dika senang. Kemudian dilingkarkannya tangannya ke leher Fio.
Dan lagi-lagi Dika berhasil mengerjai Fio.
Fio berdiri sambil menggendong Dika di punggungnya dan tentu saja membuat Dika semakin takjub melihat kekuatan Fio yang mampu menggendongnya.
"Selain ganteng, gue juga gak pernah nyusahin orang ya? Keren banget gak sih gue?" tanya Dika yang berhasil membuat Fio langsung melepas gendongannya.
"Duh! Pantat seksi gueee!" teriak Dika lagi.
"Mampus! Mati aja lo sekalian." Kali ini Fio benar-benar meninggalkan Dika tanpa peduli sedikitpun.
"Fio!" Dika langsung bangkit dari duduknya untuk mengejar Fio.
Fio tidak menghiraukannya sambil tetap berjalan menuju kelasnya yang sedaritadi tertunda karena Dika.
"Tunggu! Gue mau nanya sesuatu sama lo." Dika mencengkeram pergelangan tangan Fio.
Fio menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan tak suka sambil menatap Dika.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKA
Teen Fiction"Kenapa gak sekalian lo buang aja tas gue?" Tanya Fio ketus. "Yeeeeh, masih mending gue balikin." Fio merampas tasnya dari tangan Dika. "Pergi!" "Kayaknya lo hobi banget ngusir orang ya?" Dika mengerutkan dahinya. "Kenapa lo sembunyiin tas gue?" Fio...